Lewa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ciri lahan kering dan pertaniannya bergantung pada hujan. Komoditas utama yang dikembangkan adalah padi () dan jagung (). Keterbatasan air mengharuskan perencanaan pola tanam yang tepat, salah satunya dengan analisis neraca air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi neraca air dan menentukan pola tanam berbasis padi dan jagung di Kecamatan Lewa. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan pemodelan neraca air menggunakan NRCS Java Model (jNSM). Hasil analisis neraca air dengan menggunakan jNSM yang dipetakan menggunakan menunjukan total ketersediaan air di Kecamatan Lewa terbagi menjadi 2 wilayah yaitu wilayah I dengan ketersediaan air 413 mm/tahun dan wilayah II dengan ketersediaan air 868 mm/tahun. Berdasarkan ketersediaan air tersebut, maka dapat dirancang pola tanam yaitu wilayah I hanya dapat ditanami satu kali dalam setahun, yaitu di musim hujan (Desember-April) dengan pilihan tanaman padi atau jagung, serta wilayah yang bisa ditanam 2 kali dengan pilihan tanaman jagungpadi/jagung-jagung.
Kecamatan Lewa Tidahu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah ini adalah daerah yang sebagian besar usahataninya merupakan pertanian lahan kering dengan potensi lahan yang bisa dilakukan program pengembangan tanaman padi dan jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan dan kesesuain lahan untuk tanaman padi dan jagung di kecamatan Lewa Tidahu Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2019. Metode analisis yang digunakan adalah metode pencocokan (Matching) adan metode overlay melalui extensions model builder dalam Software Arcview 3.2. Hasil analisis kesesuaian lahan dengan metode overlay karakteristik lahan, menunjukan kelas kesesuaian lahan tanaman padi adalah kelas kesesuaian S1 (Sangat Sesuai) 21.301 ha (61,99 %), S2 (Cukup Sesuai) 12.859 ha (37,43 %) dan N (Tidak Sesuai) 199 ha (0,58 %). Kelas kesesuaian lahan tanaman jagung adalah kelas kesesuain S1 (Sangat Sesuai) 7.651 ha (22,26 %), S2 (Cukup Sesuai) 26.507 ha (77,14 %), dan N (Tidak Sesuai) 201 ha (0,60 %). Hasil pencocokan dengan syarat tumbuh tanaman padi dan jagung memperoleh faktor pembatas utama yaitu ketersediaan oksigen (ao) seperti drainase dan kedalaman tanah, bahaya erosi (eh) atau lereng, penyiapan lahan (lp) atau batuan di permukaan
Moringa leaves can be processed in various food and beverage products such as clear vegetables, juice, omelette, chips, nastar, donuts, bakwan and Moringa leaf noodles. In addition, Moringa leaves can be processed as herbal drinks. Currently, with the covid-19 pandemic conditions around the world, many alternative herbal ingredients are consumed by the public to increase body nutrition in order to prevent transmission of the virus, one of which is Moringa leaves. Moringa plants are high in nutrients, such as vitamin C, calcium, vitamin A, potassium, and protein. The purpose of implementing this PkM activity is to provide information and, to provide assistance to the community in utilizing Moringa plants to prevent Covid-19, as well as to improve community skills in making Moringa herbal drink to prevent Covid-19. This PkM was held at the Ori Angu Farmers Group in Pambotanjara Village, with a series of activities including the socialization of the importance of Moringa leaves, the preparation of raw materials for making herbal moringa drinks, and the practice of manufacturing Moringa leaf herbal drink products. The results of this activity were the socialization of the use of Moringa leaves as a way to increase immunity in order to prevent viruses and the practice of making Moringa leaf tea with members of farmer groups, students and lecturers at the Ori Angu Farmer Group, Pambotanjara Village.Keywords: herbal drink; moringa leaves; prevents covid-19Abstrak: Daun kelor dapat diolah dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti sayur bening, juice, omelet, keripik, nastar, donat, bakwan dan mie daun kelor. Selain itu, daun kelor dapat diolah sebagai minuman herbal. Saat ini, dengan adanya kondisi pandemik covid-19 di seluruh dunia, banyak alternatif bahan herbal yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk menambah nutrisi tubuh agar dapat mencegah terjadinya penularan virus tersebut, salah satunya adalah daun kelor. Tanaman kelor memiliki nutrisi tinggi, seperti vitamin C, kandungan kalsium, vitamin A, kandungan potasium, dan protein. Tujuan pelaksanaan kegiatan PkM ini adalah untuk memberikan informasi dan, melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam memanfaatkan tanaman kelor untuk mencegah covid-19, serta meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pembuatan minuman herbal daun kelor dalam mencegah covid-19. PkM ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ori Angu Desa Pambotanjara dengan runtutan kegiatan adalah sosialisasi pentingnya daun kelor, persiapan bahan baku pembuatan minuman herbal daun kelor, dan praktik pembuatan produk minuman herbal daun kelor. Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya sosialisasi pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu cara menambah imunitas tubuh dalam rangka mencegah virus dan dilaksanakannya praktik pembuatan teh daun kelor bersama anggota kelompok tani, mahasiswa dan dosen di Kelompok Tani Ori Angu Desa Pambotanjara.Kata kunci: daun kelor; mencegah covid-19; minuman herbal
Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di antara tanaman budidaya padi sawah yang tidak dikehendaki keberadaannya karena dapat merugikan tanaman budidaya dalam persaingan kebutuhan unsur hara yang dapat menimbulkan penurunan hasil panen petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan nilai penting gulma pada lahan tanaman padi sawah di Desa Umbu Pabal Selatan, Kabupaten Sumba Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2022. Pengambilan sampel di lakukan di 15 titik pada 3 lokasi yang berbeda yang di tentukan dengan metode purposive sampling dengan ukuran 1x1 meter. Hasil identifikasi jenis gulma secara umum terdapat 8 jenis gulma yaitu Cyperus iria, Cyperus disfformis, Fimbristylis miliacia, Fimbristylis dichomata, Cuphea carthagenesis, Monochoria vaginalis, Echinochloa colona L. dan Echinochloa crus- galli. Berdasarkan perhitungan niali penting di peroleh 3 jenis gulma dengan nilai tertinggi yaitu gulma F. miliacia dengan nilai 80, 50%, C. iria L. 51,93% dan gulma C. disfformis dengan nilai 50,74% serta gulma paling rendah adalah gulma C. carthagenesis 12,22%. Weeds are wild plants that grow among rice cultivation plants. It can harm cultivated plants because of competition in nutrient absorption and finally decreasing yields. This research was conducted to identify the types and importance of weeds in lowland rice fields in Umbu Pabal Selatan Village, Central Sumba Regency. This research was conducted in February to March 2022. Sampling was carried out at 15 points at 3 different locations determined by the purposive sampling method with a size of 1x1 meter. The results of the identification of weed types in general are 8 types of weeds which are divided into 4 families and 3 groups and there are 3 types of weeds with the highest value being Fimbristylis miliacia weed with a value of 80.50%, Cyperus iria L. 51.93% and weed Cyperus dysfformis with a value of 50.74% with the lowest weed is Cuphea carthagenesis 12.22% With the results of the analysis of significant value data, it can be seen that the highest value was Fimbristylis miliacia weed and the lowest weed was Cuphea carthagenesis weed.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.