2019
DOI: 10.26499/jk.v15i2.1353
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

DISKRIMINASI BISSU DALAM NOVEL TIBA SEBELUM BERANGKAT: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA (Bissu Discrimination in Novel Tiba Sebelum Berangkat: Sociological Literature Study)

Abstract: Novel Tiba Sebelum Berangkat adalah sebuah karya fiksi yang tidak tercatat dalam sejarah, tetapi peristiwa-peristiwa yang dialami bissu merupakan konstruksi sejarah periode 1960-an. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan mengenai bentuk-bentuk diskriminasi manusia bissu serta resistensi bissu terhadap bentuk diskriminasi yang terjadi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pendekatan teori sosiologi sastra Ian Watt. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai beri… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
4
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

1
2

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(6 citation statements)
references
References 6 publications
0
4
0
2
Order By: Relevance
“…Selain kekuatan penguasa dalam mengontrol serta menjalankan sebuah informasi di media publik juga bertanggungjawab dalam menanggulangi masalah dalam polemik masyarakat yang tiap saat berkembang pesat dan sulit dikontrol dalam pengamanan. Jika dalam penanggulangan dinyatakan tidak sesuai dengan standar operasi maka akan terbetuk sebuah fenomena yang menggambarkan ketidak beresan dalam menanggulangi masalah sosial dan menyebabkan fenomena sepihak dalam konsep diskriminasi dilakukan oleh masyarakat, sehingga membuat keberadaan tidak lagi dihormati, bahkan dijadikan sasaran lemparan, dan olok-olokan oleh masyarakat (Hariyono & Suryaman, 2019).…”
Section: Kritik Melalui Analisis Teksunclassified
“…Selain kekuatan penguasa dalam mengontrol serta menjalankan sebuah informasi di media publik juga bertanggungjawab dalam menanggulangi masalah dalam polemik masyarakat yang tiap saat berkembang pesat dan sulit dikontrol dalam pengamanan. Jika dalam penanggulangan dinyatakan tidak sesuai dengan standar operasi maka akan terbetuk sebuah fenomena yang menggambarkan ketidak beresan dalam menanggulangi masalah sosial dan menyebabkan fenomena sepihak dalam konsep diskriminasi dilakukan oleh masyarakat, sehingga membuat keberadaan tidak lagi dihormati, bahkan dijadikan sasaran lemparan, dan olok-olokan oleh masyarakat (Hariyono & Suryaman, 2019).…”
Section: Kritik Melalui Analisis Teksunclassified
“…male (masculine) and women (feminine), while the Buginese society system to be more complex. Buginese society recognize five gender system (Hariyono & Suryaman, 2019;Al-Jum'ah & Suprihatin, 2019). With a different role, namely oroane (male), makkunrai (female), calalai (women with roles and functions of men), calabai (men with the role and function of women), and bissu blend women and men in one body (Nurohim, 2018;Imran, 2019).…”
Section: Bissu As the Traditional Ceremonial Leader Indigenousmentioning
confidence: 99%
“…One element of this movement, "Operasi Tobat" (Operation Repent), took aim at practices considered un-Islamic, particularly bissu practices (Boellstorff, 2005;Purwaningsih, 2017). This operation is performed sporadically toward minorities bissu at that time (Hariyono & Suryaman, 2019). Then, in the end, the activities of the bissu is consider idolatry, not following the teachings of Islam, hundreds of ceremonial equipment burned or buried into the sea, those who are caught must choose between the slain or opt-in religion of Islam as well as being a normal human (Lathief, 2004).…”
Section: Bissu Becomes the Center Of Operation Toba Di/tiimentioning
confidence: 99%
See 2 more Smart Citations