Kehadiran internet memberikan alternatif bagi setiap individu untuk mencari pasangan hidup (jodoh) tanpa harus bertatap muka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pergeseran makna yang terjadi dalam proses ta’aruf yang dijalani oleh pria dan wanita yang sudah menikah serta individu yang sedang menjalani ta’aruf. Penelitian kualitatif ini fokus untuk menggali tahapan hubungan komunikasi interpersonal dalam proses ta’aruf melalui analisis data Interpretative Phenomenological Analysis. Informan penelitian ini terdiri dari tujuh orang, yaitu tiga pasangan yang sudah menikah melalui proses ta’aruf dan satu orang yang sedang menjalani proses ta’aruf di Kota Padang. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa tahapan dalam proses ta'aruf klasik, antara lain perkenalan, konfirmasi, penjajakan, pertemuan keluarga dan menetapkan hari pernikahan. Tahapan ta'aruf klasik ini bertransformasi dikarenakan konsekuensi teknologi komunikasi. Ta’aruf sudah bisa dilakukan melalui teman, orang tua, saudara maupun media sosial. Ta'aruf online membuat terjadinya pergeseran makna ta'aruf, di mana kesakralan sebuah proses ta’aruf sudah diartikan berbeda walaupun esensinya sama. Saat ini, keseriusan individu dalam menjalani ta’aruf tidak murni karena Allah, melainkan menjadi lifestyle dan sudah menjadi konsumsi publik bahkan kamuflase. The presence of the internet provides an alternative for each individual to find a life partner (mate) without having to meet face to face. This study aims to analyze the shifting of meaning in the ta'aruf process carried out by married couples and individuals undergoing ta'aruf. This qualitative research focused on exploring the stages of interpersonal communication in ta'aruf using Interpretative Phenomenological Analysis. The informants of this study consisted of seven people, of which three couples were married through the ta'aruf process and one person who was undergoing the ta'aruf process in Padang. Informants were selected by the purposive sampling technique. The results of this study indicated that the stages in the classical ta'aruf process includes an introduction, confirmation, exploration, family gatherings, and setting a wedding day. This classical ta'aruf stage transforms due to the impact of communication technology. Ta'aruf can be done through friends, parents, siblings, and social media. Online ta'aruf makes a shift in the meaning of ta'aruf, where the sacredness of a ta'aruf process has been interpreted differently, although the essence stays the same. At present, the seriousness of individuals in carrying out ta'aruf is not purely due to Allah, but ta’aruf has become a lifestyle, public consumption, and even camouflage.