Development and Empowerment of Social Welfare Problems in Street Children in Samarinda City, East Kalimantan, Indonesia

Abstract

The purpose of this research is to describe the role of Social Welfare Department in the Development and Empowerment of Social Welfare Problems on Street Children in Integrated Social Institution of Samarinda City and to identify the inhibiting factors of the Role of Social Welfare Department in the Development and Empowerment of People with Social Welfare Problem on Street Children. The type of research used is descriptive which aims to explain about the role of Social Welfare Department in Social Welfare Problem on Street Children in Samarinda City. Types and sources of data used are primary data, purposive sampling technique and secondary data, and data collection techniques used are observation, interviews and documents. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data presentation and conclusion. Results and discussion shows that there are still many street children who escape from the target of Social Welfare Department, as well as the deterrent effect caused not yet felt, this is because there are still activities done street children on the streets. Inhibiting factors The role of the Social Welfare Department in the Development and Empowerment of PMKS in Street Children in Samarinda is Poverty, the absence of shelters for street children, people with social life and insufficient funding sources.

The North Kalimantan Aisyiyah’s Contribution to Empowering Women for the Fulfilment of Political Rights

“…As people are more aware of men's and women's equality, women's leadership becomes a controversial issue leading to polemics and debates. This form of awareness also occurs in other parts of the world (Suryaningsi & Muhazir, 2020).…”

Kesetaraan Gender dalam Perspektif Hak Asasi Manusia

“…Selain itu, kesetaraan gender dalam bidang hukum juga dapat dilihat dari hukum waris di Indonesia, dimana Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan tentang kedudukan anak perempuan dapat menghijab baik anak perempuan maupun anak laki-laki. Selain itu, terdapat juga peraturan perundang-undangan yang memihak perempuan dalam syarat berpoligami dan transformasi pemikiran di bidang profesi yang mana perempuan dapat menjadi hakim (Sari & Ismail, 2021) Budaya dalam masyarakat Indonesia memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, dimana budaya membentuk nilai dan norma terhadap setiap unsur yang ada dalam kehidupan manusia, mulai dari bersikap, berbicara, dan bertindak (Suryaningsi & Muhazir, 2020). Hal ini memiliki kelebihan dan kekurangan.…”

Perkawinan Anak di Bawah Umur dalam Sudut Pandang Hak Asasi Manusia

“…Bangsa kita tidak bisa bersaing buat beberapa tahun ke depan dengan asumsi anak-anak kita tidak mendapatkan awal yang baik sepanjang kehidupan sehari-hari, pernikahan anak sering menyebabkan putus sekolah dengan konsekuensi yang merugikan. Indonesia akan memiliki usia yang solid dengan asumsi para ibu juga dididik (Suryaningsi & Muhazir, 2020).…”

“…Ketiadaan informasi yang didapat akan membuat pandangan mereka mencorakkan sempit, mereka lebih memilih buat tidak memikirkan masa depan, yang mereka tahu hanyalah ketika ini. Selain itu, orang tua mereka berpikir, melihat kalau anak mereka telah pindah dari sekolah, maka mereka segera mengirim anak mereka buat mencoba membantu orang tuanya dengan asumsi tersebut hanya di rumah, serta setelah selesai mereka tidak memiliki latihan lain sehingga mereka memutuskan buat menikah muda (Suryaningsi, & Muhazir, 2020).…”