Meningkatnya konsentrasi karbondioksida (CO2) di atmosfer dapat menyebabkan asidifikasi laut. Asidifikasi menjadi ancaman bagi lamun. Salah satu tantangan yang harus dihadapi saat ini adalah memprediksi dampak jangka panjang dari asidifikasi laut terhadap fisiologi lamun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis respons fisiologis lamun C. rotundata yang meliputi kandungan klorofil a dan b, laju fotosintesis dan laju pertumbuhan daun lamun. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Desember 2017 di Laboratorium Marine Habitat Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan adalah rancangan percobaan acak lengkap 5 pengulangan. Perlakuan pH yang digunakan yaitu pada nilai pH rendah (7,55), menengah (7,78) dan kontrol (8,20). Pengaturan nilai pH dengan cara menambahkan unsur CO32-. Kandungan klorofil a dan b, Laju fotosintesis dan Laju pertumbuhan daun C. rotundata perlakuan pH 8,20 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pH 7,78 dan pH 7,55. Uji ANOVA menunjukkan hanya klorofil a yang berbeda signifikan. Perbedaan pH mempengaruhi kandungan klorofil a dan b, laju fotosintesis dan laju pertumbuhan daun. Rendahnya pH air laut terbukti menghambat aktivitas fisiologis daun lamun C. rotundata.
Shellfish (bivalves) are potential biodiversity of waters with an important significant value used by the community as a food source of highly nutritious animal protein. Based on survey results, several coastal areas in North Aceh District have the potential for shellfish. Still, there have not been any scientific reports on this region's proximate composition of bivalves. This study aims to determine the relative arrangement of the dominant bivalves in the North Aceh District based on species differences and environmental characteristics. The results showed varying proximate bivalve proximate compositions of 4 chief types of shellfish in North Aceh waters. Bivalvia water ranged from 6.9-14.2%, ash ranged from 5.87-8.29%, protein ranged from 32.84-35.87%, fat ranged from 3.04-10.83%, and carbohydrate ranged from 38.11-42.71%. The highest protein and fat content were found in the Crassostrea sp1 type clams. In addition, the differences in the environmental characteristics of the shell sampling locations also resulted in different proximate compositions. The PCA test results showed that the critical variablarrangemente composition was ash and fat content. The environmental parameters, which were the key parameters of the relative arrangement of the shells were the substrate and pH.
Abstract. Erniati, Erlangga, Andika Y, Muliani. 2023. Seaweed diversity and community structure on the west coast of Aceh, Indonesia. Biodiversitas 24: 2189-2200. One of the commodities that continues to be developed by the Indonesian government in fisheries is seaweed. The potential of seaweed as a food ingredient in Aceh is very abundant. However, diversity and community structure of seaweeds on the west coast of Aceh have not been studied much. Therefore, this study has been carried out to assess the diversity and community structure of seaweeds on the west coast of Aceh based on transect method. Sampling has been carried out in all districts/cities (6 districts and 1 city) of west coast of Aceh. Altogether, a total of 50 species have been identified; of which, maximum number of species belongs to Phaeophyta (21 species) followed by Chlorophyta (16 species) and Rhodophyta (13 species). The estimated value of diversity (H'), uniformity (E), and dominance (D) index is 1.02, 0.50 and 0.51 respectively. Based on the univariate diversity indices analysis, it has been found that seaweed on the west coast of Aceh is in the moderate category. Furthermore, the water quality parameters revealed the existence of conducive environmental conditions for the growth and life of seaweed. So, it is proposed that use of appropriate seaweed culture techniques can be carried out on the west coast of Aceh to able to make Aceh a seaweed center in Indonesia.
Fauna makrobentik sering digunakan sebagai bioindikator kualitas lingkungan dan informasi tentang karakteristik lingkungan maupun keberadaan fauna makrobentik di kawasan reboisasi mangrove masih sangat terbatas. Kajian profil kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu berdasarkan karakteristik lingkungan dan fauna makrobentiknya telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekologi perairan di sekitar kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu. Untuk mengetahui keterkaitan karakteristik lingkungan dan fauna makrobentik dengan stasiun pengamatan dilakukan dengan statistik Correspondence Analysis (CA), sedangkan karakteristik lingkungan penentu fauna makrobentik serta hubungannya dilakukan dengan statistik Principal Component Analysis (PCA) dan regresi linier sederhana. Hasil kajian memperlihatkan bahwa konsentrasi karakteristik lingkungan yang diukur tidak begitu berbeda antar stasiun dan tidak melebihi ambang baku mutu untuk kehidupan biota laut. Selanjutnya fauna makrobentik yang ditemukan terdiri dari 6 spesies dengan kepadatan tertingginya berada di Stasiun 3 (05.00 ind/m2) dan terendahnya di Stasiun 1 (02.00 ind/m2). Pada Stasiun 1 konsentrasi pH dan suhunya sangat tinggi, sedangkan Stasiun 2 dan 3 konsentrasi salinitasnya yang tinggi. Fauna makrobentik Atilia (Columbella) scripta, Metopograpsus latifrons, Littoraria scabra, Saccostrea cucculata dan Cardisoma carnifex dapat berasosiasi dengan mangrove di semua stasiun. Selain itu, karakteristik lingkungan yang menentukan keberadaan fauna makrobentik C. carnifex adalah parameter pH, dimana semakin tinggi konsentrasi pH, maka kepadatan C. carnifex semakin menurun. Selain itu, karakteristik lingkungan yang menentukan keberadaan fauna makrobentik S. cucculata, M. latifrons dan A. scripta ditentukan oleh parameter DO dan salinitas yakni semakin rendah konsentrasi DO dan salinitas, maka kepadatan S. cucculata, M. latifrons maupun A. scripta akan semakin tinggi.
Perairan umum daratan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan mega biodiversity di Indonesia. Salah satu upaya dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara lestari sebagaimana diamanatkan dalam UU No 31 Tahun 2009 tentang Perikanan, maka diperlukan data dan informasi tentang jenis dan morfologi ikan di suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis dan morfologi ikan hasil tangkapan nelayan Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai jenis-jenis dan morfologi ikan hasil tangkap nelayan Tapak Paderi Kota Bengkulu. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah Random sampling, sampel ikan laut diambil secara acak langsung dari Nelayan Tapak Paderi. Identifikasi yang dilakukan adalah menghitung panjang total, panjang baku, identifikasi diawali dengan memperhatikan dan mencatat bagian morfologi ikan laut antara lain: warna, posisi mulut, bentuk tubuh, tipe sisik, bentuk sirip ekor, jenis dan jumlah duri pada masing-masing sirip. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh berhasil menginventarisasi 12 jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan di Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.