Perairan pesisir Kabupaten Sinjai memiliki ekosistem wilayah pesisir yang masih relatif baik dengan luas masing-masing yaitu mangrove 720 ha, padang lamun 860 ha, terumbu karang 6.700 ha . Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang mempunyai manfaat ganda yang meliputi: ekologi, ekonomi, sosial budaya dan jasa-jasa lingkungan, sehingga perlu upaya konservasi untuk menyelamatkan sistem rantai kehidupan organisme pesisir, upaya mencapai harus memperhatikan aspek kesesuaian dan daya dukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian dan menghitung daya dukung kawasan ekowisata mangrove. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2018 dengan pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan data sekunder melalui studi pustaka. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dan Daya Dukung Kawasan (DDK). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kawasan mangrove Tongke-tongke termasuk dalam kategori sesuai (S2) untuk dikembangkan sebagai ekowisata mangrove dengan nilai Indeks Kesesuaian sebesar 74,36 % dan Daya Dukung Kawasan (DDK) hutan mangrove Tongke-tongke untuk wisata menunjukkan bahwa jumlah maksimal pengunjung yang dapat ditampung pada hutan mangrove Tongke-tongke sebanyak 485 orang, dengan waktu operasional kawasan wisata selama 8 jam kerja per hari.
Latar BelakangDiabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik menahun yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai komplikasi. Data World Health Organization tahun 2019, DM menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian dan 48% dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi di usia 70 tahun. Data International Diebetes Federation (IDF) pada tahun 2021, Indonesia menjadi negara terbesar kelima penderita DM dengan jumlah sekitar 19,64 juta dan meningkat sekiatr 81,8 % dibandingkan pada tahun 2019. Salah satu komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes melitus adalah ulkus diabetik. Perawatan ulkus diabetik memerlukan waktu yang cukup lama. Pencucian luka yang tepat menjadi faktor penting dalam penyembuhan luka. Infusa daun sirih merah dapat digunakan sebagai cairan untuk mencuci luka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pencucian luka menggunakan infusa daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan ulkus diabetic. MetodeJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode quasi –experiment one group pre post test. Desain penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini dilakukan September-November 2017 di Perawat Praktek Mandiri (PPM) Semarang yang terdiri dari 10 responden. HasilHasil uji diperoleh p-value 0,024 (<0,05) artinya ada pengaruh pemberian infusa daun sirih merah lebih efektif dalam penyembuhan luka. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat dalam melakukan pencucian luka ulkus diabetik dapat menggunakan infusa daun sirih merah 40%. Kesimpulan Terdapat pengaruh pencucian luka menggunakan infusa daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik dengan p-value 0,024 (<0,05).
Jumlah lansia di kota Makassar baik yang tergolong terlantar dan hampir terlantar berdasarkan data pemerintah setempat saat ini semakin meningkat. Untuk itu diperlukan perhatian dan penanganan yang serius dari berbagai pihak. Salah satu kebutuhan utama lansia adalah sarana tempat bernaung yakni panti sosial tresna werdha. Permasalahan yang umum pada lansia di daerah perkotaan adalah kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, serta tidak adanya sanak saudara yang mendampingi dan memberikan bantuan perekonomian. Tujuan dari desain panti werdha ini ialah sebagai salah satu bentuk solusi untuk menjawab kebutuhan para manusia usia lanjut, yakni selain sebagai tempat hunian, juga mewadahi beberapa fasilitas yang sangat dibutuhkan seperti fasilitas kesehatan yang dapat memantau kesehatan mental dan fisik para lanjut usia mengingat mereka mengalami kemunduran dalam kesehatan juga fasilitas sosial lainnya. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah deskriptif kualitatif yang selanjutnya dilakukan eksplorasi dalam bentuk desain grafis sehingga didapatkan visualisasi sebuah panti sosial yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan dan perilaku penghuninya. Kata kunci : Panti Sosial; Tresna Werdha; Lanjut Usia Abstract_ The number of elderly in the city of Makassar is currently increasing, neither of which belongs to the displaced and almost abandoned. For it, is necessary required serious attention and handling of various parties as a means needs of places workhouses. A common problem in the elderly in urban areas was poverty, abandoned, disability, as well as the absence of relatives who accompany and help the economy. The purpose of The Werdha Parlors is to accommodate the elderly man with providing some of the facilities needed. In addition to residential facilities, also provided other support facilities such as health facilities that monitor the mental and physical health of the elderly considering their decline in health. The methods used in this research: with a descriptive qualitative. From these results then conducted exploration in the form of graphic design so obtained the design of a social parlors are comfortable and appropriate to the needs of its inhabitants.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.