Karet merupakan komoditi yang penting dan sumber pendapatan petani bagi Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya produksi karet di Indonesia karena adanya gangguan berbagai penyakit. Akhir-akhir ini, salah satu penyakit karet yang menjadi oubreak di pertanaman karet Indoensia yaitu penyakit gugur daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penyakit gugur daun yang saat ini oubreak di Indonesia, mengisolasi serta mengkarakterisasi patogen penyebabnya. Hasil pengamatan dilapangan menujukkan gejala penyakit mengakibatkan pengguguran daun secara terus menerus hingga 75-90%, kanopi menjadi tipis dan produksi turun hingga 25 – 45% (Data Balai Penelitian Sembawa Bulan mei-juni 2018), Pengukuran intensitas penyakit berdasarkan kategori dari International Rubber Research and Development Board (IRRDB). Penyakit ini menyerang semua klon dan semua stadia tanaman baik di pembibitan, kebun entres, tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Berdasarkan hasil secara morfologi terlihat bahwa patogen ini adalah Pestalotiopsis sp dan diperoleh 2 gejala hasil postulat koch.
The (IRR 100, IRR 104, IRR 105, IRR 107, IRR 109, IRR 110, IRR 111 , IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 120) 00%, IRR 100, IRR 104, IRR 105, IRR 110, IRR 111, IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 120
Fenomena gugur daun sekunder dialami kebun-kebun di wilayah Sumatera pada tahun 2017. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab fenomena gugur daun berulang serta dampaknya terhadap produksi. Data diperoleh melalui survei lapangan, pengamatan di laboratorium serta analisis data curah hujan dan produksi bertujuan dari 35 titik pengamatan pada areal tanaman menghasilkan dari 20 kebun di wilayah Sumatera Utara yang dilaksanakan bulan September – Oktober 2017. Curah hujan yang tinggi pada bulan Maret diduga menjadi pemicu serangan penyakit gugur daun secara luas karena pada periode ini tanaman sedang membentuk daun baru. Colletotrichum dan Fusicoccum merupakan penyakit yang dominan yang dijumpai, sedangkan Oidium ditemukan dalam skala kecil. Klon PB 260 merupakan klon yang paling banyak mengalami serangan. Serangan juga dijumpai pada klon PB 330, PB 340, RRIM 712, RRIM 911, dan RRIM 937. Penurunan produksi sebesar 1,3% dijumpai pada serangan Colletotrichum dan 2,7% akibat Fusicoccum. Penurunan produksi tertinggi terjadi pada PB 330 (14,4%) kemudian disusul berturut-turut pada klon klon BPM 1 (14,0%), PB 340 (10,8%), RRIM 712 (9,9%), dan RRIM 937 (1,5%). Teknis pencegahan dan penanggulangan serangan penyakit gugur daun mendesak untuk disosialisasikan kepada pekebun. Di samping itu, penelitian mengenai spesies dan ras baru patogen gugur daun perlu dilakukan terutama Fusicoccum mengingat penyakit ini tergolong baru di Indonesia dan belum banyak terpublikasi.
Penyakit gugur daun utama pada tanaman karet di Indonesia disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides, Oidium heveae dan Corynespora cassiicola. Penggunaan klon resisten merupakan metode pengendalian yang efektif dan efisien karena kemampuan tanaman menghambat atau menahan gangguan penyakit tanpa menggunakan fungisida. Rendahnya kerusakan tanaman pada klon resisten adalah sebagai akibat penurunan populasi awal patogen dan laju infeksi patogen. Penelitian dilakukan di kebun Sungei Baleh, PT. Bakrie Sumatera Plantation, Deli Serdang, Sumatera Utara, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan dua belas perlakuan terdiri dari IRR 100, IRR 104, IRR 105, IRR 107, IRR 109, IRR 110, IRR 111, IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 120 dan RRIC 100 sebagai pembanding (kontrol). Pengamatan intensitas serangan penyakit gugur daun di lapangan dilakukan dengan menentukan secara acak 10 pohon contoh/klon dan dari setiap pohon diambil 10 tangkai daun atau 30 helai daun dari dua sisi yang berlawanan diantara gawangan tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui resistensi klon IRR seri 100 terhadap tiga patogen utama penyakit gugur pada berbagai tingkat umur tanaman. Hasil penelitian menunjukkan intensitas serangan C. gloesporioides, O. heveae dan C. cassiicola berbeda nyata diantara klon karet IRR seri 100 yang diuji. Intensitas serangan C. gloesporioides berkisar antara 23,55-30,99% sehingga semua klon yang diuji termasuk dalam kategori agak resisten. Intensitas serangan O. heveae antara 13,98-18,66%, klon IRR 100, IRR 104 dan IRR 109 tergolong resisten sedangkan klon lainnya agak resisten. Intensitas serangan C. cassiicola berkisar 0,00-74,00%, klon IRR 100, IRR 104, IRR 105, IRR 110, IRR 111, IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 120 tergolong resisten sedangkan IRR 107 moderat dan IRR 109 rentan. Dari seluruh klon IRR seri 100 yang diuji, IRR 100 dan IRR 104 memiliki ketahanan yang baik terhadap ketiga patogen penyebab penyakit gugur daun pada karet dengan tingkat resistensi tergolong agak resisten terhadap C. gloesporioides dan resisten terhadap O. Heveae dan C. cassiicola. Diterima : 8 November 2014; Direvisi : 9 Januari 2015; Disetujui : 16 April 2015 How to Cite : Dalimunthe, C. I., Fairuzah, Z., & Daslin, A. (2015). Ketahanan lapangan tanaman karet klon IRR seri 100 terhadap tiga patogen penting penyakit gugur daun. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 35-46. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/169
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.