This research aims to determine the diversity of infraspesific species of Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke in the western part of Lombok island. The analysis was made on the variation of wood morphology, wood anatomy, wood phytochemicals and agarwood from five local agarwood populations taken from the forest in the western part of the island of Lombok, West Nusa Tenggara Province. The results showed that there were five groups of agarwood, namely: G. versteegii Beringin, G. versteegii Buaya, G. versteegii Madu, G. versteegii Pantai and G. versteegii Soyun.
Lombok has four groups of Gyrinops versteegii i.e. Pantai, Buaya, Madu, and Beringin INTISARILombok memiliki empat grup Gyrinops versteegii yang merupakan penghasil gaharu, yaitu grup Pantai, Buaya, Madu, dan Beringin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karyotipe dan jumlah kromosom empat grup G. versteegii yang bermanfaat dalam taksonomi dan program pemuliaan. Dalam penelitian ini pembuatan preparat kromosom ujung akar menggunakan metode squash. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah semua grup G.versteegii memiliki jumlah kromosom yang sama (n = 9) dan bentuk kromosom yang sama, yaitu berbentuk metasentrik dan memiliki pola karyotipe yang sama (2n = 18m). Ukuran kromosom setiap grup bervariasi, yaitu grup Pantai memiliki ukuran yang paling panjang yaitu 0,53 µm dari ketiga grup yang lain: Buaya (0,27 µm), Madu (0,21 µm), dan Beringin (0,18 µm). KATA KUNCI
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bambu, membuat kunci identifikasi, deskripsi, membuat dendogram hubungan kekerabatan antar jenis bambu, peta persebaran bambu di Daerah Aliran Sungai Tiupupus Lombok Utara dan persebaran jenis-jenis bambu pada tiap ketinggian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode jelajah, yakni kolektor menjelajahi Daerah Aliran Sungai untuk mengoleksi semua jenis bambu yang ada di sepanjang sungai utama (6.576 meter), 50 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai. Hasil penelitian didapatkan 9 jenis dan 1 varietas yang termasuk ke dalam anggota dari 5 marga yaitu
Desa Mambalan merupakan desa tertua yang ada di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Pada daerah tersebut, terdapat sebuah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang memproduksi kerupuk tepung terigu yang dikenal dengan “Kerupuk Mambal”. UMKM tersebut mengalami kelumpuhan, setelah bencana gempa bumi melanda pulau Lombok, dan mengakibatkan area bangunan tempat pembuatan kerupuk runtuh serta fasilitasnya tertimbun oleh reruntuhan bangunan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Mambalan tersebut adalah mengembangkan UMKM kerupuk Mambal sebagai wujud ekonomi kreatif pasca gempa tepatnya di dusun Mambalan desa Mambalan kecamatan Gunungsari kabupaten Lombok Barat. Pengembangan UMKM tersebut dilakuan dengan cara membuat varian cita rasa kerupuk. Varian cita rasa yang ditambahkan adalah ekstrak daun bayam (Amaranthus hybridus L.), ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.), ekstrak wortel (Daucus carota L.), dan daging ikan tongkol (Euthynnus affinis). Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam pengembangan UMKM Kerupuk Mambal adalah cita rasa baru pada produksi kerupuk yakni cita rasa daun kelor, daun bayam, buah wortel, dan daging ikan tongkol. Berdasarkan minat konsumen terhadap produk varian rasa yang dihasilkan, varian yang paling laku serta yang kurang laku terjual secara berurutan yaitu kerupuk mambal varian rasa kelor dan varian rasa ikan tongkol.
New observations of radial sieve tubes in the secondary xylem of two genera and four species of agarwood — Aquilaria sinensis, A. crasna, A. malaccensis and Gyrinops versteeghii (Thymelaeaceae) — are presented in this study. The earliest radial sieve tubes in Gyrinops are formed in the secondary xylem adjacent to the pith. The radial sieve tubes originate from the vascular cambium and develop in both uniseriate and multiseriate ray tissue. In addition to sieve plates in lateral and end walls, scattered or clustered minute sieve pores are localized in the lateral wall of radial sieve tubes. There is a direct connection between radial sieve tubes in ray tissue and axial sieve tubes in interxylary phloem strands (IP), such as (i) connection by bending of radial sieve tube strands, (ii) connection of two IP strands by an oblique bridge, and (iii) connection of two IP strands at a right angle. The average number of radial sieve tubes and interxylary phloem was found to be 1.7 per mm3 and 9.1 per mm2 in the secondary xylem. Considering the higher frequency of radial sieve tubes with the increasing thickness of the secondary xylem, the direct connections between radial and axial sieve tubes could play a significant role in assisting the translocation of metabolites in Aquilaria and Gyrinops.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.