2020
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.256
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Swasembada Beras Di Indonesia Tahun 2018

Abstract: Swasembada beras merupakan isu nasional yang selalu menjadi perhatian besar pemerintah. Masalah beras selalu melibatkan antar-kementerian dan lembaga. Oleh karena itu, kajian mengenai hal ini harus juga menyeluruh dan bisa diaplikasikan dengan baik. Mulai dari penyediaan data, kemudian analisis data, terus kebijakannya tentu merupakan langkah yang harus didorong untuk terus disempurnakan. Penelitian ini berusaha mengkaji faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap swasembada beras di Indonesia. Data… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Tetapi di lain pihak muncul masalah baru yaitu masalah kekurangan gizi terutama masalah stunting. Provinsi NTT dalam kurun waktu 10 tahun silam (2013-2022) telah menyumbangkan angka balita stunting tertinggi di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018, 2021, 2022. Namun, Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukan bahwa permasalahan stunting di NTT dari tahun 2013-2018 telah mengalami penurunan prevalensi dimana 51,7% (2013) menjadi 42,6% (2018) (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Tetapi di lain pihak muncul masalah baru yaitu masalah kekurangan gizi terutama masalah stunting. Provinsi NTT dalam kurun waktu 10 tahun silam (2013-2022) telah menyumbangkan angka balita stunting tertinggi di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018, 2021, 2022. Namun, Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukan bahwa permasalahan stunting di NTT dari tahun 2013-2018 telah mengalami penurunan prevalensi dimana 51,7% (2013) menjadi 42,6% (2018) (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Provinsi NTT dalam kurun waktu 10 tahun silam (2013-2022) telah menyumbangkan angka balita stunting tertinggi di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018, 2021, 2022. Namun, Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukan bahwa permasalahan stunting di NTT dari tahun 2013-2018 telah mengalami penurunan prevalensi dimana 51,7% (2013) menjadi 42,6% (2018) (Kementerian Kesehatan RI, 2013, 2018. BPS tahun 2016-2021 (NTT dalam Angka) menunjukan bahwa secara makro, kejadian stunting pada populasi masyarakat di NTT dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat pendapatan (kemiskinan), rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya produksi pangan yang berakibatkan rendahnya konsumsi pangan bergizi, terbatasnya sarana prasarana kesehatan beserta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan, pengaruh faktor budaya yang berseberangan dengan prinsip gizi dan kesehatan (BPS, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor produksi yang mencakup pakan buatan (X1), jumlah indukan (X 2 ) dan obat-obatan (X 4 ) terhadap variabel variance produktivitas adalah uji determinasi R 2 , uji F, dan uji t. Tabel 3 merupakan hasil pendugaan fungsi variance produktivitas benih ikan lele yang dilakukan pembudidaya responden di Desa Joho Kecamatan Wates. Berdasarkan hasil estimasi terhadap fungsi variance produktivitas usaha pembenihan ikan lele dumbo yang dicantumkan pada Tabel 3, maka diperoleh persamaan sebagai berikut: σ 2 Y = -31.3405+ 3,001 lnX1 -5,099 lnX2 -0,513 lnX3 + 16,242lnX4 Apabila dikembalikan dalam bentuk semula maka persamaannya menjadi seperti berikut: σ 2 Y = 2,44903E-14 + X1 3,001 + X2 5,099 + X3 0,513 + X4 16,242 Berdasarkan hasil estimasi model fungsi variance produktivitas usaha pembenihan ikan lele dumbo yang ditunjukkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai R 2 (adjusted R-square) sebesar 0,2315, ini berarti 23,15 persen keragaman atau variasi dari variabel variance produktivitas usaha pembenihan ikan lele dumbo dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (pakan buatan, indukan, tenaga kerja dan obat-obatan), sedangkan sisanya sebesar 76,85 persen dijelaskan oleh variasi dari variabel lain di luar model.…”
Section: Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Benih Ikan unclassified
“…However, it is not easy for Indonesia to achieve self-sufficiency in rice due to the very high per capita consumption of rice. According to data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2018, the average consumption of rice by the Indonesian population reached 111.58 kg per capita per year, placing Indonesia as the country with the highest rice consumption in the world (Ahsani & Ardian, 2019). According to BPS (2021), the national rice productivity is still low, namely in average 52.26 quintals of dry unmilled grain per hectare.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%