Pada saat ini Badan Tenaga Nuklir sendiri telah menghasilkan 20 varietas baru, 10 diantaranya di kembangkan di Kabupaten Musi Rawas, namun penggunaan benih yang unggul ini cenderung masih rendah, rendahnya penggunaan benih unggul dikalangan petani dikarenakan sebagian besar masyarakat masih mempunyai persepsi yang negatif terkait dengan istilah “nuklirâ€,Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik petani dan membandingkan pendapatan sebelum dan setelah petani menggunakan benih padi hasil iradiasi BATAN, penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Januari – April 2019 di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan, dengan menggunakan metode survei. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu anggota kelompok tani yang menggunakan benih padi hasil iradiasi. Untuk penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode proportionate random sampling dengan proporsi 10% untuk masing-masing kelompok tani ,sehingga diperoleh jumlah sample penelitian sebanyak 139 responden. Teknik Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani yang menggunakan benih padi hasil iradiasi. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat analisis usahatani dan analisis uji beda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Karakteristik petani yang menggunakan padi varietas iriadisasi rata-rata pada umur 46 tahun, dengan pendidikan terbanyak yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 58 orang atau 41,72 %, dengan luasan lahan terbanyak pada rentang <0,25 – 0,5 hektar sebanyak 75 orang atau 53,96 %, serta rata-rata pengalaman usahatani yang dimiliki 20 tahun, pendapatan petani sebelum menggunakan varietas hasil iriadisi BATAN sebesar Rp. 8.318.020 per musim panen, setelah menggunakan benih varietas hasil iradiasi meningkat menjadi Rp. 12.430.018 per musim panen, dengan hasil uji beda t hitung -3,105, dan t table 1,68 serta p-value 0,001<0,05, artinya pendapatan sebelum dan setelah menggunakan benih padi varietas hasil iradiasi BATAN berbedanyataÂ
This study aims to map food commodities that are feasible to develop in Musi Rawas Regency. The method of calculation used to determine superior and non-superior commodities is the Location Quotient (LQ) method. The data used includes secondary data obtained from the Central Statistics Agency and the Department of Agriculture and Animal Husbandry of Musi Rawas Regency in 2019, as well as primary data from interviews with farmers. The results showed that of the eight food commodities, there were 6 which were superior commodities, namely lading rice, sweet potato, maize, peanuts, green beans, and soybeans, while the other two, namely lowland rice and cassava, were non-superior food commodities.
The adoption of innovations of superior mutant rice varieties expected to help communities overcome hunger and food insecurity by providing easier access to food for poor people in rural areas. The purpose of this study is to determine the level of adoption of farmers for irradiated rice and analyze the factors that influence farmers in adopting irradiated rice. This research was conducted from October to November 2018 in Musi Rawas Regency using a survey method. Data obtained from interviews with 75 farmers who have applied the mutant variety. Survey data obtained were analyzed using SEM. The results showed that the technology adoption rate of mutant rice varieties reached the experimental stage; and There are three latent constructs that are significantly (ρ <0.01) positively correlated, namely: farmer preference (X2) to adoption rate (Y1), support of extension agent (X5) to farmer characteristics (X1) and farmer preference (X2).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan petani dan pola konsumsi petani karet. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Marga sakti Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2016. Penelitian ini mengunakan metode survey dengan penentuan lokasi secara sengaja, sedangkan metode penarikan sampel dilakukan dengan metode (Proportionate Stratified Random Sampling) di mana populasi masyarakat tani yang melakukan usahatani karet dan usahatani sawit di Desa Marga Sakti yang berjumlah 325 kepala keluarga diambil 33 kepala keluarga sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pendapatan rumahtangga rata-rata Rp. 87.138.497 per tahun yang bersumber dari usahatani karet Rp. 32.444.000 per tahun atau 45 %, dan usahatani karet dan sawit Rp. 54.694.286 per tahun atau 55 % . Dengan 55 % pendapatan bersumber dari usahatani karet dan sawit, maka daerah ini termasuk daerah yang rawan pangan dan semakin tinggi tingkat pendapatan, maka secara non signifikan proporsi pangan karbohidrat akan meningkat dan secara signifikan terdapat kecenderungan penambahan proporsi pengeluaran untuk non karbohidrat dan non pangan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.