Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis perkembangan fisik-motorik siswa usia dasar yang tidak tercapai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.. Penelitian dilakukan di SLB Bakti Kencana I. Sampel dalam penelitian ini adalah satu orang siswa dikelas III yang mengalami kelainan pada proses perkembangan fisik-motorik. Hasil analisis kemudian dianalisis dengan menggunakan kajian teori mengenai perkembangan fisik-motorik siswa yang tidak tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan fisik-motorik siswa yang tidak tercapai disebabkan karena siswa mengalami kelainan genetik (down syndrome) . Down syndrome adalah kelainan genetik yang disebabkan kerena kelebihan kromosom 21 atau trisomy 21 yang menyebabkan keterbatasan fisik, motorik, serta intelektual, dan sering terjadi dengan insidensi 1:1000 kelahiran yang salah satunya berakibat lemahnya otot pada salah satu tangan sehingga siswa sulit melakukan gerakan seperti menulis, menggambar serta aktifitas sehari-hari. Pembelajaran didalam kelas disesuaikan dengan minat belajar siswa. Adapun tujuan utama dalam pembelajaran untuk anak-anak yang memiliki perkembangan fisik motorik yang tidak tercapai (down syndrome ) yaitu melatih kemandirian anak dan interaksi sosial dalam lingkungan sekitar.
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik pada tema sumber energi kelas III di MI Negeri 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada siswa kelas IIIC di MI Negeri 1 Yogyakarta belum secara optimal diterapkan oleh guru. Pada kurikulum 2013 penilaian mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotor, tetapi pada proses pembelajaran ketiga penilaian tersebut belum secara optimal diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru hanya menerapkan penilaian hanya pada ranah kognitif atau pengetahuan dalam bentuk tes lisan dan tes tertulis. Pada penilaian ranah afektif dan psikomotor guru tidak melakukan penilaian dan juga tidak adanya intrumen penilaian yang menjadi acuan guru pada saat proses pembelajaran. Dari hasil wawancara melatarbelakangi guru tidak melakukan penilaian disebabkan karena guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar dikelas III selama sepuluh tahun sehingga guru sudah memahami karakteristik siswa kelas III SD/MI. Mengacu pada Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan bahwa penilaian autentik kurikulum 2013 ranah afektif, kognitif dan psikomotor harus diterapkan oleh guru yang dimulai pada awal pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir proses pembelajaran.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses integrasi mata pelajaran IPA dengan nilai-nilai Islam melalui pendekatan bayani di kelas IIIC MI Negeri 1 Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.Adapun temuan dari hasil penelitian ini adalah tujuan dari integrasi pembelajaran IPA dengan nilai-nilai Islam yang diimplementasikan pada kelas IIIC di MI Negeri Yogyakarta yaitu meningkatkan ketaqwaan didalam diri siswa kepada Allah swt atas penciptaanya alam semesta, membentuk karakter yang mulia dan dapat mengambil hikmah dari nilai-nilai yang terkandung pada pelajaran IPA, meningkatkan rasa cinta dengan alam semesta, seperti tidak membuang sampah sembarangan yang akan merusak lingkungan, tidak menebang pohon sembarangan dan lain sebagainya, serta siswa dapat lebih giat dalam belajar IPA dan siswa dapat mengetahui dan mengamalkan ayat-ayat Al-Quran maupun Hadist yang berkaitan dengan materi IPA.Terdapat beberapa yang menyebabkan guru pembelajaran tidak mengintegrasikan pembelajaran dengan nilai Islam yaitu: 1) latarbelakang pendidikan guru yang tidak linier atau bukan dari lulusan pendidikan Islam, 2) guru hanya terfokus pada materi ajar yang disampaikan, dan 3) kurangnya kesadaran dalam diri guru tentang pentingnya penanaman nilai Islam pada setiap mata pelajaran.
This research is to describe the shadow teacher for students with special needs at Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta Elementary School. This type of research is qualitative research. This is a qualitative descriptive study which produces descriptive data in the form of words based on detailed and in-depth field research. The subject of this study was the shadow teacher in class VI. Data collection techniques using observation and interviews. As for the data analysis which is done which includes: data reduction, data presentation, and concluding. Based on the results of the study it can be concluded that the shadow teacher who accompanies students with special needs (mild intellectual impairment) in class VI is doing an authoritarian accompaniment. The mentoring makes students experience pressure when learning, it is not uncommon for students to cry, and leave the classroom when learning. Also, the shadow teacher's actions disturb other students. That is what some parents in class IV agreed not to involve shadow teachers in the learning process in class.
<p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><em>The background of this study is still the occurrence of rejection and disputes between regular students and students with special needs in inclusion schools. This certainly has an impact on student relationships in schools. Therefore, this study aims to describe the pattern of associative and dissociative interaction of regular students and students with special needs at SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta. This type of research is qualitative research with a phenomenology approach. The result of this study is a pattern of associative interaction between regular students and students with special needs classified in the form of cooperation, assimilation, and accommodation. Cooperation is seen at the activities in the school. This form of assimilation between regular students and students with special needs is the planting of a tolerance attitude. The form of accommodation between regular students and students with special needs leads to a form of arbitration and tolerance. Dissociative interaction patterns between regular students and students with special needs are classified in patterns of competition, contravention, and conflict/strife. Competition occurs in academic competition and competition to be the best student. While the contravention which leads to rejection and the onset of displeased feelings hidden by students against the companion of students with special needs(shadow teacher). The conflict is dominated by students with special needs with emotional and behavioral disorders (unsociability disorder).</em><p> </p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.