Efisiensi Alokatif Faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Merah Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis faktor-faktor yang memperngaruhi produksi bawang merah di Kabupaten Majalengka, (2) menganalisis tingkat efisiensi alokatif (efisiensi harga) dari penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani bawang merah di Kabupaten Majalengka. Responden petani bawang merah ditentukan secara sensus. Jumlah data responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 37 petani bawang merah di Kabupaten Majalengka. Waktu pengumpulan data pada penelitian ni dilakukan pada bulan September 2015 sampai dengan April 2016. Teknik analisis yang digunakan adalah fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglass dan efisiensi alokatif dianalisis menggunakan pendekatan produk marginal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah secara nyata di Kabupaten Majalengka adalah luas lahan, jumlah bibit, dan pestisida. Untuk hasil analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa rata-rata petani bawang merah di Kabupaten Majalengka masih belum efisien, namun dari kelima faktor produksi yang digunakan oleh responden terdapat satu faktor produksi yang tidak efisien secara alokatif. Oleh karena itu, dalam meningkatkan efisiensi alokatif dari setiap faktor produksi yang digunakan dalam usahatani bawang merah, maka petani perlu diberikan pendampingan untuk dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan.

The efficiency of shallot farming in the highlands and lowlands in Magetan Regency, East Java Province

“…The production factors of land area, manure and solid pesticides had no significant effect and had a negative value, it means that if the use of these production factors is increased and other factors constant, there is a tendency for shallot production in the lowlands and highlands to decrease. This situation is different from shallot farming in Majalengka, where land area, number of seeds, and pesticides were input factors that significantly affected the production of shallots [18].…”

“…As many as 40% of farmers in the lowlands and 32% of farmers in the highlands use other people's land by renting. Farmers who use leased land tend to be more intensive in caring for their plants than farmers who use their land [18].…”

Uji kemampuan bakteri diazotrof asal perakaran bawang merah dalam mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah

“…Usaha tani bawang merah di Brebes dilakukan secara intensif, seperti adanya praktek pengolahan tanah dan aplikasi pupuk anorganik rutin berdosis dan intensitas tinggi (Muliana et al, 2018). Mutiarasari et al (2019) melaporkan para petani bawang merah di daerah Majalengka rata-rata menggunakan pupuk anorganik keseluruhan sebanyak 700-1000 kg/ha untuk meningkatkan produksi bawang merah sampai pada tingkat maksimum. Dosis yang digunakan melebihi anjuran dosis pupuk anorganik keseluruhan di daerah Kabupaten Majalengka, yaitu 50-500 kg/ha.…”

Efisiensi Teknis Bawang Merah Di Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan

“…jika secara teknis proses produksi dilakukan secara tidak efisien, perihal ini akan berakibat pada kegagalan membuktikan hasil optimal. Sebaliknya dikatakan secara alokatif proses produksi tidak dilakukan secara efektif, yakni apabila skala penggunanaan input tidak maksimal yang diisyarati dengan produk penerimaan marjinal yang tidak seimbang dengan anggaran marjinal input yang digunakan (Mutiarasari, 2019). Keahlian petani bawang merah dalam memastikan campuran serta jumlah aspek produksi dengan tepat serta efektif akan menekan anggaran produksi serta akan sanggup memperoleh produksi optimal (Puspitasari et al, 2017).…”