Hati merupakan organ utama dan pertama dalam proses metabolisme sehingga kesehatan hati harus selalu di jaga. Kerusakan hati dapat disebabkan antara lain oleh obat, virus dan berbagai senyawa kimia lain yang memiliki daya hepatotoksik. Hati yang sudah rusak sulit sekali untuk kembali normal seperti semula, sehingga obat yang diberikan berupa hepatoprotektor yaitu senyawa obat yang memiliki efek terapeutik, untuk memulihkan, memelihara dan mengobati kerusakan dari fungsi hati. Secara empiris rebung dari tanaman bambu kuning (Bambusa vulgaris Schard) dipercaya memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor. Mengingat hal tersebut perlu adanya pengujian untuk membuktian khasiat hepatoprotektor dari rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schard). Pengujian efek hepatoprotektor dengan ekstrak etanol rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schard) ini dilakukan dengan metode induksi parasetamol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol rebung Bambusa vulgaris Schard dengan dosis 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb memiliki aktivitas hepatoprotektor dengan mempertahankan aktivitas SGPT (IU/L), kadar bilirubin (mg/dL) dan indeks organ hati tikus yang diinduksi hepatotoksik parasetamol.
Kata kunci: Bambu Kuning, Hepatoprotektor, Hepatotoksik, Parasetamol, SGPT