Bimbingan Penerimaan Diri Remaja Broken Home

Abstract

This study aims to determine the process of experience that makes the subject re-accept himself and the guidance obtained by the subject so that he is able to accept himself again. This research is a phenomenological qualitative study with a single informant who does experience broken home families. Data collection was carried out by interview and observation. Data analysis techniques used data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study indicate that the process of experience gained through pre-broken home, during broken home, and post-broken home. Meanwhile, the guidance obtained by the subject comes from his grandfather and lover. The implication of the results of this study is to analyze need assessment of the guidance and counseling program for the implementation of family counseling in families experiencing broken homes.

Efektivitas Mindfulness Therapy Dalam Meningkatkan Self Acceptance Remaja Broken Home : Literature Review

“…Hal tersebut dikarenakan orang tua seringkali melibatkan anak dalam konflik yang terjadi. Remaja broken home lebih banyak mengalami masalah dibandingkan dengan remaja dengan keluarga yang harmonis (Fahrurrazi & Casmini, 2020).…”

“…Lestari mengemukakan bahwa perceraian yang tejadi berdampak pada perkembangan psikososial remaja. Remaja akan merasa tidak aman, stres, depresi, tidak mau berinteraksi dengan orang lain, merasa tidak lagi dicintai dan disayangi oleh kedua orang tuanya, merasa bersalah, hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri (Fahrurrazi & Casmini, 2020). Aziz (2015) menemukan bahwa terdapat beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja broken home.…”

“…Perilaku-perilaku menyimpang tersebut, yaitu memiliki sikap tidak sopan terhadap orang lain, menurunnya motivasi untuk belajar, dan cenderung suka mencari perhatian. Sikap dan perilaku negatif yang ditunjukkan remaja tersebut merupakan suatu gambaran bahwa mereka belum bisa menerima kondisi yang terjadi dalam keluarga mereka (perceraian) (Fahrurrazi & Casmini, 2020). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kondisi perceraian orang tua dapat menimbulkan dampak bagi self acceptance remaja (Fauzia & Listiyandini, 2018).…”

“…Penelitian mengenai mindfulness therapy dan self acceptance masih kurang dan perlu untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian mengenai self acceptance remaja broken home hanya berrfokus pada gambaran penerimaan diri remaja (Fahrurrazi & Casmini, 2020, Mamesah & Kusumawardhani, 2020, Nender et al, 2017. Penelitian-penelitian tersebut kurang menjelaskan bagaimana atau strategi apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan self acceptance remaja broken home.…”

Resilience and Meaningfulness of Life in Broken Home Adolescents

“…However, broken home families tend not to be prosperous and harmonious because an uncomfortable situation arises in a family (Rofiqah & Sitepu, 2019;Septiana & Muhid, 2022). Some of the criteria for a broken home are divorced parents, domestic violence, economic problems, as well as infidelity by one partner and both, so the child experiences a lack of good moral education and love (Fahrurrazi & Casmini, 2020;Indari et al, 2022). A broken home is a family situation with no longer prosperity and harmony, which teenagers usually hope for (Budiatmaja, 2021;Cholifah et al, 2023).…”