La tuberculosis pulmonar (TB pulmonar) es una enfermedad infecciosa común en el mundo, incluso en Indonesia. Se transmite muy fácilmente a través de las salpicaduras de esputo. Fomenta el desarrollo de intervenciones para controlar la transmisión de la TB, como la educación sanitaria estructurada. El objetivo de este estudio fueron determinar el efecto de la intervención de educación sanitaria estructurada sobre el comportamiento preventivo de la tuberculosis pulmonar en la regencia de Bogor, Indonesia. Este estudio utilizó un diseño cuasiexperimental con diseño previo y posterior a la prueba, que involucró a 82 miembros adultos de la comunidad de edad que se dividieron en grupos de intervención y control. El muestreo aleatorio en varias etapas se utilizó para determinar el área de investigación, mientras que el sujeto de investigación se seleccionó mediante muestreo aleatorio simple. Los resultados mostraron que la educación estructurada afecta significativamente el conocimiento (valor de p = 0,000), la actitud (valor de p = 0,000) y la prevención de habilidades de transmisión de TB pulmonar (valor de p = 0,000). La salud estructurada podría aplicarse como una alternativa de intervención de enfermería comunitaria que se puede administrar a las personas en riesgo de TB pulmonar. Pulmonary Tuberculosis (pulmonary TB) is a common infectious disease in the world, including in Indonesia. It is very easily transmitted through sputum splashes. It encourages development of interventions in order to control the transmission of TB, such as structured health education. The aims of this study were to determine the effect of structured health education intervention on the prevention behavior of pulmonary TB in Bogor regency, Indonesia. This study used quasi-experimental design with pre- and post-test design, involving 82 adults age community member who were devided into intervention and control group. The study was conducted in districts with high TB prevalence selected by purposive sampling, while the research subject was selected using simple random sampling. The results showed that structured education significantly affects knowledge (p value = 0,000), attitude (p value = 0,000), and skill prevention of pulmonary TB transmission (p value = 0,000). Structured health could applied as an alternative choice of community nursing interventions that can be given to people at risk of pulmonary TB.
ABSTRAK Pendahuluan: Hipertensi disebut sebagai "silent killer" artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hanya melalui pengukuranlah deteksi dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo, Padang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada masyarakat usia > 18 tahun di wilayah Kerja Puskemas Nanggalo dengan sampel sebanyak 438 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi di masyarakat Wilayah Kerja Nanggalo tahun 2019 sebesar 13,7 yang terdiri dari 10,7% hipertensi stage 1 dan 3% hipertensi stage 2. Sedangkan 19,2% responden sudah memasuki tahap pra hipertensi. Responden paling banyak pada usia produktif yaitu pada rentang usia 18-50 tahun; responden antara laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama; sebagian besar memiliki status gizi (IMT) normal (64,2%), sebagian besar responden beraktivitas fisik secara rutin (77,9%); sebagian besar responden tidak merokok (61%); dan konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan rendah lemak jenuh hampir sama. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara usia, berat badan (IMT) dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Serta tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan makan makanan berlemak jenuh dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran responden terhadap faktor-faktor risiko hipertensi. Kata kunci: Faktor risiko, hipertensi, prevalensi. ABSTRACT Introduction: Hypertension is called the "silent killer" which means it can cause death silently. Therefore, detection can only be done through measurement. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the risk factors that influence hypertension in the working area of the Nanggalo Community Health Center, Padang. Methods: This study used an analytic survey method with a cross sectional approach. The research was conducted on people aged> 18 years in the working area of Puskemas Nanggalo with 438 respondents as a sample. Result: The results showed that the proportion of hypertension in Nanggalo Work Area was 13.7 consisting of 10.7% stage 1 hypertension and 3% stage 2 hypertension. While 19.2% of respondents had entered the pre hypertension stage. Most respondents are in productive age, namely in the age range 18-50 years; the number of respondents between men and women is almost the same; most of them had normal nutritional status (BMI) (64.2%), most of the respondents had regular physical activity (77.9%); most of the respondents do not smoke (61%); and consumption of foods high in saturated fat and low in saturated fat is about the same. Conclusion: There is a significant relationship between age, body weight (BMI) and physical activity with the incidence of hypertension. And there is no significant relationship between gender, smoking habits, and eating saturated fatty foods with the incidence of hypertension. The results of this study are expected to be able to increase respondents' awareness of risk factors for hypertension. Keywords: Hypertension, prevalence, risk factor
Latar Belakang: Stigma masyarakat merupakan salah satu penghalang keberhasilan pengendalian TB paru. Stigma masyarakat muncul akibat kesalahpahaman masyarakat mengenai TB paru dan penularannya. Hal ini mendorong tenaga kesehatanuntuk mengembangkan intervensi guna menurunkan kesalahpahaman dan pada akhirnya akan menurunkan stigma masyarakat, salah satunya adalah edukasi kesehatan terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi edukasi kesehatan terstruktur terhadap stigma masyarakat pada klien TB paru di kabupaten Bogor, Indonesia. Metode: Desain penelitian kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group. Penelitian dilakukan 41 responden untuk masing-masing kelompok. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling untuk memilih wilayah dengan jumlah kasus tertinggi dan responden dipilih dengan simple random sampling. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa edukasi terstruktur secara signifikan menurunkan stigma masyarakat (p value = 0,0005). Kesimpulan: Edukasi kesehatan terstruktur menurunkan stigma masyarakat. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan alternatif pilihan intervensi keperawatan komunitas yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk mengurangi stigma pada klien TB paru.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.