Gerakan Hijrah: Pencarian Identitas Untuk Muslim Milenial di Era Digital

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksloprasi paradigma gerakan hijrah yang terjadi pada generasi muslim milenial di era digital melalui platform media sosial. Dengan menggunakan metode penelitian fenomenologiyang dilakukan pada gerakan pemuda hijrah yang dikenal dengan nama Shift. Partisipan dalam penelitian ini adalah pelaku hijrah, pendiri gerakan hijrah, juga keluarga dari pelaku hijrah. Penelitian ini dikaji melaluikonsep gerakan sosial sebagai salah satu perilaku kolektif, yang menjadikan gerakan hijrah pada generasi milenial menjadi fenomena baru dalam gerakan Islam di Indonesia yang menarik untuk dikaji. Temuan penelitian mencerminkan bahwa gerakan hijrah terjadi secara komunal melahirkan sebuah gerakan sosial berbasis keagamaan. Gerakan muslim milenial telah membangun identitas baru sebagai sebagai umat beragama yang taat pada aturan islam. Gerakan hijrah memiliki maksud menjadikan anak muda dekat dengan Al-Quran, shalat tepat waktu, giat mencari ilmu agama dan menebarkan syiar Islam melalui platformmedia sosial. Dalam aktivitasnya, anggota Shift terdiri dari berbagai anak muda dengan beragam golongan, seperti komunitas motor, skuter, skateboarder di sekitar Kota Bandung. Terlepas dari identitasnya sebagai pemuda pada umumnya, dengan keikutsertaan dalam gerakan hijrah ini adanya konstruksi identitas dan pembingkaian kultural mereka menjadi pemuda gaul namun taat dalam beragama.

The religiosity of Hijrah adolescence in Muslimah Aceh Fillah Community Aceh Tamiang Indonesia

“…The interview was naturalistic interviews, interviewing speakers conducted informally in talking or chatting with various open questions to find the in-depth and complete information to answer the research questions (Nazir, 1999). The documentation collected written materials or objects related to a particular event or activity (Suprayogo &Tobroni, 2003). Then the data is analyzed with techniques developed by Miles &Huberman ( 2007) through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion or verification.…”

Media dan Hibrid Identitas Keagamaan di Era Digital

“…Sebagaimana dalam penelitian Widhana menyebutkan gerakan hijrah yang masif dilakukan oleh generasi millennial disebabkan karena popularitas ragam paham Islam (Salafi, Wahabi, Tahriri, dll), menggunakan akses internet dan media sosial untuk mencari literatur Islam populer. 38 Identitas keislaman yang banyak tersebar di media Online, marak mengajak pada gerakan hijrah, didukung dengan ceramah mereka yang ringan dan kekinian membuat banyak generasi millennial dan generasi Z untuk gabung dalam gerakan hijrah tersebut. Media sosial menjadi alternatif untuk menyebarkan paham tentang hijrah, bisa dengan membuat akun di media sosial sebagai wadah untuk menjelaskan tentang Islam dari berbagai hal, sehingga digital native tertarik untuk melakukan perubahan diri melalui konten islami di media sosial.…”

Fenomena Cyber Religion sebagai Ekspresi Keberagamaan di Internet pada Komunitas Shift (Cyber Religion Phenomenon as a Religious Expression on the Internet in the Shift Community)

“…Kajian online tersebut bukan tanpa alasan, metode ini juga dilakukan agar generasi muda yang berada di luar Bandung dan ingin mengikuti kajian Shift tidak perlu lagi jauh-jauh untuk datang ke Bandung. Selain itu bagi yang ketinggalan mengikuti kajian juga bisa menonton disaat waktu luang tanpa terikat waktu dan tempat (Zahara, Wildan, & Komariah, 2020).…”

“…Hal ini selaras dengan pendapat Merrill yang beranggapan bahwa para komunitas Shift setelah menonton kajian tersebut merasakan ketengan dalam diri, lebih giat dalam beribadah, perubahaan perilaku menjadi lebih baik dan kembali pada kaidah keislaman. Sehingga, Gerakan Pemuda Hijrah melalui Shift Media memainkan peranan positif dalam aspek gerakan sosial yang difasilitasi media social (Zahara et al, 2020).…”