ABSTRAKKemiskinan adalah salah satu masalah yang menjadi pusat perhatian di negara manapun. Kemiskinan disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu tingkat investasi yang masih dibawah standar, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengeluaran pemerintah yang penyerapannya belum efektif pada program-program yang produktif dalam rangka pengentasan kemiskinan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kemiskinan masih menjadi perbincangan yang serius dimasyarakat, karena kita lihat bahwa masih banyak masyarakat miskin di Indonesia khususnya di Gorontalo, ditandai oleh banyaknya masyarakat masih kekurangan bahan makanan dan banyaknya masyarakat yang masih sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dan banyaknya pengangguran, ini menandakan bahwa kemiskinan di Gorontalo masih perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Investasi, pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan kemiskinan satu sama lain saling terkait. Sulit bagi pemerintah menciptakan lapangan kerja baru tanpa pertumbuhan ekonomi tinggi. Sama sulitnya menciptakan lapangan kerja bagi penduduk miskin (masyarakat lokal) jika pertumbuhan ekonomi hamya ditopang kegiatan produksi dan membutuhkan tenaga kerja luaran pendidikan tinggi. Pengeluaran pemerintah sendiri merupakan alat intervensi pemerintah terhadap perekonomian yang dianggap paling efektif. Selama ini tingkat efektifitas pengeluaran pemerintah dapat diukur melalui seberapa besar pertumbuhan ekonomi dicapai. Dalam perkembangannya alat indikator ini tidak saja berdasar pertumbuhan ekonomi tetapi juga melibatkan seberapa tinggi tingkat kemiskinan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh investasi, pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kemiskinan di Gorontalo. Data yang digunakan adalah data sekunder dimana menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian, investasi memiliki pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Gorontalo, sementara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kemisikinan di Gorontalo.Kata kunci : Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Kemiskinan
ABSTRAK Tenaga kerja adalah salah satu dari faktor produksi yang penting, karena produktivitas dari faktor produksi lain bergantung pada produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan produksi. Menurut Todaro (2006) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas SDM akibat rendahnya pendidikan. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalann jasa yang telah maupun yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan varibel X1 jumlah penduduk, X2 tingkat pendidikan, X3 tingkat upah dan Y penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan didapat bahwa secara parsial variabel jumlah penduduk dan tingkat upah tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan variabel tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Kemudian secara simultan variabel jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Manado. Kata Kunci: Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja ABSTRACT Labor is one of the important production factors, because the productivity of other production factors depends on the productivity of labor in producing production. According to Todaro (2006) population growth and growth of the Work Force (AK) are traditionally considered as one of the positive factors that spur economic growth. In addition, almost all developing countries face the problem of quality and quantity of human resources due to low education. Wages are revenues as compensation for services that have been or will be done. The purpose of this study was to determine the effect of population, education level and wage level on employment absorption. The data analysis method used in this study is multiple linear regression analysis with X1 variable population, X2 education level, X3 wage level and Y labor absorption. Based on the results of the research data analysis and discussion, it was found that partially the population number and wage level did not influence labor absorption, while the education level variable had an effect on employment absorption. Then simultaneously the variable population, education level and wage level have a significant effect on employment in Manado City. Keyword: Population, Education Level, Wage Level, Labor Absorption
ABSTRAKSektor tranportasi merupakan salah satu komponen utama dalam peningkatan arus perekonomian, baik untuk memaksimalkan potensi daerah yang selama ini dimiliki namun juga untuk membuka sektor-sektor ekonomi baru yang berujung pada peningkatan perekonomian sebuah daerah.Guna memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki maupun membuka potensi-potensi perekonomian yang baru maka peran serta pemerintah dalam mengatur alokasi belanjanya perlu untuk lebih dimaksimalkan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh belanja pemerintah dalam bentuk belanja langsung dan belanja tidak langsung mempengaruhi peningkatan sub-sektor transportasi.Penelitian ini menggunakan Ordinary least square dengan metode regresi berganda, dari hasil penelitian didapatkan hasil r square sebesar 96,7. Dengan hasil ini maka dapat terlihat pengaruh belanja pemerintah terhadap peningkatan sub-sektor transportasi hampir mencapai angka 97 persen, yang artinya hanya tersisa 3 persen tingkat pengaruh variabel lain. Kata kunci : Belanja Langsung (BL), Belanja Tidak Langsung (BTL), Otonomi, Transportasi ABSTRACT Transport sector is one of the main components to increase the flow of the economy, to maximize the potential of the area that had been held, but also to open up new economic sectors which resulted in an increase in the economy of a region. In order to utilize the potential that may or unlock the potential of the new economy, the role of government in regulating the allocation of spending needs to be maximized. To see how much influence government spending in the form of direct expenditure and indirect expenditure affect the improvement of the transport sub-sector. This study using the Ordinary least squares multiple regression method, the result showed the the r-square of 96.7. With that, it can be seen the effect of government spending to increase transport sub-sector almost reached 97 percent, which means that only the remaining 3 percent the level of influence of other variables. Keywords: Direct Expenditure, Indirect Expenditure, Autonomy, Transportation
ANALISIS KONTRIBUSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) TERHADAP STRUKTUR PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA Victoria Natali Makalew, Vecky A.J. Masinambouw, Een N. WalewangkoEkonomi Pembangunan – Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sam ratulangi ABSTRAKSektor industri dianggap mampu untuk mendongkrak sektor-sektor lainnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah untuk itulah diperlukan Kawasan Ekonomi Khusus Bitung dengan core business Industri pengolahan perikanan, industri pengolahan kelapa ,industri farmasi dan logistik yang dipercaya dapat menarik investasi serta membuka lapangan pekerjaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengukur peranan Kawasan Ekonomi Khusus Bitung dalam Kontribusi khususnya Sektor industri pada Perekonomian Sulawesi Utara. Dalam penelitian ini digunakan Metode Deskriptif Proyeksi untuk melakukan perhitungan berapa kontribusi dari nilai tambah yang akan didapat dengan adanya KEK terhadap indutri kecil, menengah dan besar dengan kajian finansial dari fisibility study awal pembentukan KEK dan Metode Analisa Korelasi untuk membahas seberapa kuat hubungan dan apakah terdapat perbedaan antara adanya KEK dengan tidak adanya KEK terhadap sektor industri untuk perubahan struktur perekonomian provinsi Sulawesi Utara dengan data primer yang diperoleh dari hasil interview dan data sekunder yang diambil dari BPS, dan Kajian Finansial dari Studi Kelayakan Awal pendirian Kawasan Ekonomi Kota Bitung juga metode penelitian pustaka. Dari hasil analisis menunjukkan korelasi industri menengah yang tertinggi untuk ke tiga skenario yang ada (Moderat, Optimis dan Pesimis). Ini berarti bahwa pengembangan industri menengah Kawasan Ekonomi Khusus Bitung memberikan multiplier efek bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Bitung, terutama pada peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan kontribusi industri menegah pada Struktur Ekonomi pembentuk PDRB. Kata Kunci : Sektor Industri, Struktur Ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ABSTRACTThe industrial sector is considered able to boost other sectors in c promoting economic growth of a region that is required for Special Economic Zones with core business in Bitung fishery processing industry, oil processing industry, pharmaceutical industry and logistics that are believed to attract investment and create jobs .The purpose of this study was to measure the role of Special Economic Zones Contributions city of Bitung in particular the industrial sector in North Sulawesi's economy. This study used a descriptive method Projections for calculating the contribution of added value to be gained by the KEK to the industries of small, medium and large with a financial review of Visibility study the early formation of KEK and Correlation Analysis Method to discuss how strong the relationship and whether there is a difference among their KEK in the absence of the industrial sector to change the economic structure of North Sulawesi province with primary data obtained from interviews and secondary data drawn from the CPM and Financial Assessment of Feasibility study Preliminary Economic Zones establishment of Bitung also library research methods. The analysis showed that the highest correlation medium industries for the three scenarios exist (Moderate, Optimistic and Pessimistic). This means that the development of secondary industries Special Economic Zone Bitung provide a multiplier effect for economic growth in the province of North Sulawesi and Bitung, especially on increasing employment, increase the industry's contribution to the Economic Structure-forming medium PDRB. Keywords: Industrial Sector, Economic Structure, Gross Domestic Product, Special Economic Zones (SEZs)
ABSTRAK Kota Manado merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Utara yang jumlah penduduknya terbesar yang berjumlah 427.906 jiwa dari jumlah penduduk Sulwesi Utara berjumlah 2.436.921 jiwa pada tahun 2016 (merurut BPS SULUT). Sebagai Kota yang berkembang, Kota Manado memiliki dinamika pembangunan yang dinamis. Masalah kemiskinan di perkotaan khususnya Kota Manado merupakan salah satu masalah sosial yang di hadapi hingga kini oleh pemerintah namun sulit untuk terpecahkan bahkan nyaris mustahil dapat diselesaikan hanya dalam waktu satu-dua atau bahkan dalam masa kepemimpinan pemerintah lima tahun anggaran. Kemiskinan bukanlah hanya persoalan kurangnya penghasilan yang diperoleh keluarga miskin akan tetapi banyak kasus kemiskinan juga berkaitan erat dengan persoalan kerentanan, kerawanan pangan, dan ketidakberdayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inflasi dan belanja pemerintah terhadap kemiskinan di Kota Manado. Untuk menganalisis pengaruh inflasi dan belanja pemerintah terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Kota Manado. Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis jalur (Path Analsys). Hasil yang didapat inflasi dan belanja pemerintah berpengaruh negatif akan tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi. inflasi dan belanja pemerintah berpengaruh negatif akan tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap kemiskinan. Kata Kunci : Inflasi, Belanja Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan ABSTRACT Manado City is the capital of North Sulawesi Province with the largest population of 427,906 people from North Sulawesi with 2,436,921 inhabitants by 2016 (SUMSTITED BPS SULUT). As a thriving city, Manado City has dynamic dynamics of development. The problem of urban poverty, especially Manado City, is one of the social problems faced up to now by the government but is difficult to solve and is almost impossible to complete in just one or two years or even within the five-year government's leadership period. Poverty is not just a lack of income for poor families but many cases of poverty are also closely related to issues of vulnerability, food insecurity, and powerlessness. The purpose of this study was to analyze the effect of inflation and government spending on poverty in Manado City. To analyze the effect of inflation and government spending on poverty through economic growth in Manado City. To analyze the effect of economic growth on poverty in Manado City. The analysis technique is path analysis (Path Analsys). The inflation and government expenditure outcomes have a negative but not statistically significant effect on economic growth. inflation and government spending have a negative but not statistically significant effect on poverty. Economic growth has a positive but not statistically significant effect on poverty. Keywords: Inflation, Government Expenditure, Economic Growth and Poverty
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.