Aktivitas kegempaan di daerah Jailolo meningkat tajam pada bulan November sampai Desember 2015, dimana terjadi fenomena gempabumi swarm pada rentang waktu tersebut. BMKG pusat Jakarta mencatat 96 gempabumi dengan magnitude antara 2,5 sampai 4,8. Sedangkan stasiun geofisika BMKG wilayah Ternate mencatat 1185 gempabumi dengan magnitude 1,1 sampai 5,1 menggunakan single station. Sejumlah 33 gempabumi dirasakan dengan intensitas antara dua sampai dengan empat MMI dengan beberapa kerusakan pada rumah warga dan sarana umum. Relokasi gempabumi dilakukan menggunakan data BMKG pusat dengan metode MJHD. Relokasi gempabumi bertujuan untuk meningkatkan akurasi gempabumi yang terjadi dengan lebih baik. Penghitungan b-value di daerah Jailolo menggunakan data gempabumi single station dari stasiun geofisika Ternate dilakukan untuk mengetahui distribusi dan karakteristik bvalue di daerah tersebut. Hasil relokasi gempabumi menunjukkan gempabumi swarm yang terjadi terkonsentrasi pada 127,4° -127,6° BT dengan perbaikan pada distribusi kedalaman dimana sebagian besar gempabumi terjadi pada kedalaman kurang dari 20 km. Sedangkan hasil penghitungan nilai b-value menunjukkan daerah dengan konsentrasi gempa memiliki nilai b-value cukup tinggi (± 1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gempabumi swarm yang terjadi kemungkinan dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik. Namun penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan untuk lebih memahami penyebab dan karakteristik gempabumi swarm tersebut.
Penujaman miring antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia memberikan pengaruh yang besar terhadap kondisi tektonik dan vulkanik di Sumatera bagian utara. Subduksi tersebut mengakibatkan terbentuknya deretan gunung api dan zona sesar yang terbentang di pulau Sumatera. Seismisitas yang tinggi di wilayah Sumatera bagian utara tidak hanya diakibatkan oleh pengaruh dari subduksi saja, namun dapat juga diakibatkan karena keberadaan sesar aktif dan aktivitas gunung api yang berada di darat pulau Sumatera. Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan sumber gempa yang akurat dan presisi. Salah satu faktor yang mempengaruhi penentuan sumber gempa adalah model kecepatan yang digunakan. Dengan menggunakan program Simulps12 yang secara simultan menghitung kecepatan 3-D gelombang P dengan hasil relokasi gempanya, diharapkan dapat menentukan sumber gempa sesuai dengan kondisi tektonik sebenarnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu tiba gelombang P dan parameter gempa dari katalog BMKG 2009-2012 dan katalog PASSCAL Februari-Mei 1995. Penjejakan sinar gelombang menggunakan metode pseudo-bending sedangkan metode LSQR teredam digunakan dalam teknik inversinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa gempa hasil relokasi mengalami perubahan posisi baik secara horisontal maupun secara vertikal. Beberapa gempa menunjukan perubahan jarak horisontal yang besar yaitu sekitar 40-70 km. Sedangkan secara vertikal hampir setengah data mengalami perubahan kedalaman hingga 60 km. Setelah relokasi terlihat distribusi gempa dangkal di darat lebih berimpit dengan zona sesar Sumatera. Hal ini juga mengindikasikan bahwa zona sesar Sumatera sangat aktif dimana kedalaman gempa yang terjadi tidak lebih dari 50 km.
Mt. Jailolo is a B type volcano that has never erupted after 1600. Seismic activities around Mt. Jailolo have never been recorded until the swarm in November 2015. Several studies have been done to determine thecause of the swarm, but it is not certain whether the cause of the swarm is tectonic or volcanic activities. The study of attenuation characteristics has never been carried out in the area around Mt. Jailolo. Attenuation characteristics are important to provide the medium information which seismic waves pass through and it can also be applied to the volcanic areas as preliminary disaster mitigation. The main objective of this study is to analyze attenuation characteristics often expressed by Quality factor (Q-factor) of P and S seismic wave (Qα and Qβ), which are inversely proportional to attenuation factor (1/Q). Calculations of Qα and Qβ are obtained using coda normalization method. The study area location is around Mt. Jailolo at 127.3◦ - 127.6◦E and 0.9◦ - 1.2◦ N. Data have been collected with 12 Short Period temporary 7G sensors network belongs to GFZ and BMKG. This study uses 147 swarm events from the sensors with a threshold magnitude of Mw< 5.0, during April 2017. The study obtains Qα(f) = 9.61814f 1.12981 and Qβ(f) = 19.10690f 1.22843. The current analysis concludes that the attenuation beneath Mt. Jailolo corresponds to the volcanic swarms which may have been triggered by its deeper layer’s magmatic activity.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.