Background: As we know that breastfeeding saves children under five lives every year, especially during the Covid-19 pandemic. The facts show that only 43% of infants 0-6 months are exclusively breastfed. The limited time for breast milk expression in between the mother's work routine needs to be supported by an efficient and effective pump. This study aimed to assess the type of breast pump not affect to pain scale, milk production, and pumping time in breastfeeding mothers. Methods: This research is a cross-sectional study with a sample of 36 breastfeeding mothers in Banyumas Regency. They were chosen by distributing survey invitations through the WhatsApp group with a background breastfeeding mothers. Data was collected using the Google form, and analyzed using the Chi Square statistical test with a significance level of 95% (Alpha 0.05). Results: Chi-Square analysis test shows the Asymp value. Sig. (2-sided) for the relationship between the type of Breast Pump and the Pain Scale, the volume of breast milk expressed, and the duration of pumping are 0.001; 0.905; 0.620, so only pain scale which less than α >0,05, the others are more than α >0,05. This result means any correlation between the type of breast pump with pain scale but no correlation with the amount of milk expressed, and the time spent pumping. Conclusion: There is no relationship between the type of breast pump, the amount of milk expressed, and the time spent pumping, but any correlation between pain scale. So breastfeeding mothers can choose any breast pump that fits their needs and consider other factors influencing breastfeeding success.
Latar Belakang: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah didalam arteri diatas 140/90 mmHg. Tekanan darah tinggi dapat terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes dan stroke. Masalah keperawatan yang sering muncul pada penderita hipertensi yaitu nyeri akut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan nyeri akut. Metode: Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif kualitatif berbentuk studi kasus. Asuhan keperawatan diberikan kepada Tn. S selama 3 hari. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi/ catatan dan pemeriksaan fisik. Hasil: Hasil didapatkan bahwa pasien mengeluh kepala terasa sangat sakit atau nyeri sampai leher terasa cengeng sudah 2 hari. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 83 kali per menit, irama nafas 23 kali per menit, suhu 36,5o C. Diagnosa medis tertulis pasien mengalami hipertensi. Kesimpulan: Berdasarkan data yang didapatkan, pasien mengalami nyeri akut. Peneliti memberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam selama 3 hari. Teknik relaksasi nafas dalam terbukti efektif dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada penderita hipertensi. Ini ditunjukan dengan adanya peningkatan nyeri dari cukup berat menjadi sedang pada hari ke-1 hingga ke-3. Sehingga asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan nyeri akut di wilayah puskesmas kalibagor banyumas dapat teratasi sebagian.
Latar Belakang: Hernia inguinalis merupakan hernia yang terjadi penonjolan dibawah inguinalis, di daerah selangkangan atau skrotum. Pembedahan untuk menangani hernia menjadi salah satu cara yang lebih efektif karena metodenya yang konservatif (reposisi isi hernia inguinalis ke tempat semula). Nyeri menjadi salah satu masalah yang timbul pada pasien setelah dilakukan herniotomi dan hernioraphi selain gangguan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, dan resiko infeksi. Penatalaksanaan nyeri pada post operasi hernia dapat dilakukan secara non farmakoligis. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan adalah teknik relaksasi genggam jari. Tujuan: Mengetahui pengaruh relaksasi genggam jari terhadap nyeri post operasi pada asuhan keperawatan Tn.T dengan diagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (HILS) di Ruang Cendrawasih Bawah RSUD Ajibarang Metode: Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan memfokuskan implementasi keperawatan pada nyeri post Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (HILS) dengan memberikan relaksasi genggam jari. Adapun subjek studi kasus berjumlah satu kasus dengan masalah keperawatan nyeri post Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra (HILS) di RSUD Ajibarang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan skala nyeri pasien sebelum diberikan implementasi sebesar 5 sedangkan skala nyeri setelah diberikan implementasi relaksasi genggam jari selama 3 x 24 jam menjadi 3. Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pasien meliputi mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi respons nyeri non verbal, berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri. Dari penelitian ini dapat disimpulkan implementasi keperawatan relaksasi genggam jari 3x24 jam dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi.
Background: Hypotension is a complication that often occurs in section Caesarea with spinal anesthesia. Severe hypotension poses serious risks to the mother (such as loss of consciousness) and the baby (such as oxygen deprivation and brain damage). So to prevent hypotension, it can be done by giving crystalloid or colloid fluid therapy after spinal anesthesia is carried out. Methods: Articles were searched using 3 databases (PubMed, Pro-Quest, and Google scholar) with a randomized controlled trial research method. The literature is limited between 2010 and 2019. Results: Seven articles with average results on administration of both preloaded and concomitant crystalline and colloidal fluids can reduce the incidence of hypotension, but for this technique Hypotension cannot be completely reduced and should be used with Vasopresor. Discussion and conclusion: The incidence of hypotension after spinal anesthesia should be treated immediately to prevent injury to the kidneys, heart, and brain by giving oxygen and increasing the rate of infusion (colored) of 100 ml of colloid or crystalloid fluid within the first 5 minutes or less for improving blood pressure. If blood pressure is still low after fluids are given, a vasoconstrictor such as ephedrine 5-10 mg can be gradually given.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.