2017
DOI: 10.28989/senatik.v3i0.137
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Tata Letak Fasilitas Dengan Menggunakan Metode Activity Relationship Chart Pada Industri Mebel Bambu Karya Manunggal Yogyakarta

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Hasil kalkulasi jarak dan biaya dengan pengukuran jarak rectilinear dan ongkos material handling pada tata letak awal yaitu 591 m 2 dan Rp 360.598, usulan pertama yaitu 565m 2 dan Rp 344.734, usulan kedua yaitu 584 m 2 dan Rp 356.327, maka yang menjadi pilihan yaitu usulan pertama sebagai usulan yang paling efisien. Astuti et al (2017) menganalisis tata letak fasilitas menggunakan ARC pada industri mebel bambu menggunakan ARC dan OMH. Dari perhitungan tata letak awal dan tata letak usulan terdapat selisih total jarak yaitu 90,55 meter atau 4,94 persen dan selisih ongkos material handling yaitu Rp 389,7 atau sebesar 0,19 persen.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil kalkulasi jarak dan biaya dengan pengukuran jarak rectilinear dan ongkos material handling pada tata letak awal yaitu 591 m 2 dan Rp 360.598, usulan pertama yaitu 565m 2 dan Rp 344.734, usulan kedua yaitu 584 m 2 dan Rp 356.327, maka yang menjadi pilihan yaitu usulan pertama sebagai usulan yang paling efisien. Astuti et al (2017) menganalisis tata letak fasilitas menggunakan ARC pada industri mebel bambu menggunakan ARC dan OMH. Dari perhitungan tata letak awal dan tata letak usulan terdapat selisih total jarak yaitu 90,55 meter atau 4,94 persen dan selisih ongkos material handling yaitu Rp 389,7 atau sebesar 0,19 persen.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian oleh Gan, Didik Wahjudi, & Sugiarto Sugiarto, (2000) melaporkan tata letak pada industri pembuatan tas koper. Selanjutnya analisis tata letak produksi percetakan periklanan (Safitri, Ilmi, & Kadafi, 2017), Perusahaan mebel kayu (Astuti, Poerwanto, & Trianingsih, 2017) dan analisis tata letak pada pengolahan roti (Prasetya, Runtuk, & Hartanti, 2015). Hingga kini masih sedikit penelitian yang melaporkan kajian analisis luas lantai produksi pada pabrik pengolahan teh hijau.…”
Section: Pendahuluanunclassified