This article aims to explore the contributing factors of tolerance in senior high school students. This research covers the concept of tolerance theory and aspects that contribute to tolerance. The study was carried out using a cross-sectional survey method with a quantitative approach. The population in this study were high school students in the city of Bandung, Indonesia. The research sample was taken using a random sampling technique. The research sample consisted of 300 high school, vocational high school, and Madrasah Aliyah students in the city of Bandung. Data collection was completed using tolerance instruments, and data analysis used confirmatory factor analysis (CFA). The results of this study indicate that the greatest contributing aspect to the tolerance of senior high school students in Bandung was the aspect of peace. Meanwhile, the lowest contribution was observed in the aspect of equality. The peace aspect consists of indicators of caring, fearlessness, and love. The results of this study can be used as material and consideration for further research to develop a model or program of guidance and counseling services empirically designed to develop tolerance.
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi analisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap toleransi pada siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Ruang lingkup penelitian ini mencakup konsep teori toleransi dan aspek yang memberikan kontribusi pada toleransi. Metode yang digunakan ialah metode cross-sectional survey dengan pendekatan Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah siswa SLTA di Kota Bandung. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling. Adapun Sampel penelitian terdiri dari 300 siswa sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan dan madrasah aliyah di Kota Bandung. Pengumpulan data menggunakan instrumen toleransi. Analisis data menggunakan confirmatory factor analysys (CFA). Hasil penelitian ini menunjukkan aspek yang memberikan kontribusi terbesar pada toleransi siswa SLTA di Kota Bandung ialah aspek kedamaian. Sedangkan aspek yang memberikan kontribusi terendah ialah aspek kesetaraan. Aspek kedamaian terdiri dari indikator kepedulian, ketidaktakutan, dan cinta. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya untuk pengembangan model atau program layanan bimbingan dan konseling yang secara empirik untuk mengembangkan toleransi.