Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui habitus-habitus masyarakat Krapyak Kidul terkait tradisi lopis raksasa. Tradisi ini rutin dihelat setiap tahun pada tanggal 8 Syawal atau tujuh hari setelah Idulfitri di Krapyak Kidul, Kota Pekalongan. Penelitian tergolong deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan strukturalisme genetik Pierre Bourdieu. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap narasumber yang direkam dengan gawai untuk nantinya data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diambil dengan teknik simak dan catat. Data yang terkumpul akan dibedah berdasarkan konsep habitus dalam strukturalisme genetik Pierre Bourdieu. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain: (1) Habitus persaudaraan, tradisi lopis raksasa memiliki semangat persaudaraan untuk merekatkan masyarakat; (2) Habitus kompak, tradisi lopis raksasa merupakan media untuk mengompakkan masyarakat yang heterogen; (3) Habitus religius, tradisi lopis raksasa tidak dapat dipisahkan dari nilai keagamaan; (4) Habitus berbagi, tradisi lopis raksasa mengajarkan untuk berbagi pada sesama; (5) Habitus gotong royong, pembuatan lopis raksasa melalui proses yang panjang dan dilakukan bersama-sama; (6) Habitus kerja keras, eksistensi tradisi lopis raksasa tidak lepas dari usaha dan kerja keras masyarakat dalam melestarikan tradisi ini; dan (7) Habitus berdagang, tradisi lopis raksasa mampu menaikkan perekonomian masyarakat dengan adanya kesempatan untuk berdagang.Kata kunci: tradisi, lopis raksasa, syawalan
The giant lopis tradition ceremony in Pekalongan is the one of cultural events called syawalan which the event is interested by local and foreign people. The problem of this study is how lopis can attract wider community. This research is descriptive qualitative research with data collection techniques using observations, interviews, and literature reviews. The collected data are the fact of field collecting and information about spiritual values in Pekalongan giant lopis tradition. It during the process of making giant lopis which the makers are advised to purify themselves first, then the manufacturing process begins with reading basmalah, continued with selawat during making lopis, and ended with hamdalah. The spiritual values attached to lopis symbolize interreligious harmony, human relation with other relatives, and relationship with God. However, it in the process of cutting giant lopis are sincerity and a form of submission to God. Thus, it is the values that attract an attention of visitors both local and foreign, in addition to the large lopis shape.
Lagu merupakan salah satu sarana pembelajaran pada anak usia dini. Saat ini lagu dapat diakses melalui internet. Sebuah lagu dikategorikan sebagai karya sastra karena bermula dari sajak atau puisi yang diiringi musik. Maka, lagu yang dapat diakses dalam bentuk digital dapat disebut sebagai sastra siber. Penelitian ini membahas pengenalan konsep ketuhanan pada anak usia dini dengan menganalisis lagu berjudul Nanti Tuhan Marah karya Iksan Skuter. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui bagaimana peran lagu dan pentingnya bimbingan oleh orang tua dalam mengenalkan konsep suatu ajaran yang dalam hal ini konsep ketuhanan serta menjelaskan arti kandungan dalam lagu. Adapun hasil penelitian ini yaitu pengenalan konsep ketuhanan pada anak usia dini melalui lagu tersebut memang rumit. Perlu bimbingan orang tua, mengingat pada usia dini, anak-anak sedang aktifnya bertanya dan kritis sekali. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa apa yang diperoleh anak pada usia dini turut mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak di masa mendatang.
Syair (Islamic hymn) is one form of oral literature which, in general, has a certain place in the cultural pattern of society. The current situation of the COVID-19 pandemic has had a major impact on various aspects of human life. This pandemic has a global and personal impact, one of which is the impact on human psychology. Salawat Thibbil Qulub is a salawat that contains a prayer addressed to Allah SWT. Several interviews with mosque congregation reciting Islamic hymns in Surakarta have revealed that Thibbil Qulub is one of the most frequently recited types of Islamic hymns. On the basis of this phenomenon, we look into a number of underlying assumptions about the verses in Thibbil Qulub whose role are providing peace of mind for muslims in the midst of a pandemic situation. This study uses descriptive qualitative method to investigate and describe the meaning of the verses of “Thibbil Qulub”. This study employs Riffaterre's semiotic approach for the textual analysis of the verses. The findings lead to the conclusion that the verses of Thibbil Qulub are indeed full of divine values and a relevant means of restoring or maintaining inner peace for muslims in the midst of the COVID-19 pandemic.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.