Pisang mengandung antioksidan yang tinggi. Selain itu, kulit pisang juga memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, juga terpenoid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit pisang ambon, mengetahui variasi konsentrasi dari rentang 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1% , juga mengetahui waktu kontak (waktu inkubasi) yang paling efektif. Waktu yang dipakai disesuaikan dengan kurva pertumbuhan bakteri yaitu 0 jam, 5 jam, 15 jam, 30 jam, dan 45 jam dengan 3 kali pengulangan sehingga terdapat 75 unit eksperimen termasuk kontrol positif dan negatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Metode yang digunakan adalah makrodilusi dengan pembuatan seri pengenceran pada tabung reaksi yang berisi media cair Mueller Hinton Broth (MHB) sebagai media yang dapat menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus dan sejumlah tertentu suspensi Staphylococcus aureus. Seri tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama waktu tertentu dan diukur absorbannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 620 nm. Ekstrak kulit pisang ambon dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 0,4% dengan waktu kontak 30 jam.
ABSTRAK Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia illucens merupakan salah satu jenis lalat yang bukan merupakan vektor penyakit. Fase hidup BSF adalah singkat hanya sekitar rata-rata 7 hari. Berdasarkan hasil pengamatan, BSF betina akan menghasilkan sejumlah telur setelah melakukan mating dengan BSF jantan dan menghasilkan telur berjumlah 500-900 buah telur. Telur-telur ini akan menetas dan menjadi larva BSF atau sering disebut sebagai maggot. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas antibakteri ekstrak maggot BSF, konsentrasi hambat minimun (KHM), dan konsentrasi bunuh minimun (KBM) ekstrak maggot BSF terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode difusi Kirby Bauer, sedangkan untuk penentuan KHM dan KBM menggunakan angka lempeng total. Variasi konsentrasi ekstrak maggot yang digunakan adalah 0,12%; 0,24%; 0,36%; 0,48%; 0,60%; 0,72%; 0,84%; 0,96%; 1,08%; dan 1,20%, sedangkan konsentrasi filtrat etanol adalah 5%; 7,5%; 10%; 12,5%; 15%; 17,5%; 20%; 22,5%; dan 25%; sebagai kontrol digunakan ciprofloxacin 30 µg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak (liofilisat) etanol maggot efektif sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli, dengan nilai signifikansi 0,002 < α (0,050), untuk satu atau lebih kelompok data. Sedangkan, analisis uji Mann Whitney menunjukkan nilai signifikansi 0,317 (> 0,050%), untuk konsentrasi 1,08% dengan 1,20%. Ekstrak (filtrat) etanol maggot efektif sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli, dengan nilai signifikan 0,000 < α (0,050). Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) ekstrak (liofilisat) larva (Maggot) Black soldier fly (BSF) yang efektif sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli adalah 0,60% dengan jumlah koloni 24,27 ± 2,137 CFU/mL, dan Konsentrasi Bunuh Minimun (KBM) terdapat pada konsentrasi 0,96% dengan jumlah koloni 0,0 CFU/mL.
Penyakit karena infeksi dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, dari hewan ke manusia dan disebabkan juga oleh mikrooganisme seperti, bakteri, jamur, virus dan parasit. Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus. Upaya pengendalian terhadap bakteri Staphylococcus aureus telah banyak dilakukan dengan adanya antibiotik. Namun penyalahgunaannya dapat menyebabkan resistensi dalam penggunaan jangka waktu lama. Untuk mengatasinya maka perlu mengembangkan antibakteri dari obat tradisional terutama bahan alamiah yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti obat antibakteri. Salah satunya adalah kulit pisang muli (Musa acuminata L.) sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimum ekstrak kulit pisang muli sebagai antibakteri dan waktu kontak yang efektif terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah analitik laboratorik yang dilaksanakan pada bulan Maret 2019 hingga Mei 2019. Simplisia kulit pisang muli dilakukan dengan maserasi dengan etanol 96% kemudian dilakukan tahap freeze drying dibuat konsentrasi 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%. Sampel uji dilakukan metode makrodilusi yaitu pegukuran absorban menggunakan spektrofotometer UV-Vis panjang gelombang 620 nm dengan lama waktu kontak 0 jam, 5 jam, 15 jam, 30 jam dan 40 jam. Data absorban dianalisis dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dari rerata hasil absorban diperoleh konsentrasi minimum dan waktu kontak efek ekstrak kulit pisang muli. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak kulit pisang muli (Musa acuminata L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 0,4% dengan waktu kontak optimum 30 jam.
Behavior promiscuity now this can be done by anyone, anytime and anywhere, including the one in the area of tourism. In tourist areas often appeared behavioral Gronggong promiscuity among teenagers. This study aims to: 1). Describe the factors that cause a nasty stall in the area of tourism can be a region Gronggong promiscuity among teenagers, 2). The effort to control local government officials in tourism mentertibkan Gronggong of behavior promiscuity among teenagers.This study uses qualitative research methods with the primary data sourceconsists of the visitors, the traders in the Area Tourism Gronggong, PP Satpol Cirebon District, the Village Head Patapan Cirebon, Cirebon District Head of Tourism, andCommunities around Gronggong tourist area, while for source secondary data obtainedthrough documentation, literature study using books, and print media. Data collection techniques used include observation, interviews, and documentation. The subjects inthis study were the visitors and the traders in the tourist areas Gronggong with 4 stalltraders. The technical validity of the data in this study using the technique oftriangulation of sources and methods. In the data analysis techniques using the interactive analysis of Miles and Huberman.The results obtained are the factors that cause a nasty stall in the area of tourism can be a region Gronggong promiscuity among teenagers consists of: 1). Nonphysical factors consist of building construction shanties. Shanties located on the left path has an insulated building, located there under (the category is not visible), stall located on the right road in the form of benches scattered, and many benches that are built on a hill standing upright. The lack of lighting (illumination). While physicalfactors consist of a dynamic social relations between traders and visitors Gronggong tourist area, and factors of social control of local government officials are less than optimal. 2). The effort to control local government officials in tourism mentertibkan Gronggong of promiscuity behaviors among adolescents such as by recording the location then the insulated, provide guidance, socialization, and in its supervision on patrol every single week, right the situation is done at a certain time and depending on the needs , as before the religious holidays, and towards the end of the year.Keywords: Phenomenon bawdy shanties, adolescents, and control
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.