Latar belakang: Otitis eksterna adalah suatu inflamasi dari saluran telinga bagian luar, terbagi atas otitis eksterna akut (otitis eksterna sirkumkripta, otitis eksterna difusa) dan otitis eksterna kronik. Kejadian otitis eksterna disebabkan berbagai faktor predisposisi tertentu, seperti perubahan pH kanalis dari asam menjadi basa dan trauma ringan akibat membersihkan telinga secara berlebihan. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita otitis eksterna. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, berupa studi observasi dari beberapa literatur terkait karakteristik otitis eksterna. Referensi yang digunakan diperoleh melalui internet, baik berupa hasil penelitian ilmiah ataupun textbook. Hasil penelitian: Pada penelitian ini digunakan 9 jurnal yang ditelaah dengan karakteristik usia, jenis kelamin, etiologi, faktor risiko, gejala klinis dan jenis otitis eksterna. Hasil yang didapatkan yaitu, penderita otitis eksterna terbanyak pada kisaran usia 11-25 tahun, jenis kelamin perempuan, etiologi dengan Staphylococcus aureus, faktor risiko oleh trauma, kejadian dengan gejala nyeri atau otalgia, dan pada jenis otitis eksterna difusa. Kesimpulan: Otitis eksterna dapat terjadi pada semua orang dengan kejadian dipengaruhi oleh kebiasaan ataupun kondisi anatomis telinga sebagai faktor risiko.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi penyakit infeksi. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia dan hampir setiap orang pernah mengalami infeksi Staphylococcus aureus yang bervariasi dalam beratnya, mulai dari keracunan makanan hingga infeksi kulit ringan sampai berat yang mengancam jiwa. Namun mengingat tingginya angka resistensi antibiotik maka penggunaan tanaman obat sebagai alternatif terapi merupakan pilihan yang lebih aman. Penelitian Ini Bertujuan Mengetahui khasiat ekstrak jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini adalah penelitian experimental post test dengan menggunakan metode disc diffusion untuk melihat bagaimana efektivitas Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro. Pada ekstrak jintan hitam didapatkan zona hambat yang paling tinggi pada konsentrasi 100% dengan rerata zona hambat sebesar 24 mm, sedangkan zona hambat yang paling rendah yaitu pada konsentrasi 25% dengan rerata zona hambat sebesar 10 mm.Pada kontrol positif menggunakan antibiotik Kloramfenikol didapatkan rerata zona hambat sebesar 30 mm yakni sensitif menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada kontrol negatif menggunakan akuades tidak terbentuk zona hambat. Terbentuk daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan pemberian ekstrak jintan hitam pada semua konsentrasi.
Latar Belakang: Di Indonesia, penyakit pityriasis versicolor mempunyai insiden yang cukup tinggi. Terapi topikal direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatomikosis superfisial yang hidup pada jaringan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dan ketokonazol 2% terhadap zona hambat malassezia furfur. Metode : Pada penelitian ini terdapat tiga kelompok yaitu, kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%, serta kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan ketokonazol 2% yang sebelumnya semua kelompok baik perlakuan maupun kontrol ditanam sediaan jamur malassezia furfur pada medium agar di cawan petri, lalu menggunakan metode disc diffusion. Hasil : Diameter zona hambat ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.). Konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat sedang pada Malassezia furfur yaitu 9 mm, sedangkan pada konsentrasi 75% menunjukkan hasil 11 mm dan konsentrasi 100% menunjukkan hasil 13 mm dengan interpretasi zona hambat kuat pada malassezia furfur. Kesimpulan: Ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan konsentrasi 75% dan 100% memiliki daya hambat kuat tetapi tidak sebanding dengan ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan jamur malassezia furfur.
Identification is an important examination in determining a person's identity in forensic anthropology. One of the parameters that can be used to determine a person's biological profile is height. Estimation of height based on the length of the femur is the most widely used method, because it has a significant correlation coefficient value to height. The purpose of this study was to determine the estimation of height based on the length of the femur in the Bugis. This research is a descriptive analytic study with a cross sectional approach to 40 students of the Faculty of Medicine UMI who are Bugis ethnicity with purposive sampling technique. Data analysis was performed by using Pearson correlation test and simple linear regression test. The results obtained that the mean height of the male is 171.42 ± 5.63, the female is 153.91 ± 6.18, the mean length of the right femur for the male is 44.54 ± 3.20 and the left is 44.32 ± 3.19, while the length of the left femur for women is 37.15 ± 3.12, and the right is 37.18 ± 3.05. With Pearson correlation analysis, obtained r value between 0.828 and 0.928 which indicates a significant correlation. The regression formula obtained between the length of the left femur and height in men is Height = 100,627 + 1,597 x (Left Femur for Men), while for the right femur, Height = 98,772 + 1,631 x (Right Femur for Men). The regression formula for the length of the female left femur and height is Height = 92.891+1.643 x (Female Left Femur) while the length of the female right femur is Height = 88.528+1.758 (Female Right Femur). This formula can be used on the Bugis. Height can be estimated by measuring the length of the femur using a linear regression equation.
Latar belakang : Obesitas terutama obesitas abdominal adalah faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa obesitas merupakan faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah dan kadar trigliserida. Berdasarkan data Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2009, kelompok obesitas meningkatkan resiko hipertensi sebesar 2,79 kali. Selanjutnya dijelaskan bahwa resiko hipertensi meningkat sebesar 1,40 kali pada orang dengan obesitas abdominal. Salah satu cara menilai obesitas abdominal adalah dengan rasio lingkar pinggang panggul. Berdasarkan hal diatas perlu diteliti mengenai hubungan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Tekanan Darah Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah subjek pria usia dewasa 25-45 tahun di kelurahan Tamalanrea Indah, Makassar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, sampel diambil dari semua yang memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah subjek terpenuhi. Subjek diukur tekanan darah dan rasio lingkar pinggang panggul. Data yang terkumpul diuji secara statistik dengan uji Independent sample T-Test. Hasil : Dari hasil analisis data didapatkan hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah sistol (p≤0,05). Sedangkan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah diastole tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah sistol dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah diastol
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.