Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang kaya akan vitamin dan mineral mudah dicerna oleh tubuh. Bahan yang lazimnya digunakan sebagai substrat fermentasi tempe adalah kacang kedelai (Glicyne max), akan tetapi tidak semua daerah di Indonesia dapat ditumbuhi oleh kacang kedelai, oleh karena itu dibutuhkan substrat alternative untuk fermentasi tempe. Kacang gude (Cajanus cajan L.) dapat dijadikan sebagai substrat alternatif fermentasi tempe, hal ini dikarenakan kacang gude mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dan memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun demikian sebagian mineral tersebut terikat dengan senyawa asam fitat yang merupakan tripsin inhibitor, sehingga proses pengolahan seperti fermentasi merupakan salah satu cara untuk menguraikan senyawa asam fitat. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian berupa penentuan kadar abu, nitrogen, vitamin dan mineral dengan metode standar, dilakukan sebelum dan setelah fermentasi. Kadar abu mengalami penurunan setelah fermentasi, kadar nitrogen, kadar besi, kadar kalsium dan kadar fosfor juga mengalami penurunan, sedangkan vitamin B12 mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.
Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengisolasi kapang Rhizopus pada tempe gude, seperti diketahui bahwa Rhizopus adalah kapang yang sangat penting dalam proses fermentasi tempe. Penelitian ini diawali dengan pembuatan tempe menggunakan biji gude sebagai substrat, yang diinokulasi dengan inokulum tradisional (usar), diinkubasi pada temperatur kamar sampai menjadi tempe (48-72 jam). Kapang tempe gude diisolasi dan diidentifikasi dengan menggunakan metode pengenceran berseri dan spread plate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji gude sebagai substrat pertumbuhan Rhizopus sp. Kapang tempe gude didominasi oleh kapang berwarna putih keabu-abuan dan putih abu-abu kecoklatan yang diidentifikasi mirip dengan Rhizopus oligosporus.
Bioethanol has been successfully produced from sorghum (Sorghum bicolor L.) seed dregs as a biofuel to replace fossil fuels. The goal of this study is to find out what sulfuric acid concentration produces sugar content during hydrolysis utilizing microwave and an autoclave. The concentrations of sulfuric acid used in this experiment were 0.5, 1, 2, and 5%. The hydrolysis of sorghum brans is suspended with a sulfuric acid solution, then in the hydrolysis using microwave (temperature 150°C for 30 minutes) and autoclave (pressurized 1 atm temperature 121 °C for 30 minutes). The fermentation using yeast saccharomyces cerevisiae for 5 days. The analyzed through reducing sugar content using UV-VIS, then morphology of sorghum brans using SEM, the density of ethanol using pycnometer, and analysis ethanol levels using GC. The analysis used SEM is sulfuric acid was able to damage the surface structure of sorghum brans. Produced the optimum reducing glucose occurred in hydrolysis using a microwave with a sulfuric acid concentration of 1% is 44,97 gr/L, then using methods autoclave produced the optimum glucose reducing with a sulfuric acid concentration of 5 % is 30,86 g/L. The analysis ethanol used pycnometer is 1,96%. and gas chromatography converting of ethanol was 15.76%.
Tempe yang memiliki kualitas baik dapat dilihat dari penampilan morfologi atau penampilan fisik dari tempe itu sendiri. Karakteristik tempe sangat dipengaruhi oleh kualitas substrat fermentasi yang baik, kualitas starter atau inokulum yang baik, serta kondisi lingkungan dan cara kerja yang steril. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tempe (warna, tekstur, dan aroma) pada tempe gude (Cajanus cajan (L) Millps.) selama fermentasi. Metode fermentasi tempe gude dilakukan sesuai dengan cara fermentasi tempe kedelai, akan tetapi pada kacang gude dilakukan perendaman bertingkat. Pada waktu 24 jam pertama miselia kapang mulai tumbuh, berwarna putih, akan tetapi belum begitu padat, miselia yang tumbuh masih tipis. Akan tetapi aroma khas tempe mulai tercium, pada hasil fermentasi selama 48 jam menghasilkan tempe gude dengan kualitas yang cukup baik yaitu memiliki tekstur yang padat, memiliki aroma yang harum, pH 4,3 dan kadar air 6,8% berwarna putih yang disebabkan oleh miselia kapang yang tumbuh baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.