Vocational education purpose is to produce ready-to-work graduates who have the relevant skills for current job employment. Entering the industrial revolution era 4.0 there were massive changes in various industries and workers' ability needs. This article intends to examine the implications of the industrial revolution 4.0 era for vocational education curriculum. Based on the study of various sources and business practices, it is necessary to develop vocational education curriculum that are in accordance with the era of industrial revolution 4.0 and relevant to answering the needs of new skills, such as the ability to create and manage coding, big data, and artificial intelligence. The vocational curriculum needs to apply blended learning, which integrates face-to-face and online learning, so as to more effectively build graduates' abilities and skills. The curriculum also needs to contain mastery of 4.0 competencies such as data literacy, technology literacy and human literacy. In order for the vocational education curriculum to have a broad impact, the government, educational institutions, industries must work together to revitalize the approach and content of the vocational education curriculum. Teachers must also be able to implement good learning to produce optimal graduate performance. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang menghasilkan lulusan siap kerja yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. Memasuki era revolusi indusri 4.0 terjadi perubahan yang masif pada perbagai industri dan kebutuhan kemampuan pekerja. Artikel ini bermaksud mengkaji implikasi era revolusi industri 4.0 bagi kurikulum pendidikan vokasi. Berdasarkan kajian berbagai sumber dan praktek bisnis, diperlukan pengembangan kurikulum pendidikan vokasi yang sesuai dengan era revolusi industri 4.0 dan relevan menjawab kebutuhan keterampilan baru, seperti kemampuan membuat dan mengelola coding, big data, dan artificial intelligence. Kurikulum vokasi perlu menerapkan pembelajaran blended learning, yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan online, supaya lebih efektif membangun kemampuan dan ketrampilan lulusan. Kurikulum juga perlu memuat penguasaan kompetensi 4.0 seperti literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Agar kurikulum pendidikan vokasi menghasilkan dampak yang luas, pemerintah, lembaga pendidikan, industri harus bersinergi untuk merevitalisasi pendekatan dan isi kurikulum pendidikan vokasi. Pengajar juga harus dapat menyelenggarakan pembelajaran yang baik untuk menghasilkan kinerja optimal lulusan.
Vocational education purpose is to produce ready-to-work graduates who have the relevant skills for current job employment. Entering the industrial revolution era 4.0 there were massive changes in various industries and workers' ability needs. This article intends to examine the implications of the industrial revolution 4.0 era for vocational education curriculum. Based on the study of various sources and business practices, it is necessary to develop vocational education curriculum that are in accordance with the era of industrial revolution 4.0 and relevant to answering the needs of new skills, such as the ability to create and manage coding, big data, and artificial intelligence. The vocational curriculum needs to apply blended learning, which integrates face-to-face and online learning, so as to more effectively build graduates' abilities and skills. The curriculum also needs to contain mastery of 4.0 competencies such as data literacy, technology literacy and human literacy. In order for the vocational education curriculum to have a broad impact, the government, educational institutions, industries must work together to revitalize the approach and content of the vocational education curriculum. Teachers must also be able to implement good learning to produce optimal graduate performance. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang menghasilkan lulusan siap kerja yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. Memasuki era revolusi indusri 4.0 terjadi perubahan yang masif pada perbagai industri dan kebutuhan kemampuan pekerja. Artikel ini bermaksud mengkaji implikasi era revolusi industri 4.0 bagi kurikulum pendidikan vokasi. Berdasarkan kajian berbagai sumber dan praktek bisnis, diperlukan pengembangan kurikulum pendidikan vokasi yang sesuai dengan era revolusi industri 4.0 dan relevan menjawab kebutuhan keterampilan baru, seperti kemampuan membuat dan mengelola coding, big data, dan artificial intelligence. Kurikulum vokasi perlu menerapkan pembelajaran blended learning, yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan online, supaya lebih efektif membangun kemampuan dan ketrampilan lulusan. Kurikulum juga perlu memuat penguasaan kompetensi 4.0 seperti literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Agar kurikulum pendidikan vokasi menghasilkan dampak yang luas, pemerintah, lembaga pendidikan, industri harus bersinergi untuk merevitalisasi pendekatan dan isi kurikulum pendidikan vokasi. Pengajar juga harus dapat menyelenggarakan pembelajaran yang baik untuk menghasilkan kinerja optimal lulusan.
Belajar secara online dapat menggunakan platform e-learning, konten e-learning haruslah ideal dan sesuai sehingga diperlukan evaluasi penggunaan konten e-learning. Namun gap yang terjadi, konten e-learning belum pernah dievaluasi di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP). Permasalahan yang dialami dosen tidak menggunakan konten secara maksimal, hanya menggunakan konten upload materi, sedangkan konten yang terkait cara penyajian materi, metode pembelajaran dalam penggunaan e-learning dan konten lainnya tidak digunakan. Tujuan penelitian untuk melakukan perbaikan-perbaikan implementasi e-learning di lingkungan UNP. Metode yang digunakan mixed method dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif, model evaluasi CIPP, pengumpulan data menggunakan kuisioner. Berdasarkan temuan disimpulkan bahwa hasil evaluasi CIPP; 1) Context seperti Prinsip, Tujuan, Lingkungan, Kebutuhan. 2). Input seperti Format penyampaian e-learning, Sumberdaya manusia (SDM), Antarmuka E-learning yang Ramah Pengguna dan kualitas layanan. 3) kategori produk yakni Kompetensi Dosen. 4). Kategori proses Interaksi dosen, Metode mengajar. Hasil dari survie diperoleh pada Contexs memiliki rata-rata 77,23, untuk Input rata-rata sebesar 93,99, kemudian pada proses rata-rata 69,73, dan produk 68,25. Sehingga dapat memberikan rekomendasi perbaikan evaluasi implementasie-learning dengan mempertimbangan aspek proses dibagian interaksi, pada aspek produk tentang penilaian hasil belajar, pada aspek input ternyata nilainya tergolong sangat baik, maka dimensi komponen konteks perlu ditingkatkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.