2018
DOI: 10.20884/1.jks.2016.11.1.642
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Determinan Maternal Kejadian Preeklampsia: Studi Kasus di kabupaten Tegal, Jawa Tengah

Abstract: Preeclampsia and Eclampsia are prolonged pregnancy complications, with typical symptoms such as hypertension, edema and proteinuria. The dominant factors related to the incidence of preeclampsia has not reveled yet, therefor appropriate prevention and intervention efforts are needed. Idenfitying risk factors of preeclampsia are expected to prevent and to control risk factors appropriately to decrease mothers and infants morbidity and mortality caused by preeclampsia. This research was to identify determinants … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
4
0
11

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(15 citation statements)
references
References 0 publications
0
4
0
11
Order By: Relevance
“…Hal ini terjadi karena terjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi begitu juga dengan pembuluh darah, juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia, sehingga menimbulkan oedema dan proteinuria. Usia 35 tahun sebenarnya belum dianggap rawan, hanya pada usia ini kemampuan reproduksi mulai menurun sehingga usia diatas 35 tahun dianggap fase untuk menghentikan kehamilan (Kurniasari, 2015) Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Manuaba (2007) dan penelitian yang dilakukan Fatkhiyah (2016) dan (Kurniasari, 2015). Kehamilan remaja dengan usia P-ISSN 1907-0357 E-ISSN 2655-2310 [37] dibawah 20 tahun mempunyai risiko salah satunya adalah preeklampsia.…”
Section: Usia Dengan Kejadian Preeklampsiaunclassified
“…Hal ini terjadi karena terjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi begitu juga dengan pembuluh darah, juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia, sehingga menimbulkan oedema dan proteinuria. Usia 35 tahun sebenarnya belum dianggap rawan, hanya pada usia ini kemampuan reproduksi mulai menurun sehingga usia diatas 35 tahun dianggap fase untuk menghentikan kehamilan (Kurniasari, 2015) Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Manuaba (2007) dan penelitian yang dilakukan Fatkhiyah (2016) dan (Kurniasari, 2015). Kehamilan remaja dengan usia P-ISSN 1907-0357 E-ISSN 2655-2310 [37] dibawah 20 tahun mempunyai risiko salah satunya adalah preeklampsia.…”
Section: Usia Dengan Kejadian Preeklampsiaunclassified
“…Sebuah penelitian menyebutkan bahawa ibu hamil dengan usia berisiko (< 20 tahun atau > 35 tahun), 7,875 kali lebih berisiko mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil usia reproduksi sehat (20-35 tahun) (Fatkhiyah, Kodijah, & Masturoh, 2018). Penelitian lain menyebutkan bahwa ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun mendapatkan luaran maternal yang lebih buruk yaitu preeklampsia, perdarahan antepartum dan partus dengan tindakan yang lebih banyak dibanding wanita usia reproduksi (Zubaidi & Pramono, 2011).…”
Section: Metodeunclassified
“…The first is late in recognizing danger signs of pregnancy and childbirth, the second is too late to make decisions, the third is too late to get to the hospital or referral is late. 3 late results in a higher maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) (Fatkhiyah, Kodijah, & Masturoh, 2018).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%