Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak mencukupi untuk waktu yang lama karena pemberian makanan yang tidak cukup gizi. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016, stunting adalah yang prevalensi terbesar kedua di antara balita Indonesia. Menurut Gizi (PSG) 2017 sebanyak 26,6% balita mengalami stunting. Statistik ini meliputi 9,8% dari kategori sangat pendek dan 19,8% dari kategori pendek. Kementerian Kesehatan RI kembali melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018. Menurut penelitian ini, angka stunting (anak tumbuhipendek) menurun dari 37,2 persen padaiRiskesdas 2013 menjadi 30,8 persen pada 2015 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan pola makan terhadap prevalensi stunting di Puskesmas Sangurara Kota Palu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan survei analitik, dan desainnya adalah cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu dengan anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sangurara Kota Palu. Purposive sampling digunakan untuk memilih 57 ibu balita dan balita usia 0,6 bulan sampai 5 tahun untuk penelitian ini. Kuesioner pengetahuan dan pola makan digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan stunting dengan p-value 0,367 > 0,05, dan tidak ada hubungan antara pola makan dan stunting dengan p-value 1.000 > 0,05. Dan kepada puskesmas, meningkatkan kapasitas perawat melalui pelatihanitentang pentingnya pendidikan ibu dan gizi balita. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi anak di bawah usia limaitahun dengan berat dan tinggi badan yang tidak normal, dan prevalensi stunting akan berkurang.