2016
DOI: 10.24176/perseptual.v1i1.1077
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Konflik Peran Ganda Pada Guru Wanita Di Kabupaten Halmahera Barat

Abstract: Memiliki peran ganda membuat wanita berpeluang besar mengalami konflik. Dukungan sosial suami diharapkan menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi atau bahkan mengatasi konflik peran ganda. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi negatif antara dukungan sosial suami dengan konflik peran ganda. Metode pengumpulan data menggunakan metode skala, yang terdiri dari skala dukungan sosial suami yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh James S. House (1987) (α = 0.878) dan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

1
0
0
6

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
1
0
0
6
Order By: Relevance
“…Then, the results showed that husband's social support plays a role in mom-shaming conflicts experienced by mothers in Malang City who have double roles, such as being a mother and being a wife. This is in line with Julianty and Prasetya [33]. They found that there is a negative relationship between husband's social support and women's dual role conflict, namely women who play a role as mothers, wives and workers.…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 81%
“…Then, the results showed that husband's social support plays a role in mom-shaming conflicts experienced by mothers in Malang City who have double roles, such as being a mother and being a wife. This is in line with Julianty and Prasetya [33]. They found that there is a negative relationship between husband's social support and women's dual role conflict, namely women who play a role as mothers, wives and workers.…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 81%
“…Selain itu, tuntutan utama guru wanita di masa pandemi seperti saat ini yaitu mengatur peran dari keluarga seperti tanggung jawab dirinya sebagai istri dan ibu bagi anakanaknya di rumah dapat berjalan maksimal (Julianty & Prasetya, 2016). Wanita yang bekerja mengutamakan pekerjaan maka wanita bisa mengorbankan banyak hal untuk keluarga dan begitu pun sebaliknya jika wanita lebih mengutamakan keluarga maka wanita ini akan menurunkan kinerjanya dalam melakukan tugas pekerjaan wajibnya, inilah gambaran yang dapat disebut dengan konflik peran ganda (Rahmayati, 2020).…”
Section: Latar Belakangunclassified
“…Beratnya tuntutan guru sekolah dasar di sekolah serta adanya tuntutan di rumah, dapat menimbulkan adanya tekanan bagi guru tersebut (Julianty & Prasetya, 2016). Maka dari itu, untuk dapat menyelesaikan tuntutan dalam pekerjaannya, setiap guru diharapkan dapat mengatur keseimbangan peran antara pekerjaan rumah tangga dan tugas profesi guru (Chusniatun, Kuswardhani & Suwandi 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Maka dari itu, untuk dapat menyelesaikan tuntutan dalam pekerjaannya, setiap guru diharapkan dapat mengatur keseimbangan peran antara pekerjaan rumah tangga dan tugas profesi guru (Chusniatun, Kuswardhani & Suwandi 2014). Ketidakmampuan guru dalam mengatur keseimbangan peran berpotensi untuk menimbulkan konflik diantara kedua peran atau yang kerap kali disebut sebagai konflik peran ganda (Julianty & Prasetya, 2016). Seseorang dapat dikatakan mengalami konflik peran ganda ketika orang tersebut mengalami suatu ketegangan dalam menjalani peran pekerjaan dan peran dalam keluarganya (Almasitoh, 2011).…”
Section: Pendahuluanunclassified