Land surface phenology derived from satellite data provides insights into vegetation responses to climate change. This method has overcome laborious and time-consuming manual ground observation methods. In this study, we assessed the influence of climate on phenological metrics of rubber (Hevea brasiliensis) in South Sumatra, Indonesia, between 2010 and 2019. We modelled rubber growth through the normalised difference vegetation index (NDVI), using eight-day surface reflectance images at 250 m spatial resolution, sourced from NASA’s Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) Terra and Aqua satellites. The asymmetric Gaussian (AG) smoothing function was applied on the model in TIMESAT to extract three phenological metrics for each growing season: start of season (SOS), end of season (EOS), and length of season (LOS). We then analysed the effect of rainfall and temperature, which revealed that fluctuations in SOS and EOS are highly related to disturbances such as extreme rainfall and elevated temperature. Additionally, we observed inter-annual variations of SOS and EOS associated with rubber tree age and clonal variability within plantations. The 10-year monthly climate data showed a significant downward and upward trend for rainfall and temperature data, respectively. Temperature was identified as a significant factor modulating rubber phenology, where an increase in temperature of 1 °C advanced SOS by ~25 days and EOS by ~14 days. These results demonstrate the capability of remote sensing observations to monitor the effects of climate change on rubber phenology. This information can be used to improve rubber management by helping to identify critical timing for implementation of agronomic interventions.
Karet merupakan komoditi yang penting dan sumber pendapatan petani bagi Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya produksi karet di Indonesia karena adanya gangguan berbagai penyakit. Akhir-akhir ini, salah satu penyakit karet yang menjadi oubreak di pertanaman karet Indoensia yaitu penyakit gugur daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penyakit gugur daun yang saat ini oubreak di Indonesia, mengisolasi serta mengkarakterisasi patogen penyebabnya. Hasil pengamatan dilapangan menujukkan gejala penyakit mengakibatkan pengguguran daun secara terus menerus hingga 75-90%, kanopi menjadi tipis dan produksi turun hingga 25 – 45% (Data Balai Penelitian Sembawa Bulan mei-juni 2018), Pengukuran intensitas penyakit berdasarkan kategori dari International Rubber Research and Development Board (IRRDB). Penyakit ini menyerang semua klon dan semua stadia tanaman baik di pembibitan, kebun entres, tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Berdasarkan hasil secara morfologi terlihat bahwa patogen ini adalah Pestalotiopsis sp dan diperoleh 2 gejala hasil postulat koch.
Penyakit gugur daun Pestalotiopsis (PGDP mengalami outbreak dengan luas serangan di Indonesia mencapai 382.000 ha pada tahun 2019. Akibatnya, penurunan produksi karet lebih dari 30%. Hingga saat ini, cara yang efektif untuk pengendalian penyakit ini belum dilaporkan. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan meningkatkan sistem pertahanan tanaman dan menekan jumlah inokulum di perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk dan fungsida terhadap kerapatan tajuk dan penambahan produksi pada klon GT 1 yang terserang PGDP. Dibandingkan kontrol, pemupukan 100 % dosis rekomendasi meningkatkan kerapatan tajuk 4% dengan kenaikan produksi 3 g/p/s. Pemberian ekstra 25% Nitrogen dan ekstra Kalium dapat memicu kerapatan tajuk berturut-turut 5% dan 6% dengan kenaikan produksi 5 dan 6 g/p/s. Kerapatan tajuk terbukti meningkat baik dengan penyemprotan fungisida di gawangan maupun pengasapan pada daun muda masing-masing 9%, dan diiringi kenaikan produksi berturut-turut 5 g/p/s. Kombinasi aplikasi pupuk ektra 25% N, K dan fungisida pada gawangan dan fogging memberikan kerapatan tajuk 9% dan kenaikan produksi 10 g/p/s. Pemupukan berperan dalam meningkatkan tajuk dan produksi. Aplikasi fungisida di gawangan dan fogging dapat mempertahankan tajuk lebih baik.
White root disease caused by AbstrakPenyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus merupakan salah satu penyakit penting di perkebunan karet karena mengakibatkan kerugian yang cukup berarti. Mulai tahun 2003, Balai Penelitian S e m b a w a t e l a h m e m p e r o l e h s u a t u pengendalian alternatif yang murah, mudah didapat dan diterapkan di perkebunan rakyat yaitu pemanfaatan tumbuhan antagonis. Tumbuhan antagonis adalah suatu tumbuhan dari alam sekitar yang mempunyai kemampuan untuk menekan atau menghambat perkembangan penyakit a k a r p u t i h . T u m b u h a n a n t a g o n i s memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan jamur akar putih dalam tanah. Faktor utama yang berpengaruh secara langsung adalah eksudat akar yang bersifat antibiotik, sedangkan faktor sekunder yang berpengaruh secara tidak langsung adalah sifat biokimia-fisik tanah. Dari 12 tumbuhan antagonis yang telah diuji di lapangan, lidah mertua (Sanseviera trifasciata Prain) merupakan tanaman yang paling efektif dalam mengendalikan jamur akar putih karena tanaman tersebut lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ektrim dan adanya zat anti mikroba pada tumbuhan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi jamur dan bakteri yang terdapat di rizosfer tanaman lidah mertua secara laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat terdapat suatu interaksi 11 jenis bakteri dan 7 jenis jamur yang diperoleh dari rizosfer lidah mertua. Dari 11 isolat bakteri tersebut, 4 diantaranya tergolong bakteri gram positif dan 7 tergolong bakteri gram negatif, kemudian
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.