Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terjadi karena faktor kebiasaan, turun temurun dan kebiasaan sejak kecil. Pemicuan bertujuan mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu/masyarakat atas kesadaraan sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat, melalui pertemuan dengan masyarakat selama setengah hari, difasilitasi oleh tim pemicu puskesmas dan desa yang terdiri lima orang. Pemicuan merupakan program yang diharapkan dapat menanggulangi perilaku BABS. Tujuan penelitian ini melihat faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan stop BABS di Desa Ciaro wilayah kerja Puskesmas Nagreg. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 87 KK. Alat ukur berupa kuesioner yang di uji ke Desa Kendan Nagreg. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32 KK (36,8%) pengetahuannya baik, 41 KK (47,1%) memiliki sikap mendukung, 38 KK (43,7%) memberikan penilaian mendukung terhadap peran petugas kesehatan dalam kegiatan pemicuan stop BABS, dan 34 KK (39,1%) mengikuti kegiatan pemicuan stop BABS. Berdasarkan penelitian terdapat hubungan pengetahuan (Pv=0,001; r=0,529), sikap (Pv=0,000; r=0,735) dan peran petugas (Pv=0,000; r=0765) dengan keikutsertaan masyarakat. Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan STBM guna meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan Stop BABS.