Masyarakat maju akan cenderung memiliki pengeluaran non-makanan yang lebih tinggi daripada pengeluaran untuk makanan, seperti untuk pendidikan, kesehatan, dan hiburan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan strategi penanggulangan masyarakat miskin di Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan: (1) Tingkat kemiskinan di Jawa Barat berada di bawah tingkat kemiskinan nasional yaitu 11,27% sedangkan tingkat kemiskinan Nasional 13,33%. (2) Dibanding dengan Provinsi lain yang penduduknya tertinggi di Indonesia (Jawa Timur dan Jawa Tengah) persentase penduduk miskin di Jawa Barat lebih rendah, (3) Penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2007 sebesar 13,55%, tahun 2010 sebesar 11,27% atau dalam waktu 3 tahun terjadi penurunan penduduk miskin sebesar 2,27% atau berkurang sebanyak 687.000 orang. (4) Rata-rata pengeluaran per kapita, penduduk Jawa Barat perbulan pada tahun 2011 sebesar Rp 561.837, dengan porsi penggunaan untuk makanan 51,77%, dan nonmakanan 48,23%, kondisi ini menunjukkan masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Implikasi dari hasil analisi ini adalah; (1) Penanggulangan kemiskinan difokuskan pada upaya menumbuhkan budaya ekonomi produktif, (2) Perlu pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan, sehingga program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Kata kunci: kemiskinan, pengeluaran non-pangan, strategi, kesejahteraan.
Keberadaan kawasan lindung, khususnya hutan menjadi perhatian baik tingkat regional maupun internasional, selain disebabkan hutan lindung mempunyai fungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup tetapi juga memunyai fungsi pengendali yang menjadi pusat perhatian masyarakat internasional. Kondisi kawasan lindung di Jawa Barat saat ini cukup meprihatinkan dengan laju kerusakan hutan 23.341 ha -33.951 ha ABSTRACT ABSTRAKThe research was conducted at Kramatwangi village, Garut Regency, West Java by using survey method. The Respondent were farmers who grow cropsat protected forest land. The used variables were (1) Community motivation to own land in protected forest (tenure), (2) Economic problem around the forest, (3) the number of forestry security officers, (4) intra-sector interests. The data was analyzed by linear regression. The results showed that area cultivated in protection forest is determined by economic pressure around the protected forest. Community motivation to own land in protedted forest (tenure), the number of forest security officer, the interests between sectors have no significant effect of West Java province should provide economic activity and employment that can increase the income of communities around the protected forest to prevent encroacher in the protected forest. Keyword: Protection forest, forest encroachersPenelitian dilaksanakan di Desa Kramatwangi Kecamatan Ciurupan Kabupaten Garut Jawa Barat dengan menggunakan metoda survey. Responden penelitian ini adalah petani penggarap lahan hutan lindung, variabel yang diperhitungkan meliputi; (1) Motivasi masyarakat untuk memiliki lahan di hutan lindung (tenurial), (2) tekanan ekonomi masyarakat di sekitar hutan, (3) jumlah petugas pengamanan kehutanan, (4) kepentingan antar sektor. Data di analisis dengan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan luas garapan di hutan lindung ditentukan oleh tekanan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar hutan lindung. (2) Motivasi masyarakat untuk memiliki lahan, minimnya jumlah petugas keamanan hutan, kepentingan antar sektor tidak berpengaruh nyata terhadap luas garapan perambah hutan. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus berupa penyediaan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan lindung untuk mencegah perambah hutan lindung.
Pengembangan komoditas padi sawah yang berorientasi agribisnis seharusnya didukung oleh alat dan mesin pertanian antara lain traktor moda dua. Kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat penggunaan, keragaan dan kelayakan penggunaan traktor roda dua di lahan padi sawah di Jawa Barat. Kajian ini juga bertujuan untuk membuat pendekatan pengembangan traktor roda dua di Jawa Barat berdasarkan kenyataan di lapangan dan kebijakan pemerintah. Kajian ini dilaksanakan melalui metode Pemahaman Pedesaan Partisipatif dan survey terstruk-tur. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ketersediaan traktor relatif memadai dengan tingkat partisipasi rumah tangga pengguna di musim hujan dan kemarau masing-masing 96 % dan 97 %. Usaha jasa traktor layak diusahakan karena mem-berikan nilai Revenue-Cost Rasio 1,36 dan Pay Back Period 2,74 per tahun dan titik Impas 30,77 ha/tahun. Pada penelitian ini, beberapa masalah sosial, budaya dan teknis dalam pengembangan traktor roda dua pada padi sawah di Jawa Barat telah diinventarisasi.
AbstrakPenelitian apresiasi petani terhadap teknologi dan penyuluhan pertanian dalam peningkatan produksi padi telah dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Mei 2012 di 10 kabupaten sentra produksi padi di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dengan metoda survey dengan total responden 120 petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apresiasi petani terhadap teknologi dan penyuluhan dalam meningkatkan produksi padi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Teknologi yang berperan penting dalam peningkatan produksi padi adalah: (a) teknologi peningkatan kesuburan lahan, (b) teknologi meminimalkan kehilangan hasil panen, dan (c) varietas unggul baru. (2) Teknologi yang diapresiasi tinggi kinerjanya oleh petani adalah; varietas unggul baru, dan peningkatan kesuburan lahan, sedangkan teknologi kehilangan hasil panen diapresiasi kurang, sehingga ketiga teknologi tersebut merupakan faktor yang sangat berperan dalam peningkatan produksi padi. (3) Prequensi kehadiran penyuluh mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan produksi padi, tetapi kinerjanya diapresiasi rendah. Implikasi hasil penelitian ini adalah: (a) Diperlukan kebijakan Pemerintah Daerah melaui Peraturan Daerah untuk meningkatkan kesuburan lahan melalui pemanfaatan jerami, dan kebijakan penambahan jumlah serta fasilitas penyuluh pertanian. (b) Penyediaan varietas unggul baru melalui pengembangan dan pembinaan penangkar benih serta meningkatkan peranan Balai Benih Padi Jawa Barat, dan (c) meminimalkan kehilangan hasil panen melalui penerapan kelembagaan jasa panen dan penerapan Power Tresherr. Kata Kunci: teknologi, penyuluhan pertanian. Abstract Study of farmers appreciation on technology and agricultural extension for increasing rice production has been carried out in January to May 2012 in ten rice producers districts in West Java. Research conducted by survey method with a total of 120 farmer respondents. The objective of the study were to identify and implement agricultural extension technology that can increase rice production. The results of this study showed: (1) The important to increase rice production in West Java includes: (a) soil fertility, technology increased, (b) minimize in lost crops technology, (c) new varieties. (2) The technology was mostly appreciated by farmer was new high yield varieties and soil fertility improvement technology, while minimizely yield lost tehnology otherwise. It was thesefore,both tehnologies is on consider as importantce in increasing rice yield.(3) outreach activities that have an important role in increasing rice
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.