Berbagai upaya dilakukan untuk membendung laju perceraian di Indonesia. Salah satunya adalah dengan pendidikan keluarga melalui pelaksanaan kursus calon pengantin. Di Kota Kediri, kegiatan ini dilaksanakan oleh pihak Bimas Islam Kementerian Agama bersama KUA dan BP4. Pelaksanaan kegiatan ini membuka peluang bagi civitas akademisi hukum keluarga islam untuk berpartisipasi sebagai narasumber. Civitas akademisi Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Kediri antusias memanfaatkan peluang tersebut sebagai bentuk aksi nyata dalam upaya membendung angka perceraian sekaligus menjadi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bekerjasama dengan Bimas Islam Kementerian Agama Kota Kediri. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah participatory action research. Peserta yang terlibat aktif dalam kegiatan ini sebanyak 26 calon pengantin yang sudah terdaftar di KUA Kota Kediri. Sebelum mengikuti kursus calon pengantin, hanya 31 % peserta merasa sudah memiliki gambaran mengenai hal-hal apa saja yang dipersiapkan dalam berumah tangga. Namun setelah mengikuti kursus calon pengantin ini, terdapat 92% peserta merasa sudah memiliki pengetahuan, pemahaman, dan gambaran keterampilan yang harus dikuasai dalam kehidupan pernikahan. Hasil pelaksanaan kursus calon pengantin ini mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan gambaran keterampilan para calon pengantin dalam mengarungi kehidupan rumah tangga nantinya dan diharapkan bisa dimanfaatkan dalam mewujudkan keluarga sakinah.
One of the social phenomena that occurs in Indonesia is the prohibition of traditional Javanese marriages from ngalor-ngulon. Ngalor-ngulon marriage is a prohibition for the people in Mlilir Village to conduct marriages in the direction of the groom's house to the bride ngalor-ngulon, meaning that a man is not allowed to marry a woman whose house is north to west and vice versa. This tradition is unique and full of meaning, especially in terms of people's beliefs about the law, which according to researchers is called newmena. Because of this uniqueness, this study aims to determine the factors that influence community beliefs and views of the people of Mlilir Village on the prohibition of Javanese traditional marriages in Muslim communities from the Perspective of Talcott Parsons' Structural Functionalism Theory. This research is a field research, namely research with data collection carried out from field activities. Data was collected by observing for one month and interviews with twelve respondents in written and oral form. The results of the study revealed that the factors that caused the community to maintain the prohibition of ngalor-ngulon marriage in Mlilir Village were the hereditary community beliefs, the majority of the people of Mlilir Village rarely opposed it, because this prohibition had been carried out long ago and is still being carried out until now. Analysis of the structural functionalism theory of the prohibition of marriage ngalor-ngulon Javanese custom In Muslim society, in reality the values, cultural norms, ideas or legal rules that apply are not fully able to answer the social needs of the community. So that individuals in the system must try to manage and overcome them with various alternatives to connect and adapt one part to another.
Meski terdapat hukuman pidana terhadap pelaku kekerasan, nyatanya angka kekerasan tetap tinggi. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat pelakunya adalah orang terdekat yang seharusnya bisa memberikan perlindungan, kenyamanan, dan kebahagian kepada anggota keluarga yang lainya. Oleh karena itu, Tim Pengabdi memilih salah satu alternatif upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga yaitu melaksanakan kegiatan edukasi Stop KDRT sebagai salah satu upaya untuk membangun support social bagi para keluarga, khususnya keluarga yang rentan terpapar KDRT. Kegiatan Pengabdian Edukasi Stop KDRT ini berbasis digital melalui media sosial Instagram dengan metode participatory action research. Adapun hasil pengabdian ini adalah postingan yang berupa poster edukasi mendapatkan beberapa respon dari pengguna aktif sosial media Instagram. Respon yang ada bisa dimaknai sebagai hasil yang diperoleh individu yang telah menerima informasi. Respon-respon yang ada dapat dikategorikan dalam respon pemahaman, respon emosi, dan respon perilaku.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.