AbstrakArgumen matematis siswa tingkat dasar hingga sekolah menengah sering sulit dikaitkan dengan pembuktian matematis formal. Model Argumen Toulmin menawarkan suatu pendekatan untuk menganalisis argumen yang sangat berbeda dengan pendekatan logika formal. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur argumentasi siswa kelas VIIIB MTsN 1 Kediri ketika menyelesaikan masalah kovariasi berdasarkan teori argumentasi Toulmin. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa subjek belum memiliki struktur argumen yang lengkap. Secara umum subjek membangun argumen secara induktif. Peran "backing" menjadi esensial ketika argumen subjek didukung oleh contoh-contoh kasus yang mengantarkan pada suatu kesimpulan, sementara "qualifier" dan "rebuttal" tidak muncul pada struktur argumen mereka.
PENDAHULUANPenalaran merupakan aspek penting dalam belajar matematika. Bernalar secara matematis adalah suatu kebiasaan berpikir, dan seperti halnya semua kebiasaan, penalaran harus dibangun melalui penggunaan yang konsisten dalam
Representasi matematis memiliki peran penting dalam proses pemahaman konsep, penyampaian gagasan, mengoneksikan antar ide matematis, serta memodelkan masalah situasi nyata. Masalah situasi nyata yang melibatkan penyelesaian matematis antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan kejadian dinamis yaitu perubahan nilai-nilai pada variabel seperti kecepatan dan laju. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada kecenderungan perbedaan cara belajar antar individu dengan gaya kognitif field dependent dan field independent. Selain itu, juga ditemukan perbedaan performa akademik antara laki-laki dan perempuan, meskipun tidak semua penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Artikel ini mendeskripsikan bentuk representasi visual yang ditunjukkan oleh masing-masing subjek ketika memodelkan suatu kejadian dinamis terkait dengan perubahan nilai-nilai variabel. Analisis data penelitian dilakukan melalui metode kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari empat mahasiswa dengan kombinasi gaya kognitif dan jenis kelamin yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek laki-laki dengan gaya field independent memiliki kecenderungan lebih kuat untuk menggunakan bantuan representasi nonkonvensional sebelum menyatakannya dalam representasi yang lebih konvensional berupa grafik.
Students’ difficulty in calculus can be related to their ability in covariational reasoning in school or college. Reasoning process involves high-level cognition. Nevertheless, the relationship between cognitive style and covariational reasoning has not been investigated more specifically. Cognitive style in this study was characterized by field-dependent and field-independent category. This paper describes the covariational reasoning process of field-dependent and field-independent students while constructing the graph of dynamic events. Students’ cognitive style data obtained through the Group Embedded Figures Test (GEFT), while the covariational reasoning data obtained through the covariational problem test and verified by several interviews. The results showed that there was no significant consistent difference between field-dependent and field-independent students in their covariational reasoning level, but there were differences in students’ way of reacting to the context of the problems. Field-dependent subjects exhibited their mental action inconsistently when they faced a new problem that more complex than before. This finding indicated that we need to set the problem to make it an effective stimulus in developing student’s covariational reasoning ability.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas pembelajaran dan refleksi mahasiswa terhadap meta-isu dalam matakuliah Sejarah Matematika dengan tugas proyek di Program Studi Matematika Unipdu Jombang. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester ke-3 Tahun Akademik 2014/2015 yang sedang mengikuti matakuliah sejarah matematika di Program Studi Matematika Unipdu Jombang. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Aktivitas dalam pembelajaran Sejarah Matematika dengan tugas proyek pada mahasiswa Program Studi S1 Matematika Unipdu Jombang yaitu meliputi mengkaji literatur, menulis hasil kajian literatur dan mempresentasikannya, memilih topik proyek, menghasilkan produk, dan mempresentasikan produk. Hambatan pada pembelajaran yaitu kurang optimalnya aktivitas mengkaji literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan refleksi terhadap meta-isu, tingkat interdisipliner mahasiswa yaitu pada crossdisciplinarity merujuk pada taksonomi Jantsch.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.