Chicken cartilage (claw) is a waste of chicken cuts which are widely available in Indonesia. Cartilage part of chicken claw becomes a potential source of chondroitin sulfate (CS) and glucosamine (GS). This aim of this study was to determine the most optimal extraction methods of CS and GS from cartilage of chicken claw. Various types of extraction methods used in this study were taken from the extraction by using boiling water (2 and 2.5 hours), acetic acid (7 and 17 hours), as well as proteolysis by papain (24 and 48 hours). Parameters observed include chemical characteristics of powdered cartilage of chicken claw as well as CS and GS levels in powdered cartilage of chicken claw extract. The results showed that the levels of CS and GS of chicken claw cartilage powder were 2.17% and 13%, respectively. The highest GS level was obtained from the extraction with water treatment for 2.5 hours (8.1%). The treatment and duration of extraction will significantly affect the number of GS which was produced. The highest content of CS was obtained from the extraction with the enzyme treatment for 48 hours (2.47%). The best treatment is the extraction with water treatment for 2.5 hours which were the extracts with GS levels of 8.1% and 2.03% CS was selected through the analysis of multiple attribute.
Cara sitasi: Estiasih T, Trowulan E, Rukmi WD. 2017. Fortifikasi minyak hasil samping pengalengan lemuru pada bakso sapi dan nugget ayam. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(1): 164-178. AbstrakAsam lemak ω-3 dapat diperoleh dari hasil samping pengalengan lemuru dan potensial digunakan untuk fortifikasi. Fortifikasi umumnya dilakukan dalam bentuk mikrokapsul minyak ikan, akan tetapi lebih mahal dibandingkan fortifikasi langsung. Minyak ikan dari hasil samping pengalengan lemuru pada penelitian ini, difortifikasikan secara langsung pada bakso sapi dan nugget ayam pada konsentrasi 0, 2, 4, dan 6% (b/b). Analisis yang dilakukan meliputi tingkat oksidasi, kadar asam lemak bebas, profil asam lemak, tekstur, warna, tingkat kecerahan, dan uji organoleptik pembedaan berupa uji segitiga. Hasil penelitian menunjukan tingkat oksidasi pada nugget cenderung lebih tinggi dibandingkan bakso. Kadar asam lemak bebas meningkat pada nugget dengan meningkatnya tingkat fortifikasi tetapi menurun pada bakso. Tekstur kedua produk relatif tidak berubah akibat fortifikasi minyak ikan dengan kecenderungan kekerasan tekstur meningkat pada nugget dan menurun pada bakso. Kecerahan (L) permukaan bakso lebih tinggi dibandingkan nugget. Tingkat kecerahan tidak berbeda nyata dengan meningkatnya fortifikasi minyak ikan. Nilai kemerahan (+a) pada bakso dan nugget berubah secara signifikan. Tingkat kekuningan (+b) untuk kedua produk tidak berubah secara signifikan akibat peningkatan fortifikasi minyak ikan. Uji pembedaan menunjukkan bahwa tingkat fortifikasi 2% merupakan tingkat penambahan minyak ikan yang tidak dapat dibedakan oleh panelis untuk rasa dan bau. Tingkat penambahan minyak ikan 2% ini merupakan perlakuan terbaik. Kadar asam eikosapentaenoat (EPA) bakso dan nugget adalah 2,85 dan 2,22% pada tingkat fortifikasi 2%. Penurunan yang tajam terjadi pada EPA, dengan tingkat penurunan pada nugget lebih tinggi dibandingkan bakso. Kata kunci: Asam eikosapentaenoat (EPA), asam lemak ω-3, tingkat oksidasi AbstractOne source of ω-3 fatty acids is a by-product of lemuru canning processing that can be used for fortification. Generally, fortification uses fish oil microcapsule but it is more expensive than direct fortification. In this study, fish oil from a by-product of lemuru canning processing was directly fortified into beef meatball and chicken nugget at concentration of 0, 2, 4, and 6% (w/w). Oxidation level, free fatty acid content, colour, lightness, texture, and sensory acceptance by triangle difference test were analyzed. The results showed that oxidation level of nugget was higher than meatball. Free fatty acid content increased in nugget by increasing fortification level, but it was decrease in meatball. Texture of both was relatively unchanged, with a tendency to increase in nugget and decrease in meatball. Lightness (L) of meatball surface was higher than nugget surface. Lightness did not significantly change by increasing fortification level. Redness (+a) and yellowness (+b) of meatball and nugget changed significantly by f...
Salmonella enterica serovar Typhi merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan demam tifoid sangat endemik di Indonesia. Penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol menimbulkan kasus resistensi yang menyebabkan tidak efektifnya pengobatan. Hal ini membutuhkan alternatif penanganan yang lebih efektif, efisien, ramah lingkungan dan aman. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bakteriofag spesifik Salmonella typhi dari sampel kulit ayam broiler dan mengarakterisasi fag yang dihasilkan secara morfologi. Pelaksanaan penelitian meliputi proses pengayaan dan isolasi bakteriofag dari sampel kulit ayam broiler menggunakan metode plaque assay dengan teknik agar overlay, dilanjutkan dengan uji konfirmasi bakteriofag secara in vitro menggunakan spektrofotometer dan uji karakterisasi morfologi terhadap fag yang dihasilkan menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM). Isolasi bakteriofag dari kulit ayam broiler berhasil mengisolasi fag spesifik Salmonella typhi yang diberi nama KAS dengan konsentrasi akhir 1.1 x 10 9 PFU/ml. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap plaque yang terbentuk, fag KAS (Kulit ayam-Salmonella typhi) dikategorikan sebagai fag litik. Hasil uji konfirmasi fag KAS dalam medium cair menunjukan bahwa fag KAS memiliki kemampuan bervariasi dalam menurunkan jumlah bakteri patogen Salmonella typhi dengan nilai MOI 10 1 , 10 2 , dan 10 4. Hasil Transmission Electron Microscopy (TEM) menunjukan bahwa fag KAS memiliki karakteristik morfologi yang mirip dengan famili Podoviridae Kata kunci : Bakteriofag, Isolasi, Kulit Ayam, Salmonella typhi
Giving herbal supplements made from moringa leaf extract 70%, fragrant pandanus 20% and red ginger 10% (KPJ) can lower uric acid levels of rat hyperuricemia significantly. To know the industrial scale production process and its influence on the chemical parameters of capsules extract formula KPJ extract conducted analysis of moisture content, total phenols, flavonoids and antioxidant activity (DPPH, FRAP and ABTS). Meanwhile, knowing the effect of herbal supplements formula moringa leaf extract, pandan fragrance, and red ginger to hyperuricemia sufferers, clinical trials conducted phase I on 40 people with hyperuricemia who consume herbal supplements formula moringa leaf extract, pandan leafe, and red ginger for 14 days. Furthermore, checks on uric acid levels, kidney function, and liver function before and after the intervention of herbal supplements formula moringa leaf extract, pandanus, and red ginger to find out the effectiveness of clinical trials phase I. The results showed that the best supplements are produced from the formula of thick extract KPJ as much as 60% and filler ingredients as much as 40%. The supplement has a water content of 5.49%, phenol 10.67mg GAE/g, flavonoids 4.37mg QE/g, DPPH 7.19mg TE/g, FRAP 12.82mg TE/g, ABTS 29.04mg TE/g, IC50 545.57ppm. Phase II research is a clinical trial phase I. This stage aims to determine the influence of KPJ supplements on uric acid levels, kidney function, and liver function before and after intervention and perception of hyperuricemia sufferers after intervention The perception results of hyperuricemia sufferers showed 65% of sufferers experienced a decrease in uric acid levels and 57.5% of sufferers were satisfied with the benefits and results of KPJ herbal supplements in lowering uric acid levels.
Penemuan akan antibiotik baru yang semakin menurun dan meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh Saccharomyces aureus telah meningkatkan minat terhadap bakteri laut sebagai produsen senyawa antibiotik baru. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri dari lima isolat bakteri laut terhadap Saccharomyces aureus dan mengidentifikasi jenis bakteri laut yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi dengan 16S rRNA. Hasil penelitian menunjukkan dari lima isolat bakteri laut, isolat M1.SP3121015.101.a menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi dengan rerata daya hambat sebesar 10,20 mm. Karakterisasi M1.SP3.121015.101.a dilakukan dengan menggunakan 16S rRNA didapatkan cluster gen pada ± 1500 bp. Berdasarkan sekuens isolat M1.SP3121015.101.a memiliki kemiripan dengan Bacillus tequilensis strain K2.4.2 dengan 100% kesamaan. Penelitian ini memberikan manfaat yaitu didapatkannya isolat bakteri laut yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri dan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya seperti proses isolasi senyawa bioaktif maupun proses optimasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.