INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi sagu kukus (Metroxylon Spp) dan tepung keong mas (Pomacea Spp) sebagai sumber energi dalam ransum itik untuk mengganti jagung kuning terhadap penampilan itik jantan Alabio, Mojosari dan hasil persilangannya. Seratus sembilan puluh dua ekor anak itik jantan dari tiga bangsa yang berumur 7 hari ditempatkan dalam 48 unit kandang (4 ekor/kandang). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial dengan faktor pertama adalah bangsa itik Alabio, Mojosari, dan Raja sedang faktor kedua adalah 4 perlakuan pakan masing-masing R 0 (kontro/100% pakan basal), R 1 (pakan basal + 13% sagu kukus dan 2% tepung keong mas ), R 2 (pakan basal + 26% sagu kukus dan 4% tepung keong mas), dan R 3 (pakan basal + 39% sagu kukus dan 6% tepung keong mas), masing-masing perlakuan diulang empat kali. Variabel yang diamati adalah penampilan itik yang meliputi berat badan, kenaikan berat badan, konsumsi pakan dan konversi pakan, berat karkas dan persentase karkas, dan persentase lemak abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek bangsa memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap berat badan, kenaikan berat badan, dan konversi pakan, sedangkan efek pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan, berat badan, dan kenaikan berat badan akhir. Disimpulkan bahwa kombinasi sagu kukus dengan tepung keong mas sebesar 45% dapat mengganti kebutuhan jagung kuning sebagai sumber energi dalam pakan tanpa mempengaruhi penampilan itik jantan umur 1-8 minggu. Itik jantan hasil persilangan lebih baik dari itik jantan Alabio dan Mojosari karena lebih efisien mengubah pakan menjadi daging sehingga menghasilkan berat badan yang lebih tinggi.(Kata kunci: Sagu kukus, Tepung keong mas, Itik jantan, Performan)
ABSTRACT
The aim of the experiment was to find out the effects of steaming sago (Metroxylon Spp) and golden snail meal (Pomacea Spp) combination for yellow corn substitution, on the performance of male Alabio, Mojosari, and their cross (MA). One hundred and ninety two young male ducks from the three breeds of 7 day old were assigned in 48 units of pens (4 ducks/pen). The experimental design was Completely Randomized Design with factorial (3x4) the first factor was duck breeds (a) consisted of three duck breeds
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna bulu yang berbeda terhadap keragaman morfologi itik Magelang dan keragaman genetik menggunakan analisis PCR-RFLP daerah D-loop DNA mitokondria (mtDNA) pada populasi itik Magelang dan itik lokal lainnya (itik Tegal, Mojosari, Bali dan Alabio) di Indonesia. Materi penelitian terdiri atas itik Magelang sebanyak 50 ekor dan itik lokal lainnya masing-masing 20 ekor yang diambil sampel darahnya. Karakteristik morfologi ukuran tubuh, kemampuan produksi maupun kualitas telur itik Magelang dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan sebelas macam warna bulu yang berbeda sebagai perlakuan. Teknik PCR digunakan untuk mengamplifikasi fragmen pada daerah D-loop mtDNA dan produk PCR didigesti dengan menggunakan enzim restriksi endonuklease AluI and HaeIII. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa secara statistik keragaman morfologi pada populasi itik Magelang dipengaruhi oleh perbedaan warna bulu. Analisis PCR-RFLP menggunakan enzim restriksi AluI and HaeIII berhasil memperoleh enam kombinasi pola restriksi fragmen, sehingga dihasilkan enam haplotipe (A, B, C, D, E and F). Perbedaan haplotipe tersebut menunjukkan adanya keragaman genetik pada populasi itik Magelang dan itik lokal lainnya. Disimpulkan bahwa perbedaan warna bulu mempengaruhi keragaman morfologi pada populasi itik Magelang dan keragaman genetik populasi itik lokal di Indonesia dapat diidentifikasi menggunakan analisis PCR-RFLP pada daerah D-loop mt DNA.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.