Pelecehan seksual pada anak merupakan permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian serius. Angka kasus semakin banyak dan terus meningkat setiap tahunnya, bahkan dalam tiga bulan pertama 2014 Komisi Nasional Perlindungan Anak menerima 252 laporan kekerasan pada anak. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kontribusi perguruan tinggi dalam memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam peningkatan pengetahuan siswa siswi sekolah dasar tentang pendidikan reproduksi dan seksualitas, serta meningkatkan kemampuan siswa dalam upaya pencegahan dan penanganan perilaku pelecehan seksual pada anak. Mitra dalam kegiatan ini adalah sekolah dasar yang ada di Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini menawarkan dua solusi yang saling terkait dalam rangka mengatasi permasalahan mitra. Solusi pertama yaitu membangun sebuah upaya yang bersifat peer edukasi (dari siswa kepada siswa) yang berkelanjutan dengan membentuk Duta Cilik Anti Pelecehan Seksual di sekolah. Calon duta akan diberikan edukasi dan training berupa pendidikan reproduksi anak dan remaja dengan menitikberatkan pada kasus seksualitas yang berkembang saat ini. Siswa yang menjadi Duta nantinya akan menjadi sumber informasi terhadap siswa lainnya terkait seksualitas dan akan memiliki kegiatan rutin untuk terus mengkampanyekan tentang anti pelecehan seksual pada anak. Sedangkan solusi yang kedua adalah kegiatan ini akan mengembangan sebuah media sosialisasi berbasis teknologi informasi dan akan dibekali kepada siswa yang menjadi Duta Cilik untuk digunakan dalam melakukan kampanye anti pelecehan seksual pada anak.
Indonesia berada dalam transisi epidemiologi, di satu sisi masih mengalami masalah gizi kurang, namun di sisi lain terjadi kegemukan dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular terkait gizi seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, dan stroke. Salah satu penyebab kegemukan atau obesitas pada anak adalah konsumsi sayur dan buah yang masih rendah. Dalam mengatasi dan mencegah permasalahan tersebut, pemerintah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang dapat diikuti oleh semua usia termasuk dengan anak sekolah. Konsep gizi seimbang tersebut sekaligus menggantikan “Empat Sehat Lima Sempurna” yang sudah banyak dikenal masyarakat. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang turut mengampanyekan konsep konsumsi buah dan sayur serta gizi seimbang dengan peserta kegiatan adalah anak sekolah. Anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang rawan mengenai masalah gizi dan sedang mengalami pertumbuhan pesat. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran serta gizi seimbang perlu dilakukan promosi gizi melalui komunikasi, informasi, dan edukasi. Dalam kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan konsumsi buah dan sayur serta gizi seimbang yang bertujuan agar anak sekolah dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menerapkan prinsip gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Several problems that teenagers have health and nutrition. It is because teenagers are a group that is vulnerable to nutritional problems, teenagers are said to be vulnerable because they need energy and nutrition during their growth, development, and lifestyle changes. The purpose of this study was to describe the level of knowledge about balanced nutrition and the status of young women. This research is a descriptive study using a cross-sectional approach. The research was conducted at Vocational School (SMKN) 01 Jakarta, from October to November 2022. The sample in this study was 51 students in classes XI and XII at SMKN 01 Jakarta. The results found that 62.7% (32) students had high nutritional knowledge and 37.3% (19) students had low nutritional knowledge. Learning media prefer use to improve student’s knowledge about nutrition. Health education have an important function in nutrition education for vocational students. The recommendation of this research is that teenagers can increase their knowledge by learning media
Pelayanan makanan merupakan salah satu kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit. Faktor Internal Pelayanan Makanan yang meliputi variasi makanan, warna, aroma, tekstur dan cita rasa serta Faktor Eksternal Pelayanan Makanan seperti penampilan dan keramahan petugas, kebersihan alat dan penampilan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal pelayanan makanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Metode penelitian ini menggunakan survei cross sectional dengan jumlah responden 40 orang. Analisis univariat karakteristik responden didapatkan umur ≥ 35 tahun (52,5%), jenis kelamin perempuan (60%), mayoritas ibu rumah tangga, lama hari rawat terbanyak 4 hari. Analisis Bivariat menunjukan tidak ada hubungan antara Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pelayanan Makanan dengan Kepuasan Pasien masing – masing p value = 1,000 (p 0,05). Perlu adanya perbaikan dalam peralatan makan pasien kelas 3 di rumah sakit Budhi Asih.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.