Upaya pemerintah untuk menangani masalah gizi pada balita yaitu dengan memberikan makanan tambahan berupa biskuit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) dibandingkan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) disertai konseling gizi terhadap status gizi anak usia 6 – 24 bulan. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental design dengan rancangan two group pretest and postest. Sampel penelitian balita gizi kurang usia 6–24 bulan di Nagari IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 14 orang. Analisis data menggunakan uji paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat badan yaitu 6,9 kg sebelum diberikan PMT. Setelah diberikan PMT pada bulan I diperoleh rata-rata berat badan 7,3 kg, 7,7 kg pada bulan II dan 8,2 kg pada bulan III perlakuan. Pada kelompok perlakuan kombinasi PMT dan Konseling Gizi, rata-rata berat badan awal 6,9 kg, terjadi peningkatan berat badan 7,3 kg pada bulan I, 7,9 kg pada bulan II dan 8,3 kg pada bulan III. Pemberian PMT saja tidak berpengaruh terhadap status gizi berdasarkan BB/U (p=,0,078). Intervensi kombinasi PMT dan Konseling Gizi berpengaruh terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,008), akan tetapi tidak ada perbedaan pengaruh intervensi PMT dengan kombinasi PMT dan Konseling Gizi terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,356)
Luka bakar (burn) merupakan cedera akibat paparan dengan sumber panas seperti listrik, zat kimia, atau radiasi. Tanaman yang terdapat senyawa fitokimia dengan aktivitasnya dalam penyembuhan luka bakar salah satunya adalah buah okra (Abelmoschus esculentus). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka bakar derajat II, dan konsentrasi efektif gel ekstrak etanol buah okra pada kulit punggung kelinci jantan galur New Zealand. Penelitian menggunakan 6 ekor kelinci jantan galur New Zealand, berumur 4 sampai 5 bulan dan berat badannya 2 sampai 3 kg. Masing-masing kelinci diberikan 5 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan F1, F2 dan F3 diolesi gel ekstrak etanol buah okra 5%, 10%, dan 20%, kelompok F4 diolesi basis gel karbopol 940 dan kelompok F5 diolesi gel Bioplacenton®. Setiap hari diamati secara makroskopis hingga diameter luka tertutup sempurna (d=0). Pengujian statistika menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara K(-) dengan ketiga konsentrasi gel ekstrak etanol buah okra dalam pengujian pH, daya lekat, daya sebar dan viskositas, disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol buah okra berpengaruh terhadap karakteristik gel. Gambaran makroskopis setelah pemberian gel ekstrak etanol buah okra F2 dan F3 menunjukkan adanya perbedaan tidak signifikan dibandingkan dengan K(+), menunjukkan bahwa konsentrasi 10% dan 20% merupakan konsentrasi efektif penyembuhan luka bakar. Kata kunci: buah okra (Abelmoschus esculentus), diameter luka, gel, luka bakar
Kulit Kayu manis mengandung minyak atsiri sinamaldehide yakni senyawa polifenol yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dengan cara menghambat aktivitas radikal bebas. Ekstrak etanol kulit kayu manis diformulasikan ke dalam sediaan spray gel dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% kemudian diaplikasikan pada permukaan kulit kelinci untuk mengetahui tingkat iritasi sediaan spray gel kulit kayu manis pada kelinci jantan dewasa galur New Zealand. Sediaan diaplikasikan pada kulit punggung kelinci yang telah dibersihkan dari bulunya kemudian dibagi menjadi 5 bagian, yaitu bagian pertama tanpa perlakuan sediaan, bagian kedua diaplikasikan basis spray gel, bagian ke-3 diaplikasikan spray gel ekstrak 10%, ke-4 diaplikasikan spray gel ekstrak 20%, dan ke-5 diaplikasikan spray gel ekstrak 30%. Pengamatan dilakukan terhadap adanya bercak kemerahan (eritema) dan pembengkakan atau adanya cairan (edema) setelah sediaan diaplikasikan pada kulit punggung kelinci selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sediaan spray gel ekstrak etanol kulit kayu manis 10%, 20% dan 30% secara berturut-turut memiliki indeks iritasi primer 0,04; 0,02 dan 0,00. Indeks iritasi tersebut termasuk ke dalam kategori respon iritasi sangat ringan (negligible).
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk tulisan tangan ataupun cetakan komputer yang tujuannya adalah untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien. Penggunaan obat rasional terdiri dari 3 indikator utama, salah satunya indicator peresepan menurut WHO, 1993. Parameter indicator tersebut diantaranya rata-rata jumlah item obat per lembar resep, persentase peresepan obat dengan nama generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan sediaan injeksi, persentase peresepan obat yang sesuai dengan DOEN. Tujuan penelitian untuk mengetahui kerasionalan peresepan obat berdasarkan indikator WHO di kota Semarang. Objek penelitian, yang digunakan adalah lembar resep di 3 apotek Kota Semarang selama bulan April-Juli 2022. Sample yang digunakan adalah semua resep yang ada di 3 Apotek Kota Semarang pada periode April-Juni 2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi penelitian adala resep yang masuk di 3 Apotek Kota Semarang dan tidak berupa resep racik. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil peneltian didapat rata-rata jumlah iten resep per lembar resep 3.38, % obat dengan nama generik 81,80%, % peresepan antibiotika 42,25%.Kata Kunci : Indikator peresepan, antibiotik, generik, injeksi
Efforts are often made to control meat flies with chemical insecticides, but they harm humans, the environment, and other organisms. We use belimbing wuluh leaf as a natural repellent in controlling meat flies. The purpose of this study is to determine the effect of belimbing wuluh leaf powder as a natural repellent and the number of effective doses against meat fly. Using 15 samples at each dose of 1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, 5 gr, negative control without powder, positive control with Top Killer powder, performed four repetitions every 10 minutes of observation for 60 minutes. Kolmograv-Smirnov normality test, P-value 0.200 0.05 means that the data for each group is normally distributed. Variant test, P-value 0.066 0.05, so there was a group that had homogeneous data variants, an ANOVA test resulted in a Sign value of 0.001. There is an effect of the belimbing wuluh leaf powder dose as the repellent of meat flies. The 5-gram dose is the most effective as a natural repellent of meat flies (Genus Sarcopaga).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.