Latar belakang. Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal. Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai dan termasuk masalah kesehatan penting karena angka prevalensi yang tinggi. Banyak factor yang mempengaruhinya diantaranya, pola makan, jenis kelamin maupun pengetahuan seseorang. Data di propinsi Jawa Tengah tahun 2015 urutan pertama untuk hipertensi sebesar 57,87%. Studi pendahuluan di kalurahan Sambung Macan Sragen di peroleh data bahwa dari 30 orang yang ada 15 orang yang menderita hipertensi dan berdasarkan wawancara dengan sarah satu kader bahwa hipertensi dikarenakan pola makan yang tidak sehat ataupun sembarangan serta dari kebiasaan masyarakat disana terlalu banyak mengkomsumsi bumbu masak setiap masak selalu menambahkan penyedap rasa. Tujuan mengetahui pola makan dan hubungan pengetahuan terhadap kejadian hipetensi. Metode. penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Populasi masyarakat Sambung Macan yang berada di kalurahan Sambung macan berjumlah 100 orang.teknik sampling purposive Hasil; Ada hubungan pengetahuan dan kejadian hipertensi dengan nilai p< 0.001, Simpulan, 72% berpengetahuan tinggi, 48% hipertensi stage 2, 31 % berjenis kelamin perempuan, 56 % selalu menggunakan penyedap rasa, ada hubungan pengetahuan dan kejadian hipertensi
Pondok Pesantren is one of the educational places in Indonesia where students live together. In almost all cities you can find Islamic boarding schools with various problems. , an unhealthy environment is closely related to an increased incidence of disease. Especially with the Covid-19 pandemic, one of the behaviors that must be carried out by Pondok santri is to wash their hands with running water with soap in the hope that students can increase their knowledge of washing hands and apply it in their daily behavior in preventing Covid-19. In addition to the factor of hand washing habits that are not frequently practiced, there are also other factors that influence health behavior, namely the lack of health promotion regarding hand washing. The aim of this activity is to promote how to wash hands with soap for the prevention of Covid-19. The method in this activity is giving lectures, direct questions and answers, demonstrations of washing hands with soap, redemonstrations by students, the results of previous knowledge of washing hands 24 (34.2)% to 48 (68.8%). In conclusion there is an increase in knowledge of washing hands with soap
Posyandu seniors are the center of community activities in the efforts of health services in the elderly. Posyandu as a place of activities that nuances community empowerment. The main problems faced by posyandu include facilities that are not yet adequate, lack of active cadres, lack of knowledge of cadres about health, not yet able to use appropriate technology, namely blood pressure checks, vital signs which include pulse counting, body temperature measurement and blood sugar examination, the examination of gout. The activity aims to help posyandu health cadres by disseminating information about hypertension knowledge and training on the use of appropriate technology by checking blood pressure, blood sugar testing, gout testing, cholesterol testing, marking measurements vital signs through training. Method; the methods implemented in this activity are training, mentoring after training activities and competitions to find out the improvement of both knowledge and skill results; Cadre's knowledge of hypertension increases, cadre skills in terms of blood pressure measurement and measurement of vital signs are increasingly skilled. The resulting output of hypertension care pocketbooks with ISBNs, intellectual property rights, scientific articles published in community service journals with ISSN, posters for elderly, feedback sheets, publications in online media, advertisements in print media the conclusions of cadre knowledge about hypertension are increasing. The skill of measuring blood pressure increases.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan terdiri dari program inti dan program tambahan yang bertujuan: (1) Membuat data pengelompokan tanaman yang berkhasiat sebagai obat tradisional di desa Sindangkasih (2) Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pengolahan dan pemanfaatan dari tanaman obat keluarga, (3) Melakukan penanaman TOGA di desa Sindangkasih (4) Memberikan penyuluhan program GEMA CERMAT dan Swamedikasi (Pengobatan Mandiri) (5) Pelatihan Pembuatan Sediaan Kosmetik dan Minuman Kesehatan berbasis TOGA. Metode yang dilakukan meliputi survey lokasi penanaman, pengolahan tanah sampai siap tanam, pengadaan bibit tanaman obat, pemupukan dan pemeliharaan, serta penyuluhan tentang manfaat dan cara pengolahan tanaman obat, penyuluhan swamedikasi, Gema Cermat dan pelatihan pembuatan sediaan kosmetik dan minuman kesehatan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah tersedianya lahan TOGA yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sindangkasih, serta adanya pemahaman mengenai cara pengolahan dan pemanfaatan TOGA untuk pengobatan mandiri.Kata kunci: TOGA, Swamedikasi, Gema Cermat, Sindangkasih, Halu Oleo
Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) merupakan salah satu jenis tanaman dari famili zingiberaceae yang digunakan masyarakat Suku Tolaki di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bumbu masak dan obat secara empiris. Wualae diduga memiliki potensi antioksidan karena mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak etanol buah, daun, batang dan rimpang wualae terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH) dan toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam dan dipekatkan pada suhu 60○C. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah, daun, batang dan rimpang Wualae, diperoleh hasil bahwa semua bagian tanaman Wualae memiliki potensi sebagai antioksidan dengan afektifitas masuk dalam katagori kuat. Nilai IC50yang paling baik terdapat pada bagian batang (52,345 mg/L), selanjutnya pada rimpang (58,638 mg/L), pada buah 72,518 mg/L dan pada daun 99,890 mg/L. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa buah, daun, batang dan rimpang Wualae bersifat sedikit toksik (slightly toxic) dengan nilai LC50masing-masing sebesar 1302.31 µg/mL, 1162.84 µg/mL, 1174.52 µg/mL dan 1074.72 µg/mL.Kata kunci: wualae, Etlingera, antioksidan, toksisitas, obat tradisional, Sulawesi Tenggara
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.