The pandemic of COVID-19 destabilizes contemporary social relations. It has many impacts and one of them is a stigma against the infected persons. Stigma usually pictures discriminate behavior toward victims of some diseases such as leprosy or HIV-AIDS and also marginalized groups such as class, age, gender. Most victims of stigma are individuals and communities or nations perceived as lower class than the rest of the population. On the contrary, the pandemic of COVID-19 shows different discrimination as it stigmatizes behavior toward most of the infected people including the well-off people, who struggle toward the virus, more especially doctors, nurses, and other medical assistants. By using personal experiences as a family with COVID-19 and the existing publications including media that cover the issue of the stigma, this article discusses the disrupted social relationships. Stigma emerged particularly in the process of burying the corpse of COVID-19 infected persons where some people of the local communities refuse the corpse to be buried in their area. In an extreme case, some people even dig out the dead bodies. These facts blow social relationships that doctors and other health assistants who are usually categorized as honored persons and in which our culture gives them homage to corpses as something should be treated respectfully. Individuals and communities' members fight to erase the stigmas at the national, and local levels. Governments at the national and local levels have to renovate hotels and other facilitates to give save houses for the infected COVID-19 as quarantine places.
Orasi ini menggunakan perspektif sosiologi feminisme untuk menunjukkan lemahnya representasi perempuan dan upaya resistansinya. Representasi adalah penggambaran eksistensi perempuan dalam relasi sosial yang bisa diamati melalui teks. Problematika representasi terlihat pada gender/feminisme (g/f selanjutnya) tidak hadir dalam keilmuan; kontribusi gerakan perempuan dan jejaring velvet strategy termarginalisasi; dan imajinasi perempuan di media terhegemoni. Implikasinya adalah kepentingan dan pengetahuan perempuan kurang dihargai, namun dapat dilawan dengan teks. Memetakan perspektif sosiologi feminis signifikan untuk menunjukkan standpoint perempuan dan konstruksi patriarkis yang hidup dalam norma, nilai, dan perilaku. Melalui pun feminis, menghasilkan upaya melawan, membuat herstory—mengganggu logika patriarki. Penggabungan antara teori Dorothy Smith dan Hélène Cixous mengangkat pengetahuan g/f dan mempermasalahkan hal yang netral dalam relasi sosial membuat perempuan rentan. Penggambaran sosiologis gerakan perempuan dan perkembangan sosiologi feminis tidak hanya menjadi kesatuan perspektif dan analitis yang saling memperkuat, tetapi juga mengangkat menulis sebagai upaya membangun ruang publik alternatif termasuk ruang digital
Sosial media dianggap sebagai sumber penting dalam mencari informasi ketika pandemi Covid-19 terjadi, juga menunjukkan lanskap media sedang mengalami perubahan. Di satu sisi sosial media menghadirkan informasi sangat banyak, namun banyak diantaranya kurang akurat, sehingga memunculkan terminologi baru yang disebut infodemik. Di sisi lain, karena sifatnya interaktif, sosial media memiliki potensi sebagai alat sosialisasi dan edukasi program pemerintah. Jumlah akun sosial media di Indonesia cukup tinggi, sehingga dianggap juga sebagai penghasil infodemik. Hal ini dikhawatirkan mengganggu program pemerintah dalam mengatasi pandemi baik terkait masalah kesehatan maupun ekonomi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah a) mendeskripsikan informasi yang sifatnya sosialisasi dan edukasi dan informasi yang sifatnya infodemik; b) melihat aktor yang memiliki pengaruh dalam menyampaikan pesan; c) memetakan perubahan lanskap media. Obyek studi adalah percakapan di Twitter selama 3 periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu PSBB Pertama, PSBB Transisi dan PSBB Ketat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat, pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil melakukan sosialisasi dan edukasi Covid-19 melalui Twitter. Percakapan yang bersifat infodemik ditemukan tetapi tidak populer karena tidak banyak di re-Tweet. Dalam menyampaikan informasi, individu lebih berpengaruh daripada institusi media. Sedangkan lanskap media masih dalam tahap transisi. Agenda sosial media masih ditentukan oleh industri media karena jumlah cuitan industri media dominan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.