Hubungan Antara Lama Hari Rawat Dengan Antrian Masuk Rumah Sakit Pada Pasien BPJS Di Rs. Islam Jemursari Surabaya

Abstract

Since January to December, visits BPJS patients in Jemursari Islamic hospital increased average of 241 patients per month. On 27 December 2014 have an survey with ten BPJS patiens who 80% must waiting for the room. The purpose of this research is to find out the relation of the inpatiets waiting list with the long of BPJS inpatient who was gived the treatment in Jemursari Islamic hospital Surabaya. The design is cross-sectional analytic probability sampling is simple random sampling . The population of inpatient in Islamic hospital Surabaya are 181 people, for sample are 73 BPJS patients hospitalized in Jemursari Islamic Hospital Surabaya , being 73 ALOS of BPJS patients secondary data taken from medical records. The independent variable is the long of stay with instument is the secondary data from medical record and the dependent variable of the queue inpatient with the research instrument using questioner. The results showed long of stay or BPJS patient ALOS majority (74.0 %) patients were not standardized , and almost all (85.0 %) BPJS patients queuing to enter the hospital. The Fisher's Exact Test statistical shows that p = 0,029 and p < a =0,05 means H0 is rejected, there is relationship long of stay with the queue BPJS patient in Jemursari islamic Hospital Surabaya The conclusion of this research is if the long of stay not standard with the queue of BPJS patient is getting more. Because of the reason, the hospital is expected to more optimalizing the long of stay of inpatient or give more bed.

Analisis Kebutuhan Tempat Tidur Di Bangsal Merak RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2022-2024

“…Semakin lama hari perawatan maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama sembuhnya), tetapi di lihat dari segi ekonomis, semakin lama nilai berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus di bayar oleh pasien kepada pihak rumah sakit [7] . Selain itu jika lama hari rawat tidak standar maka pasien antri semakin banyak [8] . Berdasarkan tabel 6 bangsal Merak Dasar jika mengacu pada tahun 2019 berjumlah 33 mengakibatkan BOR terlalu tinggi maka harus dilakukan penambahan tempat tidur, sedangkan jika melihat prediksi pada tahun 2022-2024 prediksi tempat tidur lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kapasistas tempat tidur sehingga tidak diperlukan penambahan tempat tidur.…”

Analisis Average Length Of Stay Pasien Typhoid Fever di RSUD Harapan Doa Kota Bengkulu

“…Hal ini sejalan dengan Widiantari (2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa untuk pasien umum, apabila nilai AvLOS-nya tinggi maka akan berdampak pada biaya perawatan yang harus ditanggung oleh penderita, dimana semakin lama dirawat maka akan semakin banyak biaya perawatan yang harus ditanggung. Hal ini berbanding terbalik dengan Ekawati (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa lama dirawat pasien BPJS-Kesehatan tidak ditentukan berdasarkan lama dia menginap melainkan mengacu pada diagnosa. Semakin lama pasien dirawat tidak akan menambah paket biaya pasien BPJS walaupun diagnosa sesuai sistem INA-CBG's (Indonesia Case Base Group`s), maka hal ini akan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit.…”

Proyeksi Admisi Rawat Inap Dan Kebutuhan Tempat Tidur di Rumah Sakit an Puskesmas dalam Universal Health Coverage Di Indonesia

“…Dalam kaitannya dengan rawat inap, jika lama hari rawat tidak standar maka pasien BPJS antri semakin banyak. Oleh sebab rumah sakit lebih mengoptimalkan lama hari rawat pasien atau menambah tempat tidur (Ekawati and Afridah, 2018). Lama hari rawatu utamanya untuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, dan kusta.…”