Background: Maternity waiting homes are residential facilities where women who live remotely can wait before giving birth at a hospital or health centre. The aim of implementing a maternity waiting home strategy is to reduce maternal and perinatal mortality by improving access to skilled birth attendance and emergency obstetric care, particularly for women in rural and remote areas. This study aimed to examine the association between socialization and the use of maternity waiting home in East Aceh. Subjects and Method: This was a cross-sectional study carried out at four community health centers (puskesmas), in East Aceh, Indonesia. A sample of 130 pregnant mothers was selected for this study by stratified random sampling. The dependent variable was the use of maternity waiting home. The independent variable was socialization and family support. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Socialization was associated with an increased use of maternal waiting home (OR= 14.17; p= 0.002), after controlling from the effect of family support. Conclusion: Socialization is associated with an increased use of maternal waiting home, after controlling for the effect of family support.
The performance of the midwife as part of the human resources owned by the hospital will affect the performance of the health service institution concerned as a whole. The purpose of this study was to analyze the effect of individual characteristics (including age, years of service, employment status, skills, and motivation) and extrinsic factors (including rewards, workload, supervision, and training) on the performance of midwives. This explanatory survey research used all of the midwives who served in the inpatient obstetrics room at Langsa Hospital, amounting to 47 people as respondents. Data were collected through questionnaires and analyzed by logistic regression method. The results showed that employment status, skills and motivation from individual characteristics as well as supervision and training from extrinsic factors had a significant effect on the performance of midwives. Furthermore, motivation was identified as the dominant variable influencing the performance of midwives.
<p><em><em>Obesity in children has become a global health problem throughout the world, either in the developed and developing countries. As for the prevalence of obesity in children is continuously increasing each year so that it becomes serious, complicated, and multicultural health problem. Children who are overweight and obese tend to remain obese when adults and are likely to develop non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease at a younger (WHO, 2012). The objective of the research was to analyze the risk factor for the incidence of obesity in 9-12 year-old children at Harapan 1 Elementary School, Medan, in 2018. The research used analytic method with cross-sectional study with 59 samples. The sampling method was proportional random sampling. The data were gathered by conducting interviews, questionnaires, and direct observation and analyzed by using Chi-Square test and logistic regression test with an SPSS 24. The result of the research showed that 54.2% of the respondents were obese, and 45.8% of the respondents were not with the significant correlation of p=0.05. The risk factors of the incidence of obesity in school-aged children were eating behavior (p=0.003 < 0.05), physical activity (p=0.008 < 0.05), exposure to television advertisements (p=0.015 < 0.05), and pocket money (p=0.0001 < 0.05). The result of logistic regression test showed that the variable which had the most dominant influence on the incidence of obesity was pocket money at Exp (β)=25.200. The variables of eating behavior, physical activity, exposure to television advertisements, and pocket money had the influence of 80.5% on the incidence of obesity. It is recommended that the school to monitor nutritional status of children through UKS (School Health Unit) in early detection of obesity</em></em></p><p><em><br /></em></p><p><em>Obesitas pada anak telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Adapun prevalensi obesitas pada anak terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga obesitas pada anak menjadi salah satu tantangan paling serius di bidang kesehatan masyarakat. Masalah obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks dengan penyebab multifaktorial. Anak yang mengalami overweight dan obesitas cenderung tetap mengalami obesitas ketika dewasa dan kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular pada usia yang lebih muda (WHO, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor perilaku berisiko terhadap kejadian obesitas pada anak usia 9 – 12 tahun di SD Harapan 1 Medan tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 59 responden. Teknik pengambilan sampel adalah Proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan uji Regresi Logistik Berganda menggunakan Software SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami obesitas sebanyak 54,2% dan sebanyak 45,8% responden yang tidak mengalami obesitas. Faktor yang secara bermakna berhubungan (p<0,05) dan menjadi faktor risiko terjadinya obesitas pada anak usia sekolah adalah kebiasaan makan p (0,003 <0,05), aktivitas fisik p (0,008 <0,05), paparan iklan televisi p (0,015 <0,05), dan uang jajan p (0,0001 <0,05). Hasil uji regresi logistik berganda diperoleh variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian obesitas adalah uang jajan dengan nilai Exp(B)= 25,200. Kebiasaan makan, aktivitas fisik, paparan iklan televisi dan uang jajan mempunyai pengaruh sebesar 80,5% terhadap kejadian obesitas. Selanjutnya, diharapkan pihak sekolah untuk memonitoring pertumbuhan dan perkembangan status gizi anak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah ada sehingga dapat mendeteksi adanya obesitas sejak dini</em></p>
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) menjadi salah satu strategi penting dalam mengendalikan trend penyakit tidak menular yang terus meningkat. Puskesmas Helvetia merupakan salah satu puskesmas di Kota Medan dengan persentase kelurahan yang menjalankan Posbindu PTM terendah yaitu sebesar 28,57%. Pada tahun 2016, cakupan kegiatan Posbindu PTM di wilayah Puskesmas Helvetia sangat rendah yaitu dibawah 1%. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik organisasi (perilaku petugas kesehatan, perilaku kader, fasilitas pelayanan, kegiatan Posbindu PTM) terhadap pemanfaatan POSBINDU PTM di wilayah Puskesmas Helvetia.Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Helvetia Tengah dan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Jenis penelitian adalah penelitian survai dengan tipe explanatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 15 tahun keatas. Sampel berjumlah 100 orang yang diambil dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petugas kesehatan (p value= 0,000), perilaku kader (p value= 0,000), fasilitas pelayanan (p value= 0,000) berpengaruh terhadap pemanfaatan Posbindu PTM, sedangkan kegiatan Posbindu PTM (p value= 0,413) tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan Posbindu PTM. Diperkirakan perilaku petugas kesehatan mempunyai kontribusi yang paling besar (B= 0,636) terhadap pemanfaatan POSBINDU PTM. Kemampuan variabel perilaku petugas kesehatan, perilaku kader dan fasilitas pelayanan untuk menjelaskan pemanfaatan POSBINDU PTM sebesar 91%. Secara umum pemanfaatan POSBINDU PTM akan semakin meningkat apabila perilaku petugas kesehatan, perilaku kader dan fasilitas pelayanan ditingkatkan.Disarankan dalam upaya peningkatan pemanfaatan pelayanan Posbindu PTM agar meningkatkan advokasi dan sosialisasi Posbindu PTM, meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor terkait, mengganti kader yang tidak aktif, melatih kader Posbindu PTM, melengkapi sarana dan prasarana Posbindu PTM sesuai standard, membentuk Posbindu PTM disetiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan Posbindu PTM secara berkala serta pemerintah daerah diharapkan memberikan dukungan dana untuk menunjang keberlangsungan Posbindu PTM.
Penerapan budaya keselamatan pasien seperti melaporkan dan mencatat insiden keselamatan pasien di RS Mitra Sejati masih belum terlaksana dengan baik, dilihat dari kepatuhan perawat yang kurang sadar bahwa insiden yang terjadi tidak perlu dilaporkan karena tidak menimbulkan cedera yang fatal bagi pasien dan adanya rasa takut disalahkan apabila melaporkan insiden keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu dan gaya kepemimpinan terhadap kepatuhan perawat pada budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Mitra Sejati. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan eksplanatori. Populasi adalah seluruh perawat inap sebanyak 132 orang dengan sampel 57 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda pada batas kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan perawat yang kurang patuh menerapkan budaya keselamatan pasien sebanyak 64,9%, sedangkan yang patuh sebesar 15,8%. Variabel karakteristik individu meliputi sikap (p=0,041) dan variabel gaya kepemimpinan (p=0,029) berpengaruh terhadap kepatuhan perawat pada penerapan budaya keselamatan pasien. Variabel dominan yang paling berpengaruh adalah gaya kepemimpinan dengan nilai koefisien β=0,350, artinya jika kepala ruang menerapkan gaya kepemimpinan akan mengakibatkan peningkatan kepatuhan perawat pada penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 0,350. Penilaian perawat terhadap gaya kepemimpinan kepala ruang yang paling disukai adalah gaya kepemimpnan partisipatif. Disarankan agar rumah sakit memberikan pelatihan tentang keselamatan pasien untuk meningkatkan sikap perawat dalam menyadari potensi kejadian atau cedera yang lebih berbahaya bagi pasien, menerapkan agar setiap kepala ruangan dapat menjadi contoh teladan bagi perawat pelaksana agar patuh menerapkan budaya pelaporan insiden keselamatan pasien
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.