2002
DOI: 10.1080/00472330280000301
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Agrarian and social change in a Javanese village

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 5 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Perpindahan orang Jawa ke Sumatera sendiri pada era kolonial tidak terlepas dari program pemerintah Belanda mendapatkan tenaga kerja murah. Dengan alasan keterbatasan lahan produktif dan sulitnya pekerjaan pemerintah kolonial Belanda membawa ribuan masyarakat Jawa ke berbagai daerah di Sumatera (Kim 2002). Di sana mereka dipekerjakan pada perkebunan Belanda yang mulai dibuka di berbagai daerah, salah satunya di Sumatera bagian Utara yang saat ini menjadi Provinsi Sumatera Utara.…”
Section: Migrasi Orang Jawa Ke Aceh: Tinjauan Sejarahunclassified
“…Perpindahan orang Jawa ke Sumatera sendiri pada era kolonial tidak terlepas dari program pemerintah Belanda mendapatkan tenaga kerja murah. Dengan alasan keterbatasan lahan produktif dan sulitnya pekerjaan pemerintah kolonial Belanda membawa ribuan masyarakat Jawa ke berbagai daerah di Sumatera (Kim 2002). Di sana mereka dipekerjakan pada perkebunan Belanda yang mulai dibuka di berbagai daerah, salah satunya di Sumatera bagian Utara yang saat ini menjadi Provinsi Sumatera Utara.…”
Section: Migrasi Orang Jawa Ke Aceh: Tinjauan Sejarahunclassified
“…Some exceptions nonetheless, can be found, for example, in Good Times and Bad Times in Rural Java (2002), a classic study by Breman and Wiradi that investigates the socio‐economic impact of the Asian economic crisis on different social classes in the Javanese countryside. Around the same time, Kim (2002) more specifically addressed agrarian differentiation in 21st‐century rural Java, although the study pays little attention to the power relations at play that halt social differentiation. The latest study took place more than a decade later when Ambarwati et al (2016) conducted a macro survey study covering 20 villages across Java, Sulawesi, and Sumatera.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%