COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) merupakan wabah penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. Wabah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan terjadi hampir di seluruh negara di Dunia. COVID-19 ini menjadi wabah yang meresahkan karena penyebarannya terjadi dengan sangat cepat melalui kontak antara manusia dengan manusia dan hingga saat ini belum tersedianya vaksin terhadap virus SARS-CoV-2 yang telah diuji klinis untuk mengatasi penyebaran virus ini. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh (sistem imunitas) melalui asupan makanan yang kaya akan kandungan senyawa antioksidan maupun imun booster. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, beberapa tanaman lokal Indonesia diprediksi dapat menjadi kandidat penghambat COVID-19. Tanaman yang memiliki potensi sebagai antiviral yang dapat menghambat COVID-19 antara lain: jahe merah (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), teh hijau (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), jambu biji (Psidium guajava), cengkeh (Sygizium aromaticum), dan bawang putih (Allium Sativum). COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) is one of disease infecting human respiratory system. This pandemic spreads out not only in Indonesia, but also in all countries around the world. In nowdays, COVID-19 become a terrible disease because the virus can infect very fast through human to human transmission and there is no clinically published vaccine against the SARS-CoV-2 virus to prevent the transmission. One of prevention methods of COVID-19 is by enhancing immune system. Consuming of some food which contain antioxidant agent or immune booster is known as one of method to enhance the immune system. Based on literature studies, there are some Indonesian local plants predicted as the inhibitor against COVID-19. Those plants which are potential as the antiviral to inhibit COVID-19 including red ginger (Zingiber officinale), turmeric (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), green tea (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), guava (Psidium guajava), clove (Sygizium aromaticum), dan garlic (Allium Sativum).Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, medicinal plants, antiviral
Dalam pembuatan sabun cuci tangan biasanya memanfaatkan ekstrak alami yang dapat membunuh bakteri. Salah satu bahan alam yang biasa dijumpai adalah Lidah buaya (Aloe Vera) dan daun sirih (Piper betle Linn) yang memiliki banyak khasiat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kualitas Hand Soap baik dari ekstrak lidah buaya maupun ekstrak daun sirih. Analisis data menggunakan One-way ANOVA (Analysis of Varians) pada taraf 5%. Percobaan penelitian ini menggunakan 3 sampel yaitu Hand Soap tanpa ekstrak (sebagai kontrol), Hand Soap ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dan Hand Soap ekstrak daun sirih (Piper betle Linn). Parameter kualitas yang diamati adalah uji organoleptik, pH, viskositas, antibakteri, dan daya busa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas Hand Soap ekstrak daun sirih memenuhi standar SNI dengan rata-rata uji organoleptik 3,87; pH 8,23; viskositas 20486,17 cPs; daya antibakteri 13,97 mm; dan daya busa 27,75 mm, sedangkan pada Hand Soap ekstrak lidah buaya juga memenuhi standar SNI dengan skor uji organoleptik sebesar 4,20; pH 8,68; daya antibakteri 9.12 mm; dan daya busa 27,50 mm. Berdasarkan uji statistik dan uji lanjut BNT disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada penambahan ekstrak daun sirih dan ekstrak lidah buaya terhadap kualitas Hand soap pada parameter pH, viskositas, dan daya antibakteri, dimana ekstrak daun sirih memiliki pengaruh paling baik terhadap kualitas Hand Soap dibandingkan dengan Hand soap kontrol dan Hand soap ekstrak lidah buaya.
Diare merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berbagai jenis bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hand sanitizer merupakan antiseptik yang dapat membunuh bakteri karena mengandung alkohol dan triklosan. Selain itu, daun kunyit mempunyai senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, triterpenoid tanin, dan saponin, yang berperan sebagai antibakteri. Hand sanitizer ekstrak daun kunyit dibuat dengan cara memberikan variasi volume pada ekstrak daun kunyit sebanyak 0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, dan 20 mL, kemudian di uji dengan uii organoleptik, uji viskositas, uji pH dan uji antibakteri. Pada pengujian organoleptik berupa warna, aroma, dan tekstur mendapatkan hasil tertinggi berturut-turut pada ekstrak daun kunyit 10 mL, 10 mL, dan 5 mL. Adapun nilai terendah pada uji organoleptik (warna, aroma, tekstur) berturut-turut ekstrak daun kunyit 20 mL, 0 mL, 0 mL. Uji viskositas paling tinggi pada formulasi 1 (0 mL) dan terendah pada formulasi 5 (20 mL). selanjutnya uji pH menunjukkaan formulasi paling tinggi berada pada formulasi 1 (0 mL) dan 5 (20 mL), terendah pada formulasi 3 (10 mL). Adapun pada uji antibakteri, hand sanitizer ekstrak daun kunyit meunjukkan zona hambat paling besar pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Formulasi terbaik pada kualitas hand sanitizer ekstrak daun kunyit berdasarkan semua jenis uji berturut-turut adalah formulasi 4 (15 mL), formulasi 3 (10 mL), formulasi 2 (5 mL), formulasi 1 (0 mL) dan kualitas terendah hand sanitizer ekstrak daun kunyit adalah formulasi 5 (20 mL). Kata Kunci: Hand sanitizer; ekstrak daun curcuma longa linn; escherichia coli; staphylococcus aureus.
Disentri atau diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroba atau bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan manusia dengan cara masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makananan yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu bakteri itu adalah bakteri Escherichia coli yang ditemukan bersarang pada tangan yang kurang bersih atau kotor. Hal ini dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun. Alternatif sabun yang digunakan dapat memanfaatkan bahan alami seperti daun sirih hijau, daun sirih merah atau daun sirih cina sebagai bahan utamanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas handsoap ekstrak daun sirih hijau, daun sirih merah dan daun sirih cina. Penelitian ini dilakukan dengan variasi empat perlakuan yakni handsoap tanpa ekstrak sebagai kontrol, handsoap daun sirih hijau, handsoap daun sirih merah dan handsoap daun sirih cina. Adapun kualitas handsoap yang akan diuji antara lain: uji organoleptik, pH, daya busa, viskositas dan antibakteri. Hasil terbaik untuk uji organoleptik, pH dan viskositas terletak pada handsoap ekstrak daun sirih cina yaitu mencapai skor berturut-turut 4.25; 8.28 dan 9998.77 cps, sedangkan pada uji daya busa dan antibakteri terletak pada handsoap ekstrak daun sirih hijau yaitu dengan nilai berturut-turut 77.50 mm dan 17.50 mm.
The study aims to characterize Ruthenium as a photosensitizer in Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC). Samples are made in the structure of the working electrode pair Sandwich and the opponent electrode. Sample absorbance test using UV-Visible LAMBDA 25 spectrophotometer and test current and voltage characterization (I-V) using Keithley 2602A. The results of the study showed that the maximum absorbance in the high dye ruthenium appeared at the two peaks at 448 nm and 580 nm. While I-V curve measurements showed great efficiency that resulted in ruthenium dye with concentrations of 0.1, 0.5, and 1 in a row were 0, 12%, 0.186%, and 0.26%. These results show that higher concentrations of ruthenium dye can increase the value of the resulting efficiency.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.