Pewarnaan Hematoksilin Eosin bertujuan untuk memberi kemudahan dalam pembacaan sediaan jaringan. Dalam tahapan pewarnaan Hematoksilin Eosin salah satunya menggunakan xylolpada proses deparafinisasi menghilangkan parafin dari jaringan dan proses clearing untuk menjernihkan jaringan sebelum dilakukan mounting. Xylol diketahui sebagai larutan bersifat non polar yang memiliki banyak kegunaan namun memiliki efek toksisitas bagi kesehatan. Mineral Oil menjadi salah satu alternatif bahan potensial pengganti xylol untuk deparafinisasi dan clearing karena memiliki sifat non polar sama dengan xylol. Tujuan penelitian untuk mengetahui suhu mineral oil yang paling baik terhadap kulitas sediaan jaringan ginjal marmut. Jenis penelitian adalah deskriptif. Sampel berasal dari ginjal marmut jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses deparafinisasi dan clearing menggunakan xylol didapat 100% kualitas jaringan dengan hasil baik, pada mineral oil tanpa pemanasan dengan suhu ruang 0% hasil kurang baik, pada mineral oil dengan pemanasan suhu 50⁰C 100% hasil baik. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa penggunakan mineral oil dengan pemanasan lebih baik dan hampir sama dengan kontrol.
<p>Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi membran ZSM-5 dengan penyangga kasa jenis 304 ukuran 200 dan 400 mesh dan jenis kasa AISI 316 ukuran 180 mesh. Tujuan penelitian ini adalah mensintesis membran ZSM-5 dengan penyangga kasa jenis 304 ukuran 200 dan 400 mesh dan jenis kasa AISI 316 ukuran 180 mesh dan mengkarakterisasi membran ZSM-5 hasil sintesis. Sintesis membran dilakukan dengan cara melapiskan prekursor ZSM-5 (<em>coating)</em> pada penyangga kasa yang telah diberi perlakuan dan dipanaskan pada suhu 90 °C selama 4 hari. Selanjutnya, membran yang dihasilkan dikarakterisasi engan metoda <em>X-ray diffraction</em> (XRD), <em>scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy</em> (SEM-EDS) dan <em>Fourier-transform infrared</em> (FTIR). Hasil citra SEM-EDS menunjukkan bahwa ukuran membran ZSM-5 yang semakin besar, menghasilkan jumlah lubang atau pori semakin banyak dengan luasan pori yang semakin kecil. Pola difraksi XRD menunjukkan bahwa membran yang dihasilkan mempunyai intensitas tertinggi pada 2 8º dan 23º yang merupakan karakteristik dari ZSM-5. Hasil spektra FTIR menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 450 cm<sup>-</sup><sup>1</sup>yang merupakan ciri khas membran ZSM-5.</p><p class="Text"><strong>Characterization of ZSM-5 Membranes Synthesized by Variation of Support Types and Sizes.</strong> Synthesis and characterization of ZSM-5 membrane were carried out with 304 type 200 and 400 mesh gauze supports and 180 mesh AISI 316 gauze types. The purpose of this study was to synthesize ZSM-5 membrane with 304 type 200 and 400 mesh gauze support and AISI 316 type 180 mesh size 180 mesh and characterize the synthesized ZSM-5 membrane. Membrane synthesis was carried out by coating the pre-treated gauze support with the ZSM-5 precursor and was heated at 90 °C for 4 days. Furthermore, the resulting membrane was characterized by X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS) dan Fourier-transform infrared (FTIR). The SEM-EDX analysis shows that the increasing of ZSM-5 membrane size allowed pores number to increase with smaller pore surface area. The X-ray Diffraction pattern (XRD) shows that the resulting membrane has the highest intensity at 2 of 8º and 23º as the characteristics of ZSM-5. The FTIR spectra results show absorption at wavenumbers 450 cm<sup>-1</sup> which is a characteristic of ZSM-5 membranes.</p>
Kualitas pewarnaan Diff-Quick bergantung pada beberapa faktor diantaranya adalah metode fiksasi yaitu fiksasi kering dan fiksasi basah. Kedua metode tersebut memiliki kekurangannya masing-masing, fiksasi kering dapat menyebabkan pecahnya sel sedangkan fiksasi basah lebih memakan waktu dan biaya dalam pengerjaannya, namun fiksasi kering lebih sering digunakan karena lebih cepat dan murah. Tujuan penelitian untuk membandingkan hasil pewarnaan Diff-Quick sediaan sitologi yang difiksasi dengan metode fiksasi kering dan metode fiksasi basah. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Sampel diperoleh dari RS K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang berjumlah 36 sediaan yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok fiksasi kering, dan kelompok fiksasi basah. Ketiga kelompok tersebut diwarnai dengan Diff-Quick. Pewarnaan sediaan fiksasi kering memberikan hasil 4 sediaan kurang baik, 5 sediaan baik, dan 3 sediaan sangat baik sedangkan pewarnaan sediaan fiksasi basah memberikan hasil 0 sediaan kurang baik, 8 sediaan baik, dan 4 sediaan sangat baik. Hal ini menunjukkan hasil pewarnaan sediaan yang difiksasi basah memiliki kualitas yang cenderung lebih baik dan lebih konsisten dibanding hasil pewarnaan sediaan fiksasi kering. Meskipun secara statistik melalui uji Post-Hoc menunjukkan tidak ada perbedaan, kualitas pewarnaan Diff-Quick sediaan sitologi yang difiksasi dengan metode fiksasi basah lebih baik dari pada fiksasi kering.
Latar belakang: Infeksi kecacingan termasuk salah satu penyakit yang diabaikan. Kasusnya masih tinggi di berbagai wilayah. Jenis cacing yang sering menginfeksi dan paling potensial memberikan dampak klinis adalah cacing tambang baik Ancylostoma spp maupun Necator americanus. Tujuan: untuk mengetahui kejadian infeksi cacing tambang pada pekerja pemetik daun teh. Metode: Studi cross-sectional dilakukan pada seluruh pekerja pemetik daun teh di PT Medini Kabupaten Kendal. Teknik wawancara untuk mengukur variabel perilaku hidup bersih dan sehat didukung pengujian laboratorium terhadap specimen feses untuk melihat adanya infeksi cacing tambang. Hasil: Sebanyak 4 orang positif terinfeksi cacing tambang dari 28 orang pekerja (14,29%). Perilaku hidup bersih dan sehat responden selama bekerja di perkebunan sebagian besar termasuk kategori buruk (96,43%). Sebagian rumah responden masih berlantai tanah.Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian infeksi cacing tambang pada para pekerja pemetik daun teh. Kesimpulan: Masih ada potensi penularan infeksi cacing tambang pada para pekerja pemetik daun teh. Walaupun tidak ada hubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat namun tatus yang buruk seyogyanya tetap menjadi perhatian untuk ditingkatkan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.