Peh Cun merupakan salah satu budaya peranakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Tradisi Peh Cun bertujuan untuk mengenang dan menghormati patriotisme seorang negarawan asal Tiongkok bernama Qu Yuan yakni menteri Negara Chu yang hidup pada Warring States Period. Qu Yuan seorang menteri yang jujur dan setia, namun difitnah oleh pejabat lainnya sehingga diusir dan bunuh diri karena tidak dihargai kesetiaannya oleh raja. Para nelayan mencari mayat Qu Yuan dengan menaiki perahu naga karena kepercayaan adat bahwa sang naga bisa membantu menemukan tubuh Qu Yuan dari dasar sungai. Selain itu, nelayan juga melempar bakcang ke sungai agar tubuh Qu Yuan tidak dimakan hewan dan dianggap untuk membuang sial. Koleksi busana berjudul ZÀI JÌ YÌ terinspirasi dari keunikan tradisi Peh Cun terutama perlombaan mendayung perahu naga dan tradisi memakan bakcang melalui representasi aksen teknik smock, ombre dye spray, dan opnaisel. Project based learning menjadi metode yang digunakan dalam perancangan koleksi ini. Tujuan perancangan ZÀI JÌ YÌ adalah untuk: 1) Menciptakan koleksi busana berkonsep modern dengan inspirasi Peh cun, 2) Menerapkan teknik manipulasi material ke dalam koleksi busana. Hasil akhir yang diperoleh berupa koleksi rancangan busana deluxe siap pakai dengan siluet simple, stylish dan kontemporer sesuai acuan Indonesia Trend Forecasting 2021/2022 bertema Spirituality subtema Modern dengan menampilkan detail manipulasi dan material secara menyeluruh pada busana.
Peh Cun, which emerged from the blending of Chinese and Indonesian traditions, is one of the peranakan cultures. The Peh Cun tradition seeks to celebrate and remember the nationalism of a Chinese leader named Qu Yuan, the Minister of State of Chu who lived during the Warring States Period. Although Qu Yuan was a trustworthy and obedient minister, the monarch disregarded his allegiance, and as a result, he banished him and later killed himself. In accordance with the conventional wisdom that the dragon may aid in locating Qu Yuan's body at the river's bottom, the fishermen used a dragon boat to look for his remains. Additionally, fisherman also toss bakcang into the river to prevent animals from eating Qu Yuan's body, which is said to be unlucky. Incorporating smock technique accents, ombre dye spray, and opnaisel, the ZÀI JÌ YÌ apparel line was motivated by the distinctiveness of Peh Cun's traditions, particularly the dragon boat rowing race and the tradition of eating bakcang. This collection was created using a project-based learning approach. The design goals of ZÀI JÌ YÌ are to: 1) Create a fashion collection with a contemporary concept influenced by Peh Cun, and 2) Apply material manipulation techniques to the fashion collection. The ultimate result is a range of ready-to-wear deluxe apparel designs with simple, stylish, and contemporary silhouettes that adhere to the Spirituality theme and Modern sub-theme of the Indonesia Trend Forecasting 2021/2022.