Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan hidup sebagian besar penduduk dunia, termasuk dalam dunia Pendidikan. Problematika pun muncul satu persatu sejalan dengan peralihan metode pembelajaran Universitas secara offline/tatap muka ke online/melalui jaringan internet. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam juga memiliki masalah yang rumit saat materi yang seharusnya disampaikan dengan penuh perhatian pada pemodelan dan praktikum, harus di switch dengan metode tanpa tatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apa saja yang dirasakan mahasiswa selama pembelajaran daring ini dilakukan. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan pada 40 responden mahasiswa Pendidikan IPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil menunjukkan bahwa pada aspek Kelancaran Pelaksanaan Pembelajaran 52,5% mahasiswa berpendapat Jumlah Pertemuan dan Kesesuaian Materi dengan Silabus Baik, sesuai dengan yang diharapkan. 37,5% Sistem Perkuliahan yang menggunakan Platform Daring atau Online berjalan baik namun 30% berpendapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Cara Penyampaian Dosen cukup sesuai dengan yang diharapkan berkaitan dengan penguasaan materi dan penguasaan penggunaan Platform Online oleh dosen, aspek ini mendapatkan penilaian 52,5% dari mahasiswa. Penugasan selama pembelajaran online ini dilakukan dirasa cukup memberatkan mahasiswa terbukti pada 30% mahasiwa menyatakan aspek ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sementara aspek paling memberatkan dilakukan pembelajaran online salama pandemi COVID-19 ini adalah masalah jaringan yang berkaitan dengan Sinyal dan Kuota Paket Data. 40% mahasiswa meyatakan bahwa aspek ini dirasa tidak sesuai dengan yang diharapkan dan memberatkan. Whats App Group adalah Platform Online yang paling diminati mahasiswa, sementara Zoom bukan menjadi pilihan prioritas.
Pandemi Covid-19 juga dirasakan di sektor pendidikan dimana kurang lebih selama 9 bulan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (daring). Hal ini tentunya menjadi sangat tidak mudah untuk dilakukan, khususnya para mahasiswa dituntut untuk tetap melakukan praktikum selama Pandemi Covid-19 demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Praktikum menjadi hal yang sangat penting, mengingat praktikum dapat menunjang pemahaman para mahasiswa terhadap materi abstrak bidang sains yang perlu di kongkritkan. Tujuan studi ini adalah untuk mengeksplorasi keterlaksanaan, bentuk, mata kuliah, kendala yang dihadapi, cara dosen menjelaskan prosedur praktikum, alasan praktikum tetap harus dilaksanakan saat pandemi Covid-19, hingga respons efektivitas pelaksanaan praktikum bidang sains (IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi) yang dilaksanakan selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan metode kuesioner yang datanya dihimpun secara purposive sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 200 responden yang berasal dari mahasiswa berbagai program studi Sains (IPA, Biologi, Kimia, Fisika) di 10 Perguruan tinggi di Indonesia. Studi eksplorasi ini memberikan hasil bahwa kegiatan pembelajaran berbentuk praktikum selama pandemi Covid-19 ini mayoritas tetap dilaksanakan dengan bentuk praktikum eksperimen menggunakan alat dan bahan yang sederhana paling biasa dilakukan dan menjadi yang paling diminati oleh mayoritas responden. Terdapat praktikum yang masih dilakukan secara Luring dengan mempertimbangkan protokol kesehatan ketat. Kendala utama yang dihadapi oleh mahasiswa adalah pada ketersediaan alat dan bahan. Bentuk penjelasan dosen terkait prosedur praktikum paling dirasa maksimal adalah pemanfaatan bentuk buku modul/petunjuk praktikum disertai dengan penjelasan dosen. Mayoritas mahasiswa tetap ingin kegiatan praktikum terlaksana, namun mahasiswa menganggap bahwa praktikum terlaksana selama ini dengan tidak efektif dilakukan melalui daring.
Abstrak Softgellcandy adalah permen bertekstur lunak yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, kaegenan, gelatin dan lain-lain yang digunakan untuk modifikasi tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal. Sayangnya distribusi Softgellcandy di pasaran seringkali terlepas dari pengawasan lembaga berwenang. Banyak ditemukan bermacam merk Softgellcandy yang tidak berBPOM maupun tidak berlabel Halal. Gelatin menjadi titik kritis kehalalan Softgellcandy. Penelitian ini menguji 15 sampel Softgellcandy tak berlabel halal yang dijual bebas di Surabaya dengan primer pengkode fragmen DNA cytochrome b Babi. Metode yang digunakan adalah konvensional PCR pada suhu 98oC-2 menit; 95oC-30 detik; 61oC-30 detik; 72oC-40 detik; dan 72oC-3 menit, selama 30 siklus. Visualisasi hasil PCR menggunakan elektroforesis 2% gel agarosa menunjukkan dari 15 sampel, 8 sampel terindikasi kontaminan DNA babi ditandai dengan pita DNA sebesar ±149bp. Pemerintah perlu melakukan monitoring lebih ketat terkait peredaran produk makanan tak berlabel halal yang dijual bebas di pasaran, mengingat Halal menjadi issue yang sangat sensitif di negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia ini. Karena halal adalah suatu keharusan. Keywords: Softgellcandy, cyt b Babi, PCR
Halal food means food that permitted under Islamic law and fulfills about requirements. The absence of information about halal food contained in UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) campus area causes related research to be carried out. This study aims to determine the porcine DNA contamination on food around UINSA area using molecular technology. Twenty two samples used were foods that contain meat and may contain pork obtained from canteens around UINSA area, analyzed using Polymerase Chain Reaction (PCR) method. The analysis was started with DNA isolation of 22 food samples, electrophoresis, PCR, then visualization gel electrophoresis. Primer gene coding for cytochrome b (cyt b) which produces 149 bp of DNA fragments. The results showed that no porcine contamination in 22 food samples, while the positive control showed a band of 149 bp. End point PCR method potentially to detect porcine DNA contaminants in food products around UINSA. Therefore the food is halal and safe for consumption.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.