Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit kecacingan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kel. Manggala, Kec. Manggala, Kota Makassar. Penyakit kecacingan merupakan penyait infeksi yang disebabkan oleh cacing yang hidup sebagai parasit di dalam tubuh manusia. Seseorang dapat terinfeksi penyakit kecacingan ketika telur atau larva masuk ke dalam tubuh, menjadi cacing dewasa dan bertelur di dalam tubuh. Seseorang dapat dengan mudah terinfeksi oleh cacing ketika hidup dalam lingkungan yang tidak bersih, memiliki sanitasi yang buruk dan kebiasaan yang tidak higienis. Upaya pencegahan salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun setelah berkegiatan, terutama setelah buang air besar (BAB). Resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Kebiasaan mencuci tangan harus dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya, sekaligus mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini terdiri dari dua tahapan, yaitu: 1) Penyuluhan dan edukasi tentang penyakit kecacingan dikaitkan dengan penerapan perilaku pola hidup bersih dan sehat dengan metode ceramah; 2) Memberikan umpan balik sebagai evaluasi untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap materi penyuluhan yang disampaikan pemateri. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan adanya penyuluhan ini memberikan tambahan pengetahuan tentang penyakit kecacingan, serta antusias masyarakat untuk mengetahui bagaimana perbaikan sanitasi di lingkungan dan membiasakan menjaga kebersihan perorangan agar terhindar dari penyakit kecacingan. Pemahaman masyarakat tentang manfaat dari kegiatan ini sangat besar terlihat dengan adanya keinginan untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat agar terhindar dari infeksi penyakit kecacingan.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan pengetahuan serta keterampilan tentang teknik pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga dengan memanfaatkan mikroorganisme local (MOL), yang dapat menggantikan bahan kimia pertanian. Edukasi dengan pemanfaatan limbah sayuran rebung bambu sebagai MOL dalam pembuatan pupuk organik memberikan pencerahan dalam pembuatan pupuk organik cair, serta mendorong terciptanya usaha masyarakat untuk mengelola usaha secara mandiri. MOL diketahui mengandung unsur hara mikro dan makro, juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, merangsang pertumbuhan tanaman dan sebagai aktifator atau pengurai pembuatan kompos. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) tahapan persiapan meliputi penyuluhan kepada masyarakat Kelurahan Bonto Kio, Kec. Minasate’ne, Kab. Pangkep tentang pemanfaatan MOL sebagai pupuk organik cair dari limbah sayuran rebung bambu; 2) tahapan implementasi meliputi praktek langsung materi yang disampaikan; dan 3) tanya jawab atau diskusi tentang pemanfaatan MOL sebagai pupuk organik. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini memberikan motivasi kepada masyarakat dan menunjukkan bahwa tingkat keingintahuan serta minat mereka terhadap pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal cukup tinggi, seperti untuk meningkatkan mikroba tanah yang pada akhirnya menjaga kesuburan lahan pertanian mereka. Pemahaman masyarakat tentang manfaat dari kegiatan ini sangat besar terlihat dengan adanya keinginan untuk menerapkan pembuatan pupuk organik berbasis MOL secara mandiri