Ancaman krisis bahan bakar minyak dan ketergantungan pada bahan bakar fosil masih cukup tinggi. Faktor utama penyebab kondisi tersebut adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan usahausaha eksplorasi cadangan baru, peningkatan perolehan minyak, penghematan penggunaan bahan bakar serta menyiapkan energi alternatif pengganti minyak bumi.Pemerintah tengah mencanangkan program pengalihan energi dari energi berbasis bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan biofuel, yang terdiri atas biodiesel, bietanol dan biooil. Metode yang saat ini lazim digunakan untuk memproduksi biofuel adalah teknologi generasi pertama berbasis minyak nabati. Untuk biofuel setara solar yakni biodiesel, diproduksi melalui reaksi transesterifikasi menggunakan bahan baku minyak nabati dan alkohol dengan bantuan katalis basa.Teknologi produksi bahan bakar minyak alternatif untuk mensubstitusi minyak solar terus berkembang seiring dengan peningkatan kebutuhannya. Teknologi produk green diesel merupakan salah satu pilihan untuk memproduksi bahan bakar alternatif setingkat solar yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Berbeda dengan teknologi produksi biodiesel yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi, green diesel diperoleh dengan mengadopsi salah satu proses yang ada di kilang minyak bumi yakni hydrotreating. Dengan proses hidrogenasi menggunakan katalis hydrotreating mampu mengubah ikatan senyawa trigliserida dalam minyak nabati menjadi senyawa hidrokarbon rantai parafinik lurus yang menyerupai struktur senyawa hidrokarbon dalam minyak solar. Produk green diesel memiliki kualitas yang lebih baik dari segi angka setana (cetane number), kandungan sulfur serta densitas dari produk yang dihasilkan.Pada penelitian ini diuji beberapa jenis katalis hydrotreating yang sesuai untuk produksi green diesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis NiMo-01 dapat menghasilkan produk green diesel dengan kualitas yang memenuhi syarat untuk dipakai sebagai pengganti minyak solar (automotive diesel oil).
Salah satu metode potensial yang dapat digunakan untuk reduksi CO 2 adalah memanfaatkan aktivitas mikroalga melalui proses fotosintesis. Mikroalga adalah bioagen yang mampu menangkap CO 2 dan mengubahnya menjadi karbohidrat untuk menambah pertumbuhan populasinya. Banyaknya CO 2 yang digunakan dapat mencapai hampir dua kali lipat dari berat kering biomassa yang dihasilkan. Tujuan kegiatan ini adalah mengkaji kemampuan mikroalga Scenedesmus sp dalam mereduksi gas CO 2 pada suatu fotobioreaktor skala pilot dengan memvariasikan konsentrasi gas CO 2 yang diinjeksikan ke dalam sistem. Penelitian dilakukan di Lapangan Gas Subang selama tujuh hari. Komposisi gas CO 2 yang digunakan adalah ±98%. Sistem operasi adalah sistem batch dan media pertumbuhan yang digunakan adalah media "Sederhana 2". Pada penelitian ini digunakan empat rangkaian fotobioreaktor dengan volume operasi masing-masing adalah 60 Liter. Masing-masing fotobioreaktor divariasikan perbandingan jumlah gas CO 2 dan udara yang diinjeksikan, yaitu 0:100% (fotobioreaktor 1) yang berfungsi sebagai kontrol, 10:90% (fotobioreaktor 2), 30:70% (fotobioreaktor 3) dan 50:50% (fotobioreaktor 4). Kepadatan sel, optical density (OD), pH, dan berat kering digunakan sebagai parameter pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi gas CO 2 tertinggi terdapat pada fotobioreaktor 2 yang terjadi pada hari ke-3 operasi, yaitu sebesar 8,09x10 -5 gram dengan nilai kepadatan sel 23,87 x 10 6 sel/mL. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan 10% gas CO 2 ke dalam fotobioreaktor dapat meningkatkan pertumbuhan mikroalga Scenedesmus sp. Kata kunci: fotobioreaktor, mikroalga, gas CO 2 , Scenedesmus sp.
Oil sludge from petroleum industry effluent is classified as hazardous waste and requiredspecial treatment before discharge to the environment. Biodegradation using bacterialactivities is a general treatment for oil sludge processing. However, the bacterial abilityin oil sludge biodegradation is blocked by non-aqueous phase liquid of oil sludge. Twopossible ways of enhancing the bioavailability of oil sludge are surfactants application and slurry bioreactors system. The objective of this study is to obtain the surfactant which can increase oil sludge biodegradation using simple slurry bioreactor. The surfactant selection obtained Emulsogen LP (58% effectiveness) which was examined based on HLB value, nonionic character, and surfactant effectiveness. Emulsogen LP is readily biodegradable which reached 93% biodegradability in 15 days. The biodegradation test showed that Emulsogen LP addition on its Critical Micelle Concentration (10 mg/L) enhanced oil sludge biodegradation in 3 bacterial cultures of Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, and Actinobacter baumanni after 48 hours. By surfactant addition, oil sludge biodegradation reached 37-49% whereas without surfactant addition it only reached 28-33%. The highest oil sludge biodegradation was obtained in P. aeruginosa cultures with Emulsogen LP addition (49%). The surfactant addition had no effect on microbial growth. Moreover, P. aeruginosa population was increased by surfactant addition.
Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR), merupakan teknologi yang dapat meningkatkan perolehan minyak dengan memanfaatkan aktivitas mikroba. Kegiatan penelitian MEOR dimulai dari isolasi dan identifi kasi mikroba; uji tabung guna menentukan mikroba dan nutrisi yang cocok untuk reservoir tertentu; uji Microbial Core Flooding/MCF dan uji coba MEOR di lapangan. Melalui uji tabung dan MCF, telah diperoleh mikroba dan nutrisi potensial yaitu kultur campuran dari sumur LDK 230 dengan starter KKL 11 dan medium M4 plus. Namun untuk uji coba lapangan berbagai faktor seperti kesesuaian antara karakteristik reservoir, kinerja mikroba dalam menghasilkan bioproduk, dan kondisi operasi masih perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan teknologi MEOR, sehingga dapat diimplementasikan untuk peningkatkan perolehan minyak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.