Salah satu penyebab menurunnya produksi ubi kayu adalah belum tepatnya teknologi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi air kelapa muda dan varietas yang terbaik untuk pertumbuhan tunas stek batang ubi kayu (Manihot esculenta Crantz). Percobaan dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2020 di Lahan, Telagasari, Karawang, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 10 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan yaitu {(Air kelapa muda 0% + Gajah), (Air kelapa muda 25% +Gajah), (Air kelapa muda 50% + Gajah), (Air kelapa muda 75% +Gajah), (Air kelapa muda 100% +Gajah), (Air kelapa muda 0% +Karet), (Air kelapa muda 25% +Karet), (Air kelapa muda 50% +Karet), (Air kelapa muda 75% + Karet), (Air kelapa muda 100% + Karet)}. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian konsentrasi air kelapa muda dan varietas terhadap semua variabel yang diamati. Terdapat pengaruh mandiri varietas ubi kayu terhadap waktu muncul tunas, panjang tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar terpanjang dan bobot basah akar. Terdapat pengaruh mandiri konsentrasi air kelapa muda terhadap diameter tunas dan jumlah daun. Varietas Gajah (v 1 ) memberikan nilai tertinggi pada waktu muncul tunas (11,78 hari), panjang tunas (40,90 cm), tinggi tanaman (49,53 cm), jumlah daun (26,03 helai), panjang akar (29,99 cm) dan bobot basah akar (21,56 gram). Konsentrasi air kelapa muda 25% (v 1 ) memberikan nilai tertinggi pada diameter tunas sebesar 7,43 mm. Konsentrasi air kelapa muda 75% (k 3 ) memberikan nilai tertinggi pada jumlah daun sebesar 21,25 helai.